30 - Jung Hoseok.

20 3 0
                                    

Seoul sore ini cukup padat oleh kendaraan yang memenuhi jalanan. Ara menghembuskan nafas panjangnya setelah merasa bosan karena telah dikepung oleh kemacetan selama hampir sepuluh menit lamanya. Entah apa yang terjadi di depan sana, Ara tak tahu dan lebih memilih untuk tetap menunggu di dalam mobil. Ia mengangkat pergelangan tangannya dan melirik kearah jam tangannya yang telah menunjukkan pukul lima sore. Mobilnya harus segera berjalan karena ia harus menemui seseorang sore ini dan sialnya saat ini Tuan Choi sedang tak bersamanya karena permintaannya sendiri. Jika saja ada Tuan Choi, maka Tuan Choi akan mencarikan jalan lain dimana mobilnya tak harus berada dalam situasi macet seperti ini.

Beberapa menit kemudian, mobil didepannya pun berjalan dan Ara segera melajukan mobilnya tanpa menunggu lebih lama lagi. Tempat tujuannya sore ini sebenarnya tak begitu jauh dari posisinya sekarang, dan mungkin seseorang telah menunggunya sejak beberapa menit yang lalu. Ara kembali bernafas lega setelah jalanan kembali normal dan rupanya penyebab kemacetan panjang itu adalah adanya perbaikan jalan. Ara menambah kecepatan laju mobilnya supaya lebih cepat sampai di tempat tujuan.

Kedai kopi sederhana menjadi tempat tujuannya sore ini. Setelah menepikan mobil, Ara segera turun dari mobil dan masuk ke dalam kedai tersebut. Aroma kopi yang khas, bercampur dengan aroma kue - kue manis memanjakan indera penciumannya. Ia segera memesan secangkir kopi hangat untuk menemaninya kali ini sekaligus membayarnya. Kemudian ia mengalihkan pandangannya menelusuri seluruh penjuru kedai untuk mencari seseorang dan rupanya orang tersebut telah duduk di ujung kedai dekat jendela.

"Jung Hoseok?" Ujar Ara memanggil nama seorang pria yang kini langsung memutar kepala menghadap kearahnya.

"Kim Ara? Duduklah." Pria bernama Jung Hoseok tersebut menarik salah satu kursi dan Ara pun duduk disana, berhadapan dengan pria tersebut.

Ara tersenyum menatap pria yang kini sedang duduk berhadapan dengannya. Jung Hoseok adalah salah satu sahabat terdekat mendiang Seokjin yang sudah seperti keluarga kandung sendiri. Tentu saja Hoseok mengenal Ara yang mana merupakan kekasih sahabatnya. Tak ada yang berubah dari pria tersebut, hanya warna rambutnya saja yang berbeda kali ini, semuanya masih sama.

"Lama tak berjumpa. Bagaimana kabarmu?" Tanya Hoseok sambil menatap kedua mata Ara tanpa menghilangkan senyumannya.

Ara mengangguk, "Aku baik. Kau sendiri?" Tanya Ara balik sebagai awal dari pertemuan mereka setelah sekian lama.

"Aku juga baik. Senang bertemu denganmu lagi."

Seorang pelayan datang membawakan pesanan milik Ara— secangkir kopi hangat. Ara pun segera mengucapkan terima kasih sebelum pelayan tersebut meninggalkan meja mereka berdua. Ara menyesap sedikit kopinya yang masih hangat hingga kepulan asap terlihat diatas cangkirnya. Kemudian matanya kembali menatap kearah Hoseok yang sejak tadi tak pernah menghilangkan senyumannya dan itulah yang membuat Ara tak canggung sama sekali meskipun mereka sudah sangat lama tak saling bertemu.

Pertemuan terakhir mereka adalah ketika berada di rumah sakit saat dokter berkata bahwa Seokjin telah tiada. Hoseok saat itu sama hancurnya seperti Ara ketika mendapatkan kabar tersebut. Hoseok pun tak mengikuti acara kremasi dan membiarkan Ara yang menaburkan abunya di suatu tempat. Ara tahu betul bagaimana hubungan persahabatan yang Hoseok miliki dengan mendiang kekasihnya.

"Kau terlihat lebih dewasa sekarang. Apakah menjadi seorang pemimpin perusahaan mengubah banyak hal darimu? Atau ini hanya perasaanku saja?"

Ara tertawa kecil, "Entahlah. Menjadi seorang pemimpin perusahaan membuatku harus merubah diri sampai seperti ini. Ada reputasi yang harus dijaga." Lanjutnya yang dibalas anggukan setuju oleh Hoseok.

"Aku turut berduka atas kepergian Ayahmu. Maaf aku tak sempat datang karena saat itu aku sedang ditugaskan di Jepang."

Hoseok adalah seorang dokter umum yang sangat baik dan ramah. Memang saat kepergian Ayah Ara, Hoseok mengetahui kabar itu dan masih belum sempat untuk pulang ke Korea karena tugas wajibnya di Jepang. Ara pun tak pernah mempermasalahkan hal tersebut karena bagaimanapun pekerjaan Hoseok adalah yang kewajiban utama yang harus dijalankan.

THAT WINTER✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang