※ 23

490 86 33
                                    

Sudah 3 hari berlalu, tapi Chrys belum juga siuman. Ya, sejak hari itu, Chrys bena-benar tumbang. Karena Johnny sudah baik-baik saja walaupun masih dalam tahap recovery, akhirnya Chrys dirujuk ke rumah sakitnya. Selain agar tidak mengeluarkan biaya, Johnny ingin agar Chrys tetap berada di sekitarnya.

Lagipula, bahkan Johnny memiliki rumah sakit sendiri, untuk apa berobat di rumah sakit lain?

Sebenarnya, agak ragu juga saat memutuskan apakah tetap tinggal di rumah sakit itu atau membawa Chrys ke rumah sakitnya sendiri. Bagaimanapun, Johnny masih agak was-was kalau rekan Chrys itu akan datang lagi. Apa yang akan dia lakukan kalau sampai melihat Chrys seperti ini?

Bahkan Johnny sendiri tidak bisa memastikan kapan Chrys akan bangun. Jumlah darah wanita itu yang terbuang sudah diganti melalui transfusi. Denyut jantungnya pun normal. Tidak ada hal janggal yang bisa dicurigai. Tapi Chrys sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda akan siuman.

Apa karena dewa itu? Apakah diikatnya makhluk itu pada Johnny berpengaruh pada Chrys?

Kalau iya, apa yang bisa Johnny lakukan? Bagaimana caranya mengembalikan dewa itu pada yang punya? Bagaimana cara memanggilnya?

Johnny menggaruk kasar kulit kepalanya hingga rambutnya terlihat berantakan. Sambil masih memegangi keningnya yang terasa pening, Johnny menghela napas kasar. Matanya lurus menatap pada wajah Chrys yang masih tertidur, kemudian umpatan kecil meluncur dari bibirnya.

Dan saat itu juga memori Johnny kembali menutar beberapa potongan kejadian yang dia lihat. Bukan pengalamannya sendiri, tapi... entahlah, mungkin dia melihat sedikit masa lalu Chrys -beberapa hari yang lalu, saat Beth memanah kepalanya dan kemudian dia menyadari bahwa Chrys mengikatnya dengan dewa itu.

Johnny kembali menghela napas. Batinnya mempertanyakan kenapa Tuhan memberi Chrys jalan hidup yang begitu berat.

Tapi sepertinya, ada benarnya apa yang orang-orang bilang: orang yang terluka akan menemui orang dengan keadaan yang sama, entah untuk berbagi luka atau... menertawakan betapa lucunya hidup mereka bersama-sama.

Dan menurut Johnny, mungkin dia dan Chrys dipertemukan untuk kemungkinan kedua. Anyway, dibandingkan menyedihkan, kisah hidupnya dan Chrys memang lucu. Tidak masuk akal.

Johnny berdecak. Ah, sudahlah. Sekarang jam di dinding menunjuk angka 1, waktunya Johnny makan siang dan minum obat agar lukanya lekas pulih. Jadi setelah merapikan selimut Chrys, pria itu berbalik badan, hendak kembali ke ruangannya.

Tapi saat itu juga langkahnya terhenti, saat matanya menangkap seseorang berdiri di ambang pintu dengan ekspresi wajah yang sulit digambarkan.

l a s t

"Aku tau dia bodoh, tapi aku gak ngira dia bakal sebodoh ini buat ngasih separuh jiwanya ke orang kayak kamu."

Mendengar itu, Johnny yang saat ini hendak membuka bungkus roti jadi terlalu besar mengeluarkan tenaga. Akibatnya, hampir saja roti itu melompat dari bungkusnya ke lantai.

Sambil mengomel lirih, Johnny kembali membungkus separuh roti itu, kemudian memakannya pelan-pelan. Bagaimanapun, dia harus makan. Dia harus tetap minum obat.

Dan karena kehadiran orang ini, Johnny urung makan di kantin rumah sakitnya. Lagipula orang tadi membawa beberapa bungkus kue, jadi... ya sudah.

Kalau kalian ingin tahu, orang itu adalah Rosé, dengan si pria berdimple, Jeffrey.

Johnny masih agak sengit ketika bertukar tatap dengan pria tampan itu. Masih jelas tercetak di dalam ingatannya bagaimana kasarnya Jeffrey membuatnya berlutut, dulu. Dan lihatlah sekarang. Apa dia sedang mencoba untuk terlihat seperti pria yang manis dengan sesekali menampakkan lesung pipinya setiap kali mengulas senyum?

[4] Last ; Johnny Seo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang