part 25

29 2 0
                                    

Ajun mengikuti mobil yang dikendarai Stevi menggunakan motor. Sesekali Ajun memperhatikan kendaraan disekitarnya, setelah keadaan sudah mulai sepi, Ajun langsung menghadang Stevi. Ajun memaksa Stevi untuk membuka pintu, tapi Stevi hanya terdiam ketakutan. Stevi tidak bisa berpikir, karena ia tau ini pasti suruhan Ramadi.
“BUKA NGGAK, ATAU KACANYA MAU DIPECAHIN...” ancam Ajun menyeringai.
Dengan terpaksa, Stevi membuka pintu dan keluar sambil menahan takut, tapi Ajun menariknya dengan kasar.
Sementara tidak jauh dari tempat tersebut, Awan mengendarai motornya dengan santai.
“TOLOONG...” Stevi meronta-ronta dipaksa Ajun masuk kedalam mobil yang sudah disiapkan.
Awan kaget kenapa bisa ada mobil Stevi dipinggir jalan, dan disana juga ada motor tepat dihadapan mobil Stevi. Awan berhenti dan memeriksa mobil itu, tapi tidak ada siapa-siapa. Awan sudah menduga pasti terjadi apa-apa dengan Stevi. Dengan perasaan cemas dan panik, ia menghubungi Stevi, tapi terdengar ada suara handphone berdering. Awan mencari sumber suaranya dari mana, ternyata handphone Stevi ada didekat pintu mobil.
“ini kan hp Stevi” pikir Awan memungut handphone itu. “STEVI...” ia mencoba memanggil siapa tau Stevi mendengar teriakannya, tapi sepertinya sia-sia.
Awan kemudian buru-buru memacu motor menelusuri jalan mencari Stevi.
“aku harus nyari Stevi kemana?” Awan sangat cemas menelusuri jalan.
Saat melihat Awan melintasi kendaraan yang dinaikinya, Stevi langsung berteriak sambil membuka kaca mobil, tapi Ajun membekap mulutnya. Awan sangat terkejut melihat bayangan Stevi meronta-ronta didalam mobil.
“STEVII...” panggil Awan diatas motor.
Awan mengejarnya, sampai akhirnya ia berhasil menghadang mobil tersebut. Ajun meminta anak buahnya untuk menjaga Stevi, setelah itu Ajun keluar menantang Awan. Lagi-lagi Awan harus berkelahi dengan Ajun. Kali ini Ajun berhasil menendang kaki Awan, membuat Awan terhuyung. Melihat hal tersebut Stevi menggigit tangan orang yang memeganginya, lalu memukul wajahnya dengan keras, serta mendorongnya keluar. Stevi cepat-cepat beralih ke kemudi mobil dan menghampiri Awan.
“AYO CEPETAN NAIK...” teriak Stevi kepada Awan.
Sebelum Awan naik kedalam mobil tersebut, Awan mendorong Ajun terlebih dahulu agar Ajun terjatuh. Ajun segera bangkit dan berlari mengejarnya, namun tidak terkejar lagi.
“AAAGHH SIALAAN...” kemarahan Ajun benar-benar memuncak setelah mereka sudah pergi jauh menggunakan mobil tersebut.
“huuh gila ya, udah kaya di filem-filem tau nggak sih...” ucap Awan dengan nafas terengah-engah didalam mobil.
“kejadian hari ini emang dramatis sih, hahahaa...” Stevi tertawa menatap Awan yang masih mengatur nafas.
“ketawa lagi, dasar...” Awan tersenyum menahan tawa.
“abisnya muka kamu lucu sih kalau lagi kaya gitu”
“imut kan” Awan menunjukkan muka imut.
Stevi tak henti-hentinya ingin tertawa melihatnya. “makasih ya, kamu selalu jadi malaikat pelindung aku”
“aku akan selalu berusaha jadi pelindung kamu” 

Setelah meninggalkan taman, Kayra melihat ada kupu-kupu yang mendekatinya. Kayra mengikuti kupu-kupu itu kemanapun terbang. Sampai pada akhirnya ia masuk ke dalam steam milik Malik, tapi tiba-tiba kupu-kupu tersebut menghilang entah kemana.
“heeh lo ngapain masuk kesini?” nada jutek Ibas timbul.
“lo apa-apaan sih bas, gue juga nggak sengaja kali masuk kesini”
“la terus mau ngapain?” Ibas kembali bertanya.
“nyari kupu-kupu, tadi dia terbang ke arah sini” mata Kayra kesana kemari mencari kupu-kupu.
“kupu-kupu...” Ibas melihat disekitarnya, tapi tidak ada kupu-kupu seperti yang dimaksud Kayra. “mana nggak ada!”
“gara-gara lo sih jadi ilang kan kupu-kupunya”
“kok gue sih yang di salahin, dasar cewek aneh”
Kayra sedikit kecewa karena hewan yang di sukainya pergi meninggalkannya. Meskipun wajahnya berubah jadi jutek, tapi ia tetap berpamitan pergi kepada Ibas. Ibas hanya memandanginya dari kejauhan. Kata kupu-kupu membuatnya teringat akan masa kecilnya. Dimana Kiara adiknya sangat menyukai kupu-kupu, sampai-sampai ia harus mengajarinya membuat kupu-kupu dari kertas. Pada saat itu ia merasa sangat bahagia bisa bercanda dan tertawa bersama Kiara. Dan sekarang ia harus terpisah akibat keegoisan papanya yang menceraikan Ranti dan menikah lagi dengan Farah yang tak pernah ia sukai. Bahkan diam-diam Ranti dan Bram juga mengganti nama anaknya masing-masing agar tidak dikenali pada suatu saat nanti.
Elsa dan Lucky berada ditempat sirkuit balap mobil mini. Elsa begitu fokus memperhatikan orang-orang yang sedang latihan. Ia sangat menginginkan jadi pembalap, tapi Ayahnya tidak menyetujui keinginannya.
“kapan ya gue bisa ikut latihan bareng sama mereka” lirih Elsa.
“ya kapan-kapan” sahut Lucky menatap kearah lapangan. “lo kan bisa minta uang sama Ayah lo, terus uangnya lo pake buat latihan”
“nggak segampang itu kali, lagian Ayah gue pengennya gue itu jadi cewek feminim”
“hahahaa bingung juga ya, lo kan cewek jadi-jadian” ejek Lucky. “tapi gue suka sih gaya lo kaya gini” lanjut Lucky setelah beberapa saat, sedangkan Elsa hanya tersenyum tipis.
“oia, ngomong-ngomong saudara lo mana?” tanya Elsa.
“gue juga nggak tau”
“lo gimana sih, masak saudara sendiri nggak tau”
“ya kan kita nggak tinggal bareng, wajar dong kalau gue nggak tau, kenapa nggak lo telpon aja”
“hehehe... nggak punya pulsa” Elsa jadi malu.
“parah lo pulsa aja nggak ada, ya udah biar gue yang telpon” begitu dihubungi, ternyata pulsa Lucky juga tidak mencukupi. “hehehee...” Lucky nyengir nggak jelas.
“kenapa lo nyengar nyengir kayak gitu?”
“pulsa gue juga lagi abis ternyata” wajah Lucky terlihat menutupi rasa malu.
Elsa menjitak kepala Lucky karena geregetan. “dasaar...”
Lucky kembali tertawa.

Cinta dan KesetiaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang