34 - Regret.

28 3 0
                                    

Taehyung mengusap wajahnya dengan kasar menggunakan kedua telapak tangannya yang bebas. Nafasnya berhembus kasar dan wajahnya memerah karena menahan amarah. Rasanya ia ingin menangis, namun ia tak mampu mengeluarkan air mata sama sekali seakan air mata enggan membuat pria tersebut semakin merasa bersalah pada dirinya sendiri. Kedua kakinya masih terus melangkah dengan cepat di sebuah lorong apartemen yang sangat sepi, tak ada siapapun disana karena sekarang waktu menunjukkan pukul 3 pagi.

Taehyung menghentikan langkahnya tepat di depan sebuah pintu kayu berwarna cokelat. Bukan apartemennya, melainkan apartemen Jungkook. Lantas ia segera mengangkat tangannya dan menekan bel yang menempel pada pintu tersebut sebanyak dua kali. Belum ada tanda - tanda bahwa Jungkook akan membukakan pintu untuknya mengingat sekarang Jungkook pasti sedang terlelap dalam tidurnya. Seharusnya Taehyung tak datang kemari untuk mengganggu Jungkook, namun ia tak memiliki tempat lain untuk ia datangi selain apartemen Jungkook, sahabat dekatnya.

"Taehyung?"

Taehyung mengangkat kepalanya saat mendengar suara Jungkook setelah pintu terbuka. Jungkook menguap dan mengeluarkan kepalanya untuk memperhatikan keadaan sekitar, dan rupanya Taehyung datang sendiri. Tanpa dipersilahkan terlebih dulu, Taehyung sudah melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam apartemen dan menjatuhkan tubuhnya pasrah diatas sofa ruang tengah yang sangat sunyi.

Jungkook menutup pintu dengan rapat dan melangkahkan kedua kakinya, mendekat kearah Taehyung yang sedang menundukkan kepala. Jungkook sempat melihat ekspresi kacau yang diperlihatkan oleh wajah Taehyung, dan Jungkook hanya bisa menebak bahwa Taehyung baru saja melakukan sesuatu yang salah. Lantas Jungkook berdiri di sebelah sofa yang diduduki oleh Taehyung dan tak berniat untuk duduk sama sekali, lebih memilih untuk memperhatikan rambut hitam Taehyung yang sangat berantakan karena diacak entah oleh siapa.

"Ada apa denganmu? Kau tampak kacau, Kim." Ujar Jungkook setelah merasa bahwa Taehyung tak akan membuka mulutnya untuk berbicara terlebih dahulu.

Taehyung mengusap wajahnya sekali lagi dengan kasar dan mengacak rambutnya sampai lebih berantakan. Lantas ia mengangkat kepalanya untuk menatap Jungkook yang berdiri disebelahnya dengan ekspresi penasaran. Taehyung tahu bahwa siapapun akan tahu jika ia sedang kacau saat ini hanya dilihat dari wajahnya, dan Taehyung memang sedang sangat kacau sekarang. Bukan hanya perasaannya, pikirannya pun ikut merasa kacau hingga rasanya ia tak bisa melakukan apapun selain mengutuk dirinya sendiri.

"Aku membuat Ara menangis."

Jungkook membulatkan kedua matanya yang sudah bulat menjadi lebih bulat karena terkejut dengan ucapan Taehyung barusan. Kedua alisnya kemudian menukik, pertanda bahwa ia tak menyukai apa yang baru saja ia dengar. Taehyung menghembuskan nafas kasar dan kembali menundukkan kepalanya yang terasa berat karena terus memikirkan gadisnya yang baru saja ia tinggal setelah pertengkaran tersebut. Ara memintanya untuk pergi karena gadis tersebut membutuhkan waktu sendiri supaya lebih tenang, dan Taehyung pun menuruti permintaan gadisnya.

"Apa yang kau lakukan padanya?" Tanya Jungkook dengan ketus, jelas sekali bahwa ia sedang menunjukkan rasa tak sukanya dengan ucapan Taehyung.

Taehyung kembali mengangkat kepalanya untuk menatap Jungkook setelah mendengar nada ketus dari ucapan pria tersebut. Benar saja, ada amarah di sorotan mata Jungkook yang sekarang sedang menatapnya dengan sangat tajam. Taehyung salah. Seharusnya ia tak menemui Jungkook untuk mengatakan bahwa dirinya baru saja membuat gadis pujaan pria tersebut menangis.

"Kami bertengkar dan aku mengakui bahwa itu semua salahku." Ujar Taehyung mengakui secara langsung dihadapan Jungkook yang mungkin akan langsung membunuhnya setelah ini. Taehyung tak peduli, bahkan ia sudah menyakiti gadisnya yang seharusnya tak pernah ia sakiti.

THAT WINTER✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang