※ 29

427 73 26
                                    

song to listen along this chapter:
Sam Kim - Breath

happy reading~













Chrys tersentak saat terbangun dari tidurnya. Begitu matanya terbuka, sebulir air bening turut mengalir dari sudut matanya, turun melalui pelipis. Rasa hangatnya terasa perih di kulit, sehingga kemudian dia sadar bahwa tadi hanya mimpi.

"Udah bangun?"

Chrys melirik ke samping, ke arah Rosé yang duduk di tepian ranjangnya sambil memangku baki berisi bubur dan air. Adiknya itu mengulas senyum tipis. Tidak ada kalimat yang terucap lagi dari mulutnya, tapi Chrys bisa membaca apa yang tersirat dari matanya.

'Anything's alright'.

Pikiran Chrys kembali melayang pada Kai. Tadi, saat dia masih tertidur, dia bermimpi Kai datang padanya. Bukan sebagai pria dewasa yang menyebalkan, tapi anak kecil yang sangat nakal.

Ingatan itu terputar kembali di dalam tidurnya —saat pertama kali dia dipaksa ikut UnderGround, saat pertama kali Kai memperkenalkan dirinya, betapa bencinya dia dengan Chrys karena selalu merasa diungguli... Kai tahu dia akan selalu kalah kalau mencari gara-gara dengan Chrys, tapi dia tidak pernah berhenti mengganggu. Sampai kemudian dia tiba-tiba merengek, minta untuk dijadikan teman... semua kenangan itu terputar sangat jelas —hingga membuat dada Chrys berdenyut sakit.

"He's gone?" tanya Chrys, dengan bulir yang masih berjatuhan menuruni pelipisnya.

"Hmm.." Rosé mengangguk lemah.

"Kenapa? Dia gak bisa melindungi diri sendiri? Dia lupa caranya bertarung?"

"Hmm.." sekali lagi Rosé mengangguk.

"Bodoh.."

"Dia melakukan yang terbaik," sanggah Rosé.

"Seharusnya dia gak usah ngebela aku di depan Mino. Harusnya dia biarin Mino dateng ke sini, biar aku yang ngebunuh sialan itu."

"Kamu udah gak punya Beth."

"I am Chrysanna, tho."

"He's Kai, but he can't defeat Mino," ujar Rosé. "You too, you can't win without Beth."

Rahang Chrys mengeras. Rasanya ingin sekali saat itu juga dia pergi ke Vatikan dan mematahkan leher Mino. Tapi apa yang Rosé katakan barusan juga benar. Dia hanya Chrysanna. Tanpa Beth, mungkin dia akan bernasib sama dengan Kai.

"Dimana jasadnya dibuang?" tanya Chrys.

"Gak ada yang tau tepatnya, bahkan Brian," jawab Rosé. "Hawa negatif di laut terlalu kuat, Brian gak bakal sanggup seandainya ada gangguan."

"Laut..?"

Rosé mengangguk. "Biar dia terjebak di sana selamanya."

Chrys mendecih. Sekejam itu —bahkan UnderGround memperlakukan orang yang paling banyak berjasa untuk mereka seperti sampah.

"They deserve hell.."

"Jangan bertindak aneh-aneh," kata Rosé, seolah tahu apa yang baru saja terlintas di benak Chrys. "Just stay here, kamu aman sama Johnny. Sisanya biar aku sama Jeffrey yang ngurus."

"Dan kalian bakal berakhir kayak Kai."

Rosé menggeleng. "Aku bukan kamu. Aku istimewa."

"Tapi kamu gagal."

"Gak ada salahnya mencoba lagi."

"..."

Rosé tersenyum, mengusap bekas air mata di pelipis kakaknya itu. "Bahkan Kak Kai mati-matian ngebela kamu. Jadi, jangan bikin dia kecewa."

[4] Last ; Johnny Seo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang