33 - First Fight.

36 3 0
                                    

Ara melambaikan tangannya pada Jimin sebelum pria tersebut pergi meninggalkan rumahnya setelah mengantarnya pulang. Setelah memastikan bahwa mobil Jimin menghilang dibalik tikungan jalan, Ara menghela nafas dan segera masuk ke dalam rumahnya. Tubuhnya merasa sangat lelah hari ini karena beraktivitas selama seharian penuh tanpa istrahat. Bahkan Ara sendiri tak yakin jika setelah ini ia masih memiliki kekuatan untuk membersihkan wajahnya dari riasan atau sekedar mengganti pakaiannya. Kemudian langkahnya terhenti ketika menemukan mobil Taehyung yang terparkir di depan garasi rumahnya. Ara pun dilanda panik dan segera berjalan cepat untuk masuk ke dalam rumahnya, namun ia tak menemukan siapapun.

Ara memutuskan untuk naik ke lantai atas menuju ke kamarnya karena kemungkinan Taehyung sedang berada disana entah sejak kapan. Dan benar saja, Taehyung sedang berdiri tepat di depan pintu kamarnya dengan kedua tangan yang terlipat di depan dada, menatapnya dengan datar tanpa ekspresi apapun. Ara mengusap tengkuknya yang seketika merasa merinding hanya karena melihat tatapan tajam dari kekasihnya itu.

"Taehyung, sejak kapan kau disini?" Tanya Ara berhati - hati karena sejujurnya ia merasa takut melihat Taehyung yang seperti ini— terlihat marah namun terlalu tenang untuk mengekspresikannya.

"Masuk ke dalam." Perintah Taehyung dengan singkat dan nadanya menusuk sebelum masuk ke dalam kamar.

Ara menggigit bibir bawahnya karena merasa gugup setengah mati. Ia merasa bahwa ia tertangkap basah sedang berselingkuh dengan pria lain, meskipun bukan itu kenyataannya. Pintu kembali tertutup dengan rapat, namun Taehyung masih berdiri di dekat kasur dengan posisi tangan yang sama dan juga ekspresi yang sama. Ara menaruh tasnya keatas meja dan berdiam diri di tempatnya dengan kepala menunduk, tak berani mengatakan apapun. Ia terlihat seperti anak kecil yang sedang dihukum karena telah berbuat nakal.

"Tak ingin mengatakan sesuatu?" Suara Taehyung berhasil membuat Ara sedikit terlonjak karena terkejut.

Ara memejamkan matanya beberapa saat sebelum menghela nafas pasrah, "Maafkan aku jika aku tak memberimu kabar. Orang tua Jimin mengajakku untuk makan malam bersama dan aku tak bisa menolak mereka karena mereka sudah kuanggap sebagai orang tuaku sendiri." Lanjutnya panjang lebar tanpa jeda dengan harapan Taehyung mau mengerti.

"Sayang, berhenti membuatku cemas. Kau bisa memberitahuku terlebih dulu dan aku akan mengijinkanmu pergi."

Perlahan Ara mengangkat kepalanya setelah mendengar suara Taehyung mulai terdengar lembut dari sebelumnya. Ekspresi Taehyung saat ini memperlihatkan bagaimana cemasnya pria tersebut jika tak diberi kabar apapun. Kini Ara mulai merasa bersalah karena telah membuat kekasihnya cemas untuk kesekian kalinya.

"Kau mudah cemburu. Aku hanya takut jika kau tak mengijinkanku pergi dan di sisi lain aku tak ingin menolak ajakan orang tua Jimin. Maafkan aku." Ara semakin menunduk lebih dalam karena merasa bersalah setiap melihat ekspresi cemas Taehyung.

Taehyung menghela nafas panjang dan berjalan mendekat kearah Ara. Tangannya mulai mengangkat dagu gadisnya sehingga kedua mata mereka bertemu dalam satu titik yang sama. Taehyung perlahan menarik dagu gadisnya untuk mendekat dan bibir mereka pun bertemu. Taehyung tak suka dibuat cemas karena tak mendapatkan kabar dari gadisnya selama seharian. Taehyung terus melumat bibir manis gadisnya yang sudah menjadi candu tersendiri untuknya.

Taehyung melepas ciumannya, "Aku tak suka dibuat cemas karena memikirkanmu." Ujarnya dengan nada rendah dan matanya masih memperhatikan bibir gadisnya yang basah karena ulahnya barusan.

"Maafkan aku, Taehyung." Ujar Ara meminta maaf sekali lagi.

Taehyung mengecup sejenak bibir gadisnya dan tersenyum, "Sekarang pergi tidur. Aku akan disini bersamamu. Ganti pakaianmu dan bersihkan wajahmu."

THAT WINTER✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang