EPILOGUE.

61 4 0
                                    

Musim dingin tahun ini berbeda dari musim dingin tahun - tahun sebelumnya. Salju yang turun hari ini tidak begitu lebat, namun suasana dingin masih sangat terasa karena suhu yang cukup rendah. Namun bagi beberapa orang, bukan dingin yang mereka rasakan, melainkan kehangatan. Salah satu gereja tampak ramai oleh para pengunjung dengan pakaian formal mereka masing - masing. Senyuman bahagia terlihat di wajah mereka semua. Musim dingin terlihat hangat saat melihat senyuman mereka semua yang hadir.

Di salah satu ruangan yang terpisah dari gereja, sosok pengantin wanita yang cantik tampak gugup. Kim Ara duduk diatas kursi seorang diri, kedua kakinya tak berhenti bergerak, dan jari - jarinya saling bertautan-- kebiasaannya saat gugup. Ruangan mendadak terasa panas untuknya. Hari ini adalah hari pernikahannya dan ada banyak macam perasaan yang ia rasakan saat ini, namun gugup lah yang paling mendominasi. Menoleh kesana kemari, ia tak menemukan siapapun selain dirinya sendiri. Ara tak tahu siapa saja yang sudah datang untuk menyaksikan upacara pernikahannya hari ini. Bahkan ia belum bertemu dengan ibunya sejak tadi.

Ara memejamkan kedua matanya dan menarik nafas panjang sebelum menghembuskannya perlahan, mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri. Kedua matanya terbuka saat telinganya mendengar suara ketukan sepatu pantofel. Saat menoleh kearah samping, ia menemukan sosok Jimin. Jimin terlihat sangat tampan hari ini dengan memakai tuxedo hitam. Rambutnya ditata rapi, menambah kesan berwibawa pada pria itu. Ara tersenyum saat Jimin tersenyum padanya sebelum berdiri disebelahnya, menatapnya melalui cermin yang ada dihadapannya saat ini.

"Cantik." Gumam Jimin dengan senyuman tipis. "Sayangnya bukan calon istriku." Lanjutnya dengan kekehan kecil karena baru saja mengatakan sesuatu yang konyol untuk didengar.

"Aku sangat gugup." Ujar Ara dengan suara pelan namun masih didengar jelas oleh Jimin.

Jimin tersenyum dan berlutut dihadapan sang pengantin wanita sekaligus sahabatnya itu. Tangannya mulai menggenggam kedua tangan cantik Ara sebelum mengusapnya perlahan, memberikan sebuah ketenangan yang gadis itu butuhkan saat ini. Sebenarnya Jimin juga gugup karena ia berhadapan dengan gadis yang pernah ia cintai dengan balutan gaun pengantin. Gadis yang selalu ia harapkan untuk menjadi istrinya.

"Hari ini adalah hari yang kau tunggu. Setiap orang yang akan menikah jelas akan merasa gugup karena pernikahan adalah awal dari semuanya. Aku disini ada untukmu, menggantikan Namjoon yang seharusnya mengantarkanmu ke altar. Aku ingin kau menjadi Kim Ara yang terbaik didepan nanti."

Mendengar kata Namjoon, Ara mendadak menjadi sedih karena harusnya kakaknya lah yang bertugas mengantarkannya ke altar. Tuhan memiliki jalan sendiri. Jimin adalah sosok yang akan mengantarkannya ke altar hari ini, menggantikan Namjoon yang sudah tiada.

Ara menolehkan kepalanya kearah pintu masuk saat melihat seorang pria yang menjadi pengurus acara hari ini datang. "Acaranya sudah mulai. Kalian bisa keluar sekarang." Ujar pria tersebut sebelum pergi.

Jimin bangkit dari posisinya dan menggenggam salah satu tangan Ara dengan erat. Senyuman manisnya selalu ia berikan untuk membuat gadis itu tenang. "Ayo, aku akan mengantarmu untuk bertemu dengan calon suamimu." Kata Jimin yang direspon anggukan kepala dari Ara.

Ara menghela nafas sekali lagi dan mengalungkan satu tangannya di lengan Jimin, dan satu tangannya lagi memegang sebuah bunga yang cantik. Sebuah mahkota indah berdiri diatas kepalanya, membuatnya terlihat seperti seorang ratu dalam cerita dongeng. Kedua kakinya mulai melangkah bersama Jimin menuju ke altar.

Di sisi lain, Kim Taehyung sudah berdiri di altar bersama seorang pendeta yang bertugas. Berulang kali ia menggigit bibirnya sendiri karena gugup setengah mati. Ada banyak keluarga, saudara, dan teman yang duduk dihadapannya, menanti kehadiran sang pengantin wanita yang mana merupakan calon istrinya. Taehyung bahkan harus mengatur nafasnya berulang kali karena merasa tak siap untuk bertemu dengan calon istrinya.

THAT WINTER✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang