01 - Kim Taehyung?

105 5 0
                                    

Sinar mentari berhasil menembus jendela kamar milik Ara yang masih tertutup oleh tirai. Dengan perlahan, kedua mata gadis tersebut terbuka setelah merasa terganggu karena sinar mentari yang menusuk kedua matanya. Ia mulai menguap dan merentangkan kedua tangannya dengan lebar, merasakan tidurnya yang cukup nyenyak semalam meskipun ia hanya tidur selama lima jam. Ia mulai memposisikan tubuhnya untuk bangkit dari kasur dan segera pergi menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Ada banyak hal yang harus ia kerjakan hari ini dan ia tak akan menunda salah satunya.

Setelah selesai menghabiskan waktu selama satu jam untuk mandi dan mempersiapkan diri, ia pun keluar dari kamarnya untuk segera sarapan. Selepas sarapan ia harus segera ke kantor perusahaan untuk memeriksa beberapa hal yang berkaitan dengan kerja sama antar perusahaan lainnya. Ia harus memastikan semuanya berjalan dengan sempurna tanpa ada kekurangan satu pun.

Sesampainya di ruang makan, ia langsung bertemu dengan Ibu tirinya yang kini tengah menaruh segelas susu keatas meja. Wanita tersebut tersenyum hangat pada Ara seakan ia tengah menyambut anaknya sendiri. Ara tetap dengan ekspresi datarnya dan menarik salah satu kursi yang berjauhan dengan wanita tersebut.

"Kau ingin selai nanas atau cokelat?" Tanya Nyonya Lee dengan lembut tanpa menghilangkan senyumannya sama sekali.

"Aku bisa mengambil sendiri." Ujar Ara dengan nada dingin yang menusuk. Sejak awal ia selalu menolak perhatian yang Nyonya Lee berikan untuknya.

Nyonya Lee hanya bisa terdiam, membiarkan anak tirinya untuk melakukan apapun yang ia mau. Ara mulai mengambil selembar roti dan mengolesinya dengan selai cokelat kesukaannya. Kemudian ia makan dengan tenang tanpa menghiraukan keberadaan Nyonya Lee disana.

"Kau akan ke kantor?" Tanya Nyonya Lee lagi, masih berusaha untuk meluluhkan hati Kim Ara yang sudah sekeras batu.

"Ya." Jawab Ara dengan sangat singkat tanpa menoleh kearah Nyonya Lee sama sekali.

"Sepertinya kau akan menjadi pemimpin perusahaan yang baik seperti Ayahmu."

Ara menghentikan kunyahan mulutnya setelah mendengar ucapan Nyonya Lee. Ia tak suka jika wanita tersebut mulai membahas soal Ayahnya jika mereka sedang berdua seperti ini. Itu semua hanya sebuah pencitraan semata bagi Ara yang enggan untuk menerima kehadiran Nyonya Lee di keluarganya.

"Bisakah kau diam?" Katakan Ara tak bersikap sopan pada Ibu tirinya. Namun sungguh, ia sangat muak dengan akting Nyonya Lee yang sudah ia ketahui sejak awal kemunculannya.

Nyonya Lee tampak membulatkan kedua matanya karena terkejut dengan apa yang Ara baru saja ucapkan. Ia baru saja disuruh diam oleh anak tirinya sendiri yang seharusnya bersikap sopan padanya. Nyonya Lee terkadang merasa ingin marah pada gadis bermarga Kim tersebut, namun ia menahannya dengan sebaik mungkin agar tak terjadi pertengkaran apapun diantara mereka berdua.

"Sampai kapan kau akan membenciku yang kini menjadi Ibumu?" Ara tertawa mendengar ucapan Nyonya Lee. Ibu katanya?

"Haruskah aku mengatakannya lagi padamu bahwa aku tak akan pernah menganggapmu sebagai Ibuku?"

Tepat mengenai sasaran. Nyonya Lee menutup mulutnya dengan sangat rapat karena perkataan Ara menusuk tepat ke jantungnya. Ini sudah kesekian kalinya Ara berkata demikian, namun tetap saja semua itu mengejutkan untuk Nyonya Lee. Bagaimana gadis muda seperti Ara bisa bersikap luar biasa jahat pada orang yang lebih tua.

"Aku tak masalah jika kau tak ingin menganggapku sebagai Ibumu. Tapi setidaknya hargai aku disini. Aku disini untukmu dan Ayahmu. Aku yang akan menjaga dan merawat kalian berdua."

Ara menaruh roti selainya yang baru ia gigit dua kali keatas piring. Selera makannya seketika menghilang setelah Nyonya Lee berani membalas ucapannya. Untuk yang kesekian kalinya ia harus beradu mulut dengan Ibu tirinya itu. Ara menatap Nyonya Lee dengan tajam seakan tatapannya dapat membunuh wanita tersebut saat ini juga.

THAT WINTER✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang