※ 19

489 93 24
                                    

3000 words!

!! chapter ini mengandung kekerasan !!

beware of typos, enjoy!









"Bangun!" Chrys menggebuk dada Kai keras hingga pria yang tertidur di sampingnya itu melonjak dan mengumpat saking terkejut.

"Hissss, kebiasaan banget. Aku jadi gemeteran!" omel Kai. Pria itu kemudian memegangi dadanya dan mengatur napas.

"Udah nyampek, kamu mau tidur sampe kapan?" ujar Chrys sambil melucuti segala perlengkapan penerbangannya kemudian segera membuka pintu kabin dan pergi keluar.

"Tapi kan bisa ngebanguninnya pelan-pelan aja. Bar-bar banget, heran," gerutu Kai, kemudian segera beranjak menyusul Chrys keluar dari pesawat.

"Dimana ini?" tanya Kai sambil melihat sekeliling. Banyak pepohonan tinggi walaupun tidak terlalu lebat —hutan?

"Ku kira kita bakal turun di bandara," ujar Kai lagi.

"Use your head. Mau ngundang keributan, hah?" ketus Chrys.

Kai menghela napas. Ya, kalau masalah penyusupan memang Chrys jauh lebih berhati-hati daripada Kai. Seandainya tadi Kai yang menjadi pilot pesawat yang mereka tumpangi, mungkin saja Kai akan melakukan landing di bandara internasional Chicago. Persetan dengan security, toh Kai jauh lebih kuat.

Ah, sudahlah. Ikuti Chrys saja. Lady first.

"Sekarang kita mau kemana?" tanya Kai kemudian.

"Ke jalan raya. Kita butuh mobil buat sampe di pusat kota," jawab Chrys sambil berlalu, mendahului Kai yang kemudian juga ikut menyusul berjalan santai di belakangnya.

"Abis gini kita ke Jepang, yuk?" ajak Kai.

"Ngapain?"

"Aku denger mereka lagi ngembangin jenis kendaraan baru. Mm.. pernah denger Transformer?"

"Apa itu?"

"Film. Ceritanya soal robot-robot gitu yang bisa bertransformasi jadi mobil, bahkan pesawat. Kalo sampe Jepang beneran berhasil ngembangin projek itu, aku mau kesana."

Chrys menghela nafas panjang. Percayalah, Kai itu hanya badannya yang besar, otaknya masih dipenuhi pikiran-pikiran kekanakan seperti itu.

"Eh, tapi Ronny gim—" Belum sampai kalimat Kai selesai, bibirnya sudah kembali terkatup disusul dengan sebuah senyum tipis yang mengembang sesaat setelah melihat ke belakang, ke arah pesawat yang tadi membawa mereka sampai di sini.

Ya, pesawat itu sudah tidak ada. Entah apa yang Chrys lakukan, tapi itu hal hebat yang terkesan sederhana. Atau bahkan sama sekali bukan masalah buat Chrys.

"Udah diem aja," sahut Chrys. "Abis ini bagian kamu buat nyari mobil."

Kai melepas tawa kecil bersamaan dengan kakinya yang melebarkan langkah hingga sejajar dengan Chrys. "Oke. Mau mobil yang kayak gimana? Lamborghini? Bugatti? Ferrari? Mercedes?"

"Kamu pikir siapa yang mau pake mobil mahal buat melintasi hutan??" jengit Chrys.

Kai tertawa kecil. "Kayaknya bakal lebih keren kalo yang lewat adalah Bumble Bee."

"Hah? B-bumble— what?"

"Kamu gak bakal tau, karena kamu belum pernah nonton Transformer."

Chrys mendengus jengah. Pada akhirnya memukul kepala Kai saking gemasnya.

"Diem, sialan!"

l a s t

Johnny sampai di rumahnya sekitar jam 8 malam lebih. Dia segera membersihkan badan, kemudian segera ke dapur dan menyeduh kopi. Masih ada beberapa potong roti, jadi dia memutuskan untuk memanggangnya sebagai cemilan malam.

[4] Last ; Johnny Seo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang