※ 32

406 68 13
                                    

Tiga hari.

Chrys sama sekali tidak mengirimi kabar sejak keberangkatannya yang tiba-tiba itu. Johnny berusaha menahan, tapi pada akhirnya rasa khawatir itu tidak pernah hilang. Dan satu hal lagi, ada yang sedikit berbeda dari sebelumnya. Aura dingin yang belakangan selalu mengikutinya tiba-tiba lenyap begitu saja. Beth—Johnny memang tidak peka terhadap makhluk semacam itu, tapi dia bisa merasakan kalau Beth mengawasinya selama ini.

Tapi tidak untuk sekarang.

Johnny ingin menepis pikiran ini, tapi pada akhirnya ini juga yang terus berputar di kepalanya; dia merasa Chrys semakin jauh.

Entah berapa lama Johnny berdiam di balkon kamarnya, duduk sendirian sambil sedikit demi sedikit meminum wine langsung dari botolnya. Berbagai pikiran berkecamuk dalam kepalanya—tentang Chrys, Vatikan, dan—

"Queen..." Johnny bergumam, alisnya bergerak samar ketika nama itu melintasi benaknya. Entah bagaimana ujung pikirannya, tapi kemudian dia hanya tertawa sarkas. Kita semua tahu bahwa permasalahan ini sangat konyol dan tidak masuk akal, tapi kita juga tidak bisa benar-benar menebak apa yang terlintas di benak seseorang.

Johnny menghela napas, kemudian berjalan ke arah bunga mawar kesayangan Chrys di sudut balkon. Lama dia memandangi mawar itu, kemudian dia berjongkok dan bertanya, "Hey Rosie, can you tell me where Chrys is?"

"I'm here."

Johnny tersentak saat mendengar suara Chrys. Dan benar, entah sejak kapan wanita itu berdiri di belakangnya—dengan wajah pucat dan mata yang terlihat sembab.

"A-apa yang terjadi?" gagap Johnny.

Tidak ada kata lain yang Chrys ucapkan selain, "Maaf", membuat pikiran Johnny seketika kacau. Ditambah dengan pendar putih aneh yang seperti menguap dari kulit Chrys yang sedingin es—rasanya Johnny ingin mengutuk dirinya sendiri saat melihat Chrys mulai menangis.

Tanpa kata, Johnny memeluk Chrys seerat yang dia bisa, meskipun dia merasakan kehampaan yang terus bertambah besar perlahan-lahan. Bahkan saat tubuh Chrys tiba-tiba hancur menjadi beterbangan menjadi debu putih berkilauan, yang bisa Johnny lakukan hanya mengais udara seolah mengumpulkan benda itu yang bahkan tidak bisa dia genggam.

"Don't go.." lirih Johnny. Dia ingin meneriakkannya lebih keras, tapi dadanya yang mendadak terasa kosong membuatnya hanya bisa tersengal.

Lebih dari apapun, kesedihannya yang tiba-tiba membuat amarahnya turut membuncah, hingga tanpa sadar dia berteriak histeris, sangat kencang hingga membuat dadanya sakit.

"BETHA CYZARINEEE!!"

Angin yang perlahan berhembus semakin kencang, udara yang perlahan bertambah dingin, dan gumpalan asap yang beterbangan kemudian seolah berpusar dan membentuk bayangan abstrak besar dengan mata menyala keemasan bahkan tidak membuat Johnny mundur dari tempatnya barang selangkah. Tidak seperti biasa saat dia ingin kabur sejauh mungkin saat melihat sosok Beth, kali ini Johnny berdiri kokoh tanpa sedikit pun rasa takut.

"Who are you calling me out?" Suara Beth terdengar rendah akan tetapi sangat mengerikan.

"Bring your former master back to this world."

Beth tidak menyahuti, hanya menatap Johnny lamat.

"Bring Chrysanna Park back to me," tambah Johnny.

"Who are you giving me a command?"

"I'm your new master, Johnny Seo."

Untuk beberapa saat, Beth belum menyahuti. Tapi kemudian dewa itu tertawa—menertawakan Johnny yang terdengar sangat naif.

[4] Last ; Johnny Seo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang