※ 33

355 67 19
                                    

Chrys agak bingung setelah kejadian malam itu. Dia tidak bisa membedakan mana nyata, mana ilusi. Semuavterasa bercampur. Apalagi saat Johnny mulai memanggilnya “Kimi” —entahlah, seperti dirinya ditarik ke dua arah yang berlawanan.

Kelihatannya banyak yang Chrys lupakan, termasuk Rosé.

Tentu saja gadis itu kesal setengah mati setelah tahu apa yang Johnny lakukan pada kakaknya. Selain efek yang seolah membuat Chrys seperti orang lain, kenyataan bahwa Johnny dengan bodohnya memilih bermain dengan iblis adalah alasan terbesar kenapa Rosé tampak begitu berang.

“Dia tanggung jawabku sekarang. Kamu gak perlu repot-repot kesini buat ngejenguk Kimi,” ujar Johnny. Sementara Rosé mendengus panjang, Jeffrey yang juga selalu berada di sisi Rosé hanya memandangi Johnny yang saat itu sedang menyeduh kopi.

“Aku bener-bener gak habis pikir sama kamu,” ujar Rosé. “Aku tau kamu cinta sama kakakku, tapi aku rasa kamu gak perlu bertindak sejauh ini.”

So what?”

You know both of you are not meant to be together, but why still you be this stupid?!” cecar Rosé. “Bahkan kamu yang bilang kalo semua manusia pasti mati juga. Terus kenapa kamu malah maksa kakakku buat balik lagi ke sini?”

“Aku kira kamu udah tau alasannya,” jawab Johnny acuh tak acuh.

“Dan aku kira kamu udah tau kalo dia udah lama banget menderita.” Suara Rosé terdengar sedikit bergetar. Dan benar saja, setitik air mengalir dari sudut matanya saat dia melanjutkan, “Aku kira dia udah bisa berhenti nanggung semua penderitaan itu.”

Johnny diam. Sejujurnya, itu baru terpikirkan sekarang. Tapi hal itu segera dia tepis. Selesai dengan urusan kopinya, pria itu berbalik, menatap Rosé yang sibuk membersihkan wajahnya.

“Kalo udah selesai, aku harap kalian pergi dari sini.”

Rosé berjengit, begitu juga Jeffrey yang terlihat mulai tersulut walaupun masih diam di tempatnya.

Please, get out of my house,” ulang Johnny lebih tegas. “Jangan bikin Kimi syok, dia masih butuh banyak istirahat.”

Rosé berdecak, tawa sarkas keluar begitu saja dari mulutnya. “Wow, kayaknya aku salah percaya sama kamu.”

“Aku gak minta kamu percaya sama aku,” balas Johnny.

You fuckin bastard.”

Get out.”

“Ros.” Jeffrey bangun dari duduknya, kemudian menahan bahu Rosé. Dia tahu apa yang ada di pikiran gadis itu —entah apa yang akan dia lakukan, tapi aura itu terlihat sedikit menyeramkan.

“Kita harus segera pergi, we have a flight,” tambah Jeffrey.

“Vatikan?” tanya Johnny, membuat Jeffrey mengernyit bertanya. “Kalian punya urusan sama Queen itu, kan? Queen itu yang bikin Kimi —ah, aku baru inget. Terakhir kali, sebelum Kimi pergi ke Vatikan, kamu kan yang minta dia buat pergi ke sana?”

Rosé terdiam, tidak bisa mengakui padahal memang ini adalah salahnya juga. Dia tidak bisa mengakui betapa dia merasa bersalah atas apa yang terjadi.

[4] Last ; Johnny Seo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang