※ 28

389 80 26
                                    

Chrys mondar-mandir di balkon kamarnya, sesekali mengecek jam di dinding dalam sana. Sudah jam 9 malam, tapi belum ada tanda-tanda Johnny akan pulang. Beberapa kali Chrys menelepon pria itu, tapi tidak ada satupun yang terjawab. Chat pun diabaikan.

Chrys menghela napas panjang. "Padahal udah punya pacar tapi masih kelayapan," omelnya pelan.

Sebenarnya, Chrys sedikit bingung. Biasanya dia akan balas mengabaikan Johnny jika tidak mendapat respon. Tapi kali ini seperti.. entahlah,  Chrys hanya ingin Johnny segera pulang.

Karena semakin lama semakin merasa gugup, Chrys akhirnya memutuskan untuk masuk dan kemudian turun ke lantai satu dan pergi ke dapur. Baru saja dia menuangkan air ke dalam gelas, suara keras seperti sebuah benda membentur pintu kaca depan rumah membuat Chrys sedikit tersentak.

Chrys meminum airnya terlebih dulu sebelum memutuskan untuk mengambil beberapa langkah, mengintip ke arah depan rumah dari balik buffet.

Dan saat itulah, dia tahu suara apa yang membuatnya tersentak tadi.

"Yo," sapa seseorang di sana—pria berbaju serba hitam yang perlahan melangkahkan kakinya di atas serpihan pintu kaca yang sudah pecah berantakan. Chrys tidak tahu apa yang pria itu lakukan, tapi itu membuat kepalanya seketika terasa panas.

"Kamu gak pernah diajarin manner? Kalo mau masuk rumah orang, ketuk pintu. Bukan malah dihancurin," omel Chrys—masih sambil menatap serpihan pintu kaca di bawah kaki pria itu.

"Tapi, bukannya Knight itu 'melompat'?"

"..." Chrys memperhatikan wajah pria itu. Tapi percuma, karena separuh wajahnya tertutup masker. Hanya matanya yang terlihat, dan entah kenapa itu sudah sangat menjengkelkan.

Sorot itu... Chrys sangat tidak suka.

"Aku lihat kamu udah gak sama dewa konyol itu," ujar pria itu—entah untuk apa mengangkat senapan laras panjangnya ke depan—lurus mengarah pada Chrys.

"Jadi, aman kan kalo aku ngebunuh kamu sekarang? Lagian, Mino udah gak butuh kamu lagi," lanjutnya. "Bahkan Kai udah dibuang. Ah~ tapi gak ada gunanya juga sih mempertahankan pengkhianat. UnderGround butuh tim yang solid, anyway."

Alis Chrys bergerak samar. Dia masih berdiri diam di tempatnya, tidak terlihat takut dengan moncong senjata yang membidiknya sekarang dan juga tidak terlihat akan melakukan perlawanan.

Dan justru yang keluar dari mulutnya adalah, "Kai..?"

"Hm? Kai? Si supir tank itu? Si bodoh yang cuma ngandalin otot tanpa tau apa fungsi otaknya?"

"Kai.. dimana?" tanya Chrys.

"Palung Mariana."

Sekali lagi alis Chrys bergerak samar.

"Atau segitiga bermuda? Ah, atau dimakan paus? I don't know, dia udah gak kelihatan lagi semenjak jasadnya hanyut ke laut." Pria itu tersenyum remeh di balik masker hitamnya.

Di luar dugaan si pria, Chrys justru ikut tertawa remeh. Tidak ada yang tahu bagian mana yang lucu, sampai kemudian Chrys bilang, "Kamu tau kalo kamu itu lebih bodoh dari Kai?"

"???"

"Paus makan plankton, bukan manusia. Dasar bodoh."

Rahang pria itu mengeras bersamaan dengan amarahnya yang tersulut. Tapi secepat dia menarik pelatuk senapannya, secepat itu keseimbangannya hampir hilang dan membuat bidikannya melesat mengenai lampu yang tergantung di atas ruangan.

"Ada lagi yang kamu lewatin—ah, tapi kayaknya kamu udah salah paham dari awal," ujar Chrys, erat menahan senapan milik pria yang sama sekali tidak berjarak di depannya itu tetap ke atas.

[4] Last ; Johnny Seo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang