38 - Learn To Let Go.

35 3 0
                                    

Min Yoongi benar - benar dibuat bingung saat ini karena memikirkan salah satu sahabatnya yang bernama Park Jimin. Kedua kakinya sudah melangkah kesana kemari tepat di depan pintu ruangan pribadi Jimin yang masih tertutup dengan rapat. Ini sudah ketiga kalinya ia melakukan hal yang sama seperti ini setiap kali ia hendak menemui Jimin di ruangannya. Katakan Yoongi adalah orang tak suka ambil pusing dan bisa saja ia segera masuk ke dalam ruangan Jimin saat ini, namun sebuah undangan yang ia genggam membuatnya berpikir lagi dan lagi untuk mengambil langkah yang tepat sebelum masuk ke dalam ruangan Jimin. Wajahnya tampak gusar sambil sesekali memperhatikan undangan yang sedang ia genggam.

Pada akhirnya Yoongi memutuskan untuk segera masuk ke dalam ruangan Jimin tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Jimin yang sedang sibuk dengan laptopnya langsung terkejut ketika menemukan sosok Yoongi yang masuk ke dalam ruangannya tanpa sebuah ketukan apapun. Jimin segera menghembuskan nafas panjangnya dan mengusap dadanya dengan pelan, namun matanya menatap kearah Yoongi dengan tajam. Yoongi jelas memperhatikan tatapan itu, namun ia mengabaikan tatapan Jimin dan memilih untuk menaruh undangan yang sejak tadi ia genggam ke atas meja Jimin, tepat di hadapan pria tersebut.

Jimin yang melihat sebuah undangan di atas mejanya lantas menatap Yoongi dengan kebingungan, "Undangan?" Tanyanya yang langsung mendapat anggukan kepala dari Yoongi.

Jimin yang mulai merasa penasaran pun memutuskan untuk mengambil undangan tersebut dan membukanya secara perlahan. Yoongi pun ikut merasa was - was dan terus melirik kearah wajah Jimin jika saja pria tersebut memberikan ekspresi lain setelah undangan tersebut terbuka. Yoongi menggigit bibir bawahnya ketika Jimin berhasil membuka undangan tersebut dan membaca apapun yang ada disana dengan perlahan.

Namun kemudian Yoongi dibuat heran karena Jimin mendadak tertawa lemah seperti menyimpan sebuah rasa sakit. Tentu saja Yoongi tahu itu karena Jimin baru saja membaca undangan pernikahan Ara— gadis pujaan sekaligus sahabat pria tersebut. Jimin menaruh undangannya dan kembali tertawa sambil memejamkan kedua matanya. Jimin tertawa atas rasa sakit yang sedang ia rasakan saat ini.

"Jadi berita itu benar? Ara akan menikah dengan Taehyung?" Tanya Jimin tanpa membuka kedua matanya untuk menatap Yoongi.

"Ya, mereka akan menikah lusa." Jawab Yoongi dengan singkat sambil terus memperhatikan wajah Jimin.

Jimin tahu bahwa banyak karyawan kantornya yang sering bergosip tentang kabar hubungan Ara dengan Taehyung. Bahkan banyak pihak media yang terang - terangan telah memberikan sebuah berita tentang pertunangan mereka berdua. Hanya saja Jimin mengabaikan semua itu dan berpikir jika semuanya hanyalah hoax karena ia belum mendapatkan bukti apapun. Namun sepertinya undangan yang baru saja ia dapat sudah menjadi bukti paling kuat bahwa sebentar lagi ia harus benar - benar melepaskan Ara untuk pria lain yang mana bukan dirinya.

Dengan kedua mata yang masih tertutup, Jimin mengeluarkan air matanya tanpa sebuah suara. Yoongi yang melihat Jimin menangis untuk sosok wanita pun hanya menghela nafas panjang. Jimin terlalu dibutakan oleh perasaannya untuk Ara dimana seharusnya ia sadar bahwa hubungan mereka hanyalah sekedar sahabat. Yoongi berjalan mendekat kearah kursi Jimin dan menepuk pundak pria tersebut, mencoba untuk menguatkan. Bagaimanapun juga Jimin tak bisa disalahkan atas perasaan yang ia miliki dan Yoongi mengerti semua itu dengan baik.

"Mungkin ini saatnya kau harus benar - benar melepaskan Ara demi kebahagiaannya." Ujar Yoongi dengan pelan, berhati - hati jika saja kalimatnya menyinggung perasaan Jimin.

Jimin membuka kedua matanya yang basah karena air mata dan menatap undangan yang ada diatas meja. Perasaannya memang sakit karena adanya undangan tersebut, itu berarti pertanda bahwa ia harus menghentikan seluruh perasaannya untuk Ara saat itu juga. Gadis pujaannya akan segera menikah disaat ia sendiri belum sempat mengutarakan apapun tentang perasaannya dengan jujur.

THAT WINTER✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang