Menemukan dan kehilangan secara bersamaan bukanlah hal yang menyenangkan untuk dirasakan. Perasaan bahagia karena berhasil menemukan keberadaan Ibunya yang telah menghilang selama lebih dari dua tahun kini berganti menjadi sebuah perasaan hampa karena Ara juga kehilangan sosok Kakak lelakinya— Kim Namjoon. Ara tak pernah menyangka bahwa ia tak menemukan sosok Namjoon disaat ia berhasil menemukan sosok Ibunya. Harapannya untuk bertemu dengan keduanya dalam keadaan sama pupus dalam sekejap setelah mendengar penuturan Ibunya kemarin. Namjoon telah tiada.
Tanpa menghilangkan kesempatan yang ada, Ara tetap membawa Ibunya untuk tinggal di Seoul. Bahkan gadis tersebut membelikan sebuah rumah yang tidak bisa dikatakan sederhana bagi Nyonya Kim. Namun sekali lagi, Ara hanya ingin membuat kehidupannya jauh lebih baik seperti sebelum Ibunya pergi dari rumah. Ia hanya sedang berusaha menjadi anak yang baik mengingat sekarang hanya ia lah yang Ibunya miliki. Beruntung Nyonya Kim menuruti apa permintaan anak gadisnya dan tinggal di sebuah rumah pemberian Ara.
Ara meneguk kaleng bir kelimanya dengan santai tanpa memikirkan soal kepalanya yang kini terasa sangat berat dan pening secara bersamaan. Ara sadar betul bahwa tidak seharusnya ia minum di saat jam kerja, terlebih didalam lingkungan kantor. Namun ia hanya ingin mengosongkan isi kepalanya sejenak untuk kembali fokus pada pekerjaannya yang menumpuk dengan menggunakan cairan keras tersebut. Ara menggelengkan kepalanya sejenak untuk mengumpulkan seluruh kesadarannya yang mulai tersebar entah kemana. Mengapa ia mabuk hanya karena kaleng kelima?
Ara tak bisa berhenti memikirkan soal Namjoon. Kemarin setelah mengetahui bahwa Namjoon telah tiada melalui ibunya, Ara langsung mengunjungi sebuah danau yang mana menjadi tempat dimana abu Namjoon disebar. Air matanya tak berhenti mengalir kemarin karena ia merasa sangat kehilangan, ditambah ia belum sempat bertemu dengan Namjoon dan menyampaikan seluruh rasa rindunya pada pria berlesung pipi tersebut. Namun sekarang ia harus kembali menjalani kehidupannya seperti biasa— bekerja demi sosok Ayahnya yang masih memperjuangkan kehidupannya.
Ara kembali teringat dengan Ibunya yang tinggal sendiri di rumah yang ia berikan pada Ibunya. Tentu saja rumah itu sudah sempat Ara beli sebelumnya untuk ia jadikan sebagai tempat melarikan diri jika suatu saat ia merasa lelah dengan kehidupannya. Sekarang rumahnya itu ia berikan pada Ibunya dan beruntung ia sudah mengisi seluruh perabotan dan juga keperluan untuk Ibunya selama tinggal disana. Mulai sekarang ia akan mengurus Ibunya dengan sangat baik dan menjamin kehidupan Ibunya agar tetap bahagia. Mungkin malam ini ia harus menginap disana untuk menuntaskan rasa rindunya.
Suara pintu terketuk terdengar di indera pendengaran Ara. Menoleh kearah pintu dengan cepat, ia merasa kebingungan karena ia tak memiliki janji dengan siapapun sore ini. Lantas ia segera bangkit dengan sedikit terhuyung karena efek minuman birnya. Tangannya mulai mengambil lima kaleng bir yang telah kosong dan memasukkannya kedalam plastik untuk ia sembunyikan. Akan menjadi pembicaraan hangat jika orang - orang tahu bahwa calon pemimpin perusahaan Kim justru mabuk didalam kantornya sendiri.
"Masuk." Perintah Ara pada seseorang diluar sana setelah ia kembali duduk di kursi putarnya dan membenarkan rambutnya yang sempat berantakan.
Tuan Choi masuk kedalam ruangan yang disusul oleh seorang pria bersurai hitam yang sempat Ara temui beberapa hari yang lalu di sebuah restoran berbintang. Ara menajamkan penglihatannya untuk memastikan bahwa pria yang ada dibelakang Tuan Choi saat ini adalah Kim Taehyung. Dan rupanya benar, Kim Taehyung berdiri disana dengan senyuman tipisnya.
"Nona Kim, Tuan Kim ingin bertemu dengan anda." Ujar Tuan Choi sambil menatap kearah Ara dengan ragu. Sebelumnya Ara pernah berpesan pada Tuan Choi untuk tidak membawa siapapun untuk bertemu dengannya sebelum memiliki janji terlebih dahulu.
"Tuan Choi bisa keluar." Tuan Choi mengangguk sekali dan mulai melangkahkan kedua kakinya untuk keluar dari ruangan Nona Mudanya.
Pintu ruangan kembali tertutup dengan rapat setelah Tuan Choi menutupnya dari luar. Sebenarnya Ara tak suka jika ada seseorang yang ingin bertemu dengannya secara mendadak seperti ini. Bukan karena alasan apa, namun ia juga memiliki kegiatan dan kesibukan sendiri sehingga ia harus benar - benar meluangkan waktunya jika memang ia harus bertemu dengan seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
THAT WINTER✔️
Fanfiction"Aku tak pernah bercanda dengan kalimatku. Aku akan menikahimu secepatnya dan musim dingin adalah pilihanku." Kim Ara tak pernah menyangka bahwa kalimat itu akan terucap dari bibir manis milik Kim Taehyung. [M] -prettyprasetya.