22 - Back To December.

31 4 0
                                    

Park Jimin tak pernah berusaha untuk mengabaikan seluruh perbincangan yang ia dengar secara tak sengaja di kalangan karyawan kantornya beberapa hari ini. Apa yang selalu ia dengar dari mulut para karyawannya berhasil membuatnya berakhir dengan perasaan yang buruk setiap kali ia sampai di ruangan pribadinya. Bukan masalah perusahaan atau gosip tentang para pebisnis yang merupakan musuhnya, melainkan soal Kim Ara— sahabat yang merangkap sekaligus menjadi gadis pujaannya. Hampir satu minggu ini telinganya selalu mendengar hal yang sama dan tentang orang yang sama.

Jimin tersenyum saat beberapa karyawan membungkuk padanya atau menyapanya dengan ramah. Jimin tak mungkin melampiaskan rasa kesalnya pada para karyawannya yang tak bersalah sama sekali meskipun sumber kekesalannya justru berasal dari para karyawannya sendiri. Jimin semakin mempercepat langkah kedua kakinya untuk masuk ke dalam lift bersamaan dengan karyawan lainnya yang langsung menyingkir untuk memberikan ruang khusus untuk atasannya yang terhormat.

Jimin berjalan saat pintu lift terbuka dengan kedua tangan berada di dalam saku celana. Tangannya mulai membuka kenop pintu ruangannya dan segera menutupnya dari dalam. Jimin menghela nafas panjang dan mulai melangkah kearah jendela besar yang memperlihatkan pemandangan Seoul dari lantai atas gedungnya. Matanya memperhatikan pemandangan yang ada dihadapan matanya saat ini, namun pikirannya justru berlarian tak tentu arah. Semuanya berantakan dan perasaannya semakin memburuk setelah kembali mengingat topik pembicaraan apa yang sedang hangat untuk dibahas oleh para karyawannya.

Pikirannya kembali melayang pada sosok Kim Ara yang sudah beberapa akhir ini jarang ia temui karena kesibukan yang selalu menyita banyak waktunya. Rumor tentang hubungan yang terjalin antara sahabatnya dan Kim Taehyung sudah menyebar ke seluruh masyarakat dan menjadi topik nomor satu yang sedang panas di Korea Selatan. Jimin tentu pernah membaca salah satu artikel yang membahas tentang sahabatnya yang telah menjalin hubungan dengan pria Kim itu. Namun tentu saja Jimin mencoba untuk bersikap biasa saja karena bagaimanapun ia yang telah membantu Ara untuk menyadari perasaannya pada Taehyung.

Bohong jika Jimin berkata bahwa hatinya tak merasakan sakit apapun setelah mengetahui kabar tersebut. Gadis pujaan yang telah ia puja selama bertahun - tahun lamanya telah menemukan sosok pria yang berhasil menggantikan sosok mendiang kekasih sebelumnya. Bahkan Jimin tak pernah menyangka jika pada akhirnya Ara mau menerima Taehyung dan memutuskan untuk melupakan sosok Seokjin yang selama ini telah mengunci hati gadis tersebut selama tiga tahun lamanya. Untuk yang kedua kalinya, Jimin mengalah dan membiarkan gadis pujaannya memilih pria lain selain dirinya.

Suara ketukan pintu berhasil menarik kesadaran Jimin yang sempat melayang. Belum sempat Jimin memerintahkan seseorang diluar sana untuk masuk, sosok Min Yoongi sudah membuka pintunya terlebih dahulu dan memunculkan sosoknya dibalik pintu kayu. Jimin tersenyum dan memilih untuk duduk di sofa saat Yoongi juga langsung mendaratkan tubuhnya diatas sofa tanpa perlu disuruh terlebih dulu. Jarang sekali pria berkulit pucat itu mendatanginya di kantor seperti ini mengingat bagaimana sibuknya pria tersebut.

"Kau sudah mendengar beritanya?" Jimin menolehkan kepalanya kearah Yoongi dan mengangguk, mengerti betul kearah mana pertanyaan Yoongi barusan.

"Sepertinya mereka berdua cocok." Balas Jimin sambil menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa dengan nyaman.

"Bahkan Taehyung bisa menggantikan posisi Seokjin. Bukankah itu hal yang luar biasa?"

Jimin mengangguk, "Pria itu memiliki sesuatu yang berhasil membuat Ara takluk." Lanjutnya menambahkan. Tentu saja sesuatu yang ia maksud adalah sesuatu yang tak ia miliki.

Yoongi bangkit dari sofa dan beralih kearah lemari pendingin yang memang disediakan di ruangan Jimin. Mengambil satu kaleng soda dingin dan membukanya hingga terdengar suara khas soda yang terbuka. Meneguknya dengan perlahan, Yoongi kembali menatap kearah Jimin yang terlihat seperti seorang pria yang putus asa hanya karena cinta.

THAT WINTER✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang