THAT WINTER✔️

12 - Save Me.

Suara dentuman musik yang mampu membuat telinga berdengung, aroma alkohol yang menyengat ditambah kepulan asap rokok yang membuat dada terasa sesak, pemandangan kurang menyenangkan untuk dilihat berada dimana - mana, semua itu sudah menjadi hal yang biasa bagi Kim Taehyung. Ia tak lagi merasa risih atau jijik dengan apa yang ada didepan matanya saat ini karena ia sendiri merupakan bagian dari hal itu. Taehyung gemar keluar masuk club hanya untuk minum atau bermain judi.

Namun berbeda dengan malam ini. Taehyung berada di sebuah club ternama seorang diri tanpa hadirnya Jungkook, hanya untuk minum. Entah mengapa sepulang dari kantor dan mengurus tumpukan dokumen yang tiada habisnya, ia mendadak merindukan alkohol. Merindukan bagaimana cairan keras tersebut membuat tenggorokannya panas dan perlahan merusak seluruh sistem tubuhnya. Taehyung tak peduli dengan semua itu karena ia hanya ingin mengosongkan isi kepalanya sejenak.

Seharusnya Taehyung bermain judi malam ini melawan musuhnya yang lain. Hanya saja ia harus menahan hasrat dirinya sendiri untuk bermain judi karena Jungkook yang entah mengapa beberapa hari ini tampak mengurungkan diri. Taehyung tak tahu masalah apa yang sedang dihadapi oleh sahabatnya. Apakah itu yang disebut sebagai sahabat?

Taehyung kembali meneguk minumannya dalam satu kali tegukan. Matanya mulai berkunang, namun ia masih sadar sepenuhnya. Beberapa wanita yang bekerja disana tampak menatapnya dengan tatapan menggoda seakan minta disewa oleh pria tampan seperti Taehyung. Hanya saja Taehyung bukanlah tipe pria yang seperti itu. Ia memang pria nakal yang gemar mabuk dan bermain judi, hanya saja ia tak akan menyentuh wanita murah manapun karena ia tak senakal itu. Untuk kesekian kalinya, Taehyung mengabaikan seluruh wanita yang menurutnya murahan itu.

"Dimana temanmu itu?" Taehyung menoleh kebelakang saat mendengar pertanyaan dari seorang bartender yang berdiri dibalik meja.

"Sedang frustasi." Jawab Taehyung dengan asal kemudian ia tertawa kecil. Bahkan ia belum sempat menghubungi Jungkook hanya untuk sekedar bertanya akan kabar pria tersebut.

Taehyung kembali meneguk minumannya dengan santai seakan tak takut jika nantinya ia akan mabuk berat. Baik di rumah maupun di club, semua tampak membosankan bagi Taehyung. Tak ada yang mengesankan didalam kehidupannya, tak ada warna selain warna hitam yang menyertai kehidupannya. Taehyung lelah akan kehidupannya dan ia hanya ingin beristirahat untuk jangka waktu yang lama atau bahkan selamanya.

Bayangan akan sosok Ibunya kembali melintas di benaknya yang kacau. Perasaan sakit dimana ia harus ditelantarkan saat bayi seakan terus menghantuinya dan ia benci merasakan hal tersebut. Bagaimana mungkin ia dilahirkan dan kemudian dibuang begitu saja? Bahkan jika bukan karena usaha Ayahnya yang sekarang, mungkin untuk selamanya Taehyung tak akan tahu bagaimana sosok Ibu kandungnya itu.

Saat itu Taehyung sedang berjalan menyusuri trotoar yang cukup sepi. Kejadian tersebut terjadi pada saat Taehyung berusia sepuluh tahun, di musim dingin. Taehyung yang saat itu masih belia dan sering merindukan Ibunya tiba - tiba merasa kacau dan marah pada dirinya sendiri. Ia merasa seperti anak yang dibuang karena tak diinginkan oleh kedua orang tuanya. Hal itu membuatnya sangat sakit hingga rasanya ia ingin mati dihadapan kedua orang tuanya.

Namun kemudian hampir terjadi sebuah kecelakaan yang membuat Taehyung sangat terkejut. Sebuah mobil taksi hampir menabrak seorang wanita yang sedang menyeberang jalan. Beberapa orang tampak berkerumun untuk membantu wanita yang sudah terjatuh ke aspal tersebut. Taehyung yang merasa penasaran langsung berlari mendekat kearah kerumunan tersebut untuk melihat kondisi sang korban.

Seorang wanita yang bersurai pendek bangun dari posisinya dengan keadaan gugup karena ia hampir saja ditabrak. Nyawa wanita tersebut hampir melayang jika saja sang pengemudi taksi tak segera menginjak rem dengan cepat. Wanita tersebut mulai berkata bahwa ia baik - baik saja pada orang - orang yang mengerumuninya.