※ 07

939 137 6
                                    

Acara makan berlangsung agak canggung —ya, sejujurnya Chrys sedikit merasa terganggu dengan ucapan Johnny tadi; bahwa setiap manusia pasti berusaha untuk terlihat baik di depan orang lain demi menutupi keburukannya.

Chrys rasa, dia tidak pernah melakukan hal itu —sama sekali.

Dia memang berinteraksi dengan manusia lain, tapi setelah itu —hilang. Chrys tidak pernah tahu apa yang orang-orang pendam dalam hatinya. Karena saat Chrys berinteraksi dengan mereka, hal yang terjadi selanjutnya adalah kematian.

Chrys menghela nafas saat melihat tangannya yang saat ini memegang garpu. Bersih. Sangat berbeda dari biasanya dimana rasanya bau darah tidak pernah hilang dari sana.

Chrys meletakkan garpunya lalu membuka telapak tangannya di atas meja.

Pity tiny hand.. gumamnya dalam hati.

"Apa? Mau nasi lagi?"

Suara Johnny membuyarkan lamunan Chrys. Pria itu menatap Chrys heran, dengan sebelah pipi yang menggembung karena tengah mengunyah makanan.

"Nggak," jawab Chrys singkat.

"Ngapain nengadah gitu tangannya? Minta apa?" tanya Johnny lagi.

"Minta kamu diem, kalo gak ku tampar."

"Hell, after I gave you these delicious meals??" Johnny berjengit. "What are you? Fox?"

"Aku bilang diem, kalo gak ku tampar," ulang Chrys, mengambil garpunya dan mulai makan lagi.

"Ya, you're super annoying weird tough little fox," komentar Johnny, menusuk daging di piring depannya kesal.

Acara makan kembali berlangsung hening. Sesekali Johnny melihat keluar jendela sampingnya —memastikan apakah yang dia dengar ini nyata. Dan ternyata benar, di luar hujan. Padahal seingat Johnny tadi langit cerah dan ramalan cuaca bilang kalau akan banyak bintang malam ini.

drrtt drrttt

"Halo, Vic?" Johnny segera mengangkat telepon yang masuk ke ponselnya, telepon dari Victoria.

"Ren sama kamu gak?"

"Enggak, dia masih di rumah sakit. Katanya boleh keluar baru besok," jawab Johnny. "Ada apa?"

"Aku barusan didatengin sama polisi."

"What matter?"

"Masalah pesawat jatuh kemarin. Gak mungkin kan langsung ditinggal gitu aja kasusnya."

Johnny otomatis melirik Chrys, sementara Chrys sepertinya mendengarkan percakapan Johnny dengan manajernya itu, oleh karena itu Chrys meletakkan garpunya lalu memusatkan perhatian pada Johnny.

"Hm, terus?" tanya Johnny kemudian.

"Ya Ren harus jadi saksi, aku juga menghendaki kasus ini diusut sampe tuntas dan nemuin tersangkanya. Aku gak mau rugi, dong. Bener cuma stasiun radio tapi ngerintisnya juga pake uang," jawab Victoria.

"Ah.. jadi kamu mau minta uang ganti rugi?"

"Kamu pikir uang ganti rugi aja cukup? Orang itu juga harus dihukum, enak aja main kabur setelah bikin kekacauan."

"Bilang sama dia, abis gini aku ke sana," ujar Chrys.

"What? Emang kamu punya duit —"

"Apa John?" sahut Victoria dari seberang. "Duit buat apa?"

[4] Last ; Johnny Seo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang