※ 03

1.3K 212 32
                                    

Setelah mendapat tamparan yang cukup keras tadi, Johnny pundung. Tidak, dia tidak lari—karena dia juga sedikit merasa bersalah setelah mengacak-acak privasi orang. Jadi dia hanya diam, duduk di kursi di dalam ruang rawat Chrys—menunggu waktu yang tepat untuk meminta maaf dan membicarakan soal bagaimana setelah ini.

Ah, masalah biaya pengobatan, Johnny ikhlas. Tapi dia juga harus berpamitan, kan? Mana mungkin meninggalkan Chrys tanpa sepatah kata? Walaupun dia masih penasaran dan sedikit takut pada wanita itu setelah melihat benda-benda yang tersimpan di dalam tas kecil miliknya, tapi attitude adalah nomor satu. Siapa tahu wanita ingin bilang terimakasih—kalau dia tahu diri.

Sedangkan Chrys.. sebenarnya ini juga yang menyebabkan kesalahpahaman yang berujung tamparan—Johnny yakin kalau luka di paha Chrys lumayan parah. Tapi Chrys terlihat sangat sehat, dia bisa berdiri tegak, berjalan normal, bahkan dia sekarang duduk di jendela ruangan sambil berpangku kaki.

Ingin mengamatinya, tapi Johnny takut ditampar lagi.

Tapi, aneh, kan? Bagaimana bisa Chrys tampak sesantai itu—berpangku kaki setelah menjalani operasi di paha kirinya?

Atau jangan-jangan dia bukan manusia? Robot?

Johnny dengar Jepang sudah mulai mengembangkan projek robot dengan konsep luar biasa—benar-benar mirip manusia.

Tapi apakah robot juga berdarah? Apakah konsepnya sedetail itu?

Karena Chrys nampaknya juga tidak akan bicara sepatah katapun, maka Johnny akhirnya membuka percakapan.

"Kamu baik-baik aja?" tanyanya, sekilas melirik paha Chrys lalu menatap pada si wanita yang masih bergeming.

Melamun? Entahlah, Johnny tidak mendapatkan sahutan apapun.

"Hey, you," panggil Johnny lagi. Butuh beberapa saat sampai akhirnya Chrys menoleh, menatap Johnny dengan tatapan yang Johnny sendiri sulit mengartikan.

"Kamu udah sehat—pahamu baik-baik aja?"

"Ngapain tanya-tanya?!" sungut Chrys tiba-tiba, membuat Johnny mengerjap bingung.

Ada yang salah dengan pertanyaannya?

"Dasar mesum," dengus Chrys lagi.

Johnny melepas senyum sarkas. "Aku cuma tanya, mesum dari mana?"

Chrys tidak menanggapi. Dia justru kembali menoleh ke luar jendela—mendongak menatap langit.

Aih.. tidak tahu diri rupanya..

"Oke, kalo kamu udah sehat, aku mau ke administrasi," ujar Johnny sambil berdiri dari tempat duduknya.

"Ngapain?"

"Bayar kamar ini lah," sahut Johnny.

"Kenapa dibayar?"

"Kamu mau bayar sendiri?"

Chrys diam sesaat. "Ya udah sana."

Johnny mencibir. Sekali lagi dia menatap pada paha Chrys—sebenarnya masih sangat heran, just how???

Ah, terserah.

l a s t - o n e

Setelah membayar semua biaya kamar dan pengobatan, Johnny memberitahu Chrys bahwa wanita itu harus meninggalkan rumah sakit secepat mungkin. Dia juga membawa seragam Chrys yang ternyata disimpan oleh salah satu suster, mengembalikannya pada yang punya.

Bahkan suster itu juga bingung, seharusnya pasien operasi tidak sembuh secepat itu...

Johnny tidak bertanya kemana selanjutnya Chrys akan pergi atau pulang, Johnny tidak mau tahu. Seragam yang sekarang sudah dipakai Chrys lagi membuatnya agak tahut, somehow. Entahlah, ada satu sisi diri Johnny yang bilang kalau wanita ini berbahaya—mungkin juga karena bayang-bayang senjata yang dia temukan di tas Chrys atau apa. Tapi terlebih dari semua itu, ada yang lain dengan diri Chrys sendiri.

[4] Last ; Johnny Seo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang