※ 08

760 125 18
                                    

Johnny tersentak, segera membuka matanya saat tiba-tiba merasa tubuhnya terbanting. Nafasnya tersengal, dahinya dipenuhi keringat dingin.

Dia bangun, mengusap kasar wajahnya seraya menghembuskan nafas panjang.

"It was just a nightmare.." gumamnya, menenangkan diri sendiri. Sekali lagi Johnny mengedarkan pandangannya ke sekitar, iya ini kamarnya.

Sinar matahari yang menembus jendelanya sama seperti yang biasa dia lihat. Kicau burung yang sayup tertangkap telinganya juga sama seperti yang dia dengar.

Semua normal. Johnny memandang ke arah dinding kamarnya, poster Black Widow masih terpadang rapi di sana.

"Tch." Johnny melepaskan tawa masam. Batinnya kembali memutar kejadian yang samar terlintas di kepalanya. Mimpi? Entahlah, yang Johnny lakukan justru menertawakan semuanya.

Ya, mungkin mimpi. Mana ada manusia melihara dewa? Henry yang super kaya aja cuma sanggup beli seekor anjing sebagai peliharaan, lalu sekaya apa wanita itu sampai bisa mendapatkan dewa?

Ah, dan wanita itu juga terasa begitu tidak nyata. Mana ada pilot yang masih selamat setelah mengalami kecelakaan seperti itu?

Mungkin Johnny terlalu banyak minum makanya bermimpi aneh —mimpi panjang yang aneh.

Johnny tertawa hambar. "Hah.. aku udah gila."

Sedikit terhuyung, Johnny akhirnya bangun dari kasurnya. Hal yang pertama dia tuju adalah kandang Natasha.

"Come." Jonny mengulurkan tangannya, mendapat sambutan hangat dari si Siberian Husky. "Laper, ya? Bentar."

Johnny berdiri, pergi ke dapur untuk mengambilkan makanan Natasha. Sejenak dia memperhatikan sekitar —hening.

Sekali lagi Johnny tertawa hambar. Tangannya bergerak mengusak rambut kusutnya. "Seberapa mabuk sih kemarin sampe bangun-bangun bingung gini?" monolognya.

Johnny kembali memperhatikan sekitar. Rumah ini sangat sunyi, sama seperti biasanya. Tidak ada pilot aneh itu, tidak ada suara menjengkelkan yang membuat telinganya panas, tidak ada seorang pun yang menyentuh bulu Natasha.

Hanya ada Johnny. Ya, hanya Johnny. Sendiri.

"Okay, it's kinda weird but —is it always this quiete? Natasha, bark!"

"Woof!"

"Good, menggonggong terus oke, biar gak sepi," ujar Johnny sambil menuangkan sereal mangkuk Natasha. "Ah, tapi kamu makan, ya? Ya udah makan aja yang banyak, jangan berisik."

Johnny kembali ke dapur, menggaruk kulit kepalanya frustrasi. Dia berjalan ke arah wastafel kemudian mencuci mukanya di sana.

Aneh. Ada apa dengan keheningan ini? Kenapa sangat sepi? Kenapa.. kosong?

Seperti ada yang hilang.

Kenapa? Ada apa? Apa yang hilang?

Wanita itu? Chrys?

Itu cuma mimpi, tapi kenapa sesepi ini saat terbangun?

Atau jangan-jangan bukan mimpi?

Johnny memegangi kepalanya, berusaha mengingat-ingat sesuatu.

"Aku mau ganti rugi."

Kalimat itu berdengung di kepalanya. Dan saat itu juga kesadaran Johnny sepenuhnya kembali; itu bukan mimpi. Chrys nyata. Dan dewa itu —

"Shit." Johnny menggosok bulu halus di lengannya yang meremang. Semenyeramkan itukah wujud dewa?

Tapi kemudian Johnny tertegun. Seingatnya, semalam dia berada di sekitar reruntuhan bangunan studionya, tapi kenama dia sekarang berada di rumah? Chrys mana? Wanita itu pergi kemana?

[4] Last ; Johnny Seo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang