※ 35

289 54 13
                                    

song to listen along this chapter:
Janet Suhh - In Silence

happy reading










Kimi masih clueless tentang siapa sebenarnya gadis yang mengaku bernama Kang Ariel itu. Dia rasa tadi Ariel bisa berbicara, tapi gadis itu hanya membuka mulutnya tanpa suara saat Kimi bertanya —seperti orang yang kesulitan berbicara. Dan lagi, Ariel terlihat sangat kelelahan. Jadi, sambil membiarkannya memulihkan tenaga, Kimi pergi ke dapur untuk mengambil handuk kecil dan sebaskom air hangat.

“Kamu masih gak mau bicara?” tanya Kimi. Tangannya sempat ditampik saat mencoba mengambil tangan Ariel dan membersihkannya. Tapi pada akhirnya gadis itu menurut, membiarkan Kimi mengelap kulitnya yang sangat kotor.

“Kamu dari mana? Gereja?” tanya Kimi lagi. Mempertimbangkan bagaimana pakaian Ariel, mungkin saja kan? Lagipula gadis itu tadi sempat bilang kalau dia putri seorang paus. Apa dia seorang biarawati?

Ah, tunggu. Tapi bukannya Paus itu tidak menikah?

Kimi baru terpikirkan hal itu, oleh karena itu dia segera menghentikan aktivitasnya, ganti memandang tajam si Ariel yang turut meningkatkan kewaspadaan.

Perlahan Ariel melepaskan tangannya dari Kimi. Meskipun terdengar sedikit sengau dan kesulitan, Ariel mulai berbicara, “I feel The Crow..

Kimi mengernyit, menatap Ariel tidak mengerti.

“Cyzarine..” ujar Ariel lagi.

Kimi melepas tawa garing. “Apa itu?”

“Kamu..”

“Aku??”

Ariel tersenyum masam. “Kamu.. lupa, ya?”

“Lupa apa?”

Ariel menghela napas. Beberapa saat dia berusaha mengumpulkan lebih banyak tenaga, dan akhirnya dia kembali berbicara, “Mereka bertiga terpecah, dan kayaknya sekarang tersesat, ya?”

Kimi mengernyit.

“Aku datang ke kamu karena aku ngerasain ‘aura itu’. Awalnya, aku juga bertanya-tanya, karena harusnya aku menghindar. Tapi kemudian aku sadar kenapa aku malah ‘tertarik’ buat datang. Karena ternyata ini emang ‘kamu’.”

Beberapa saat terdiam, Kimi kembali melepas tawa garing. “Sorry, kayaknya kamu harus pergi dari sini.”

“Huh? K-kenapa?”

“Aku anterin kamu pulang. Di gereja mana kamu tinggal?”

“Aku gak mau.”

“Kenapa?”

“Karena aku udah nemuin kamu.”

Sorry—” Kalimat Kimi terhenti saat Ariel mengangkat buku yang sedari tadi dipeluknya. Entah untuk ke berapa kali, ada perasaan aneh yang menyulut sebagian dirinya, hingga membuat tangannya tanpa sadar terulur untuk menyentuh buku usang itu.

Told you, I've found you.” Ariel kembali menarik bukunya, menyembunyikannya di belakang punggung.

“Kamu siapa?” tanya Kimi.

[4] Last ; Johnny Seo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang