Selalu saja terjadi hal yg sama dalam hidup ini. Yg datang akan pergi, dan yg pergi mungkin saja nggak akan kembali. Kalaupun kembali mungkin dalam jangka waktu yg lama.
Masih di awal Februari 2004. Sebuah kabar datang dari Lisa. Entah gw harus menyebutnya kabar baik atau kabar sedih.
Di satu sore yg mendung. Ketika gw duduk di pantry setelah seharian lelah bekerja. Jam dinding menunjukkan pukul lima sore. Harusnya gw balik setengah jam yg lalu. Tapi karena sekarang gw udah punya kendaraan sendiri gw rasa nyantai-nyantai dulu nggak ada salahnya.
Gw seduh teh hangat dan mulai memandangi pemandangan yg sama yg setiap hari gw lihat dari jendela pantry ini.
"Ri," Lisa masuk ke pantry.
"Hay Lis," balas gw. Gw duduk di kursi. Lisa duduk di samping gw. "Kirain udah balik. Abis bel tadi lo maen ngilang ajah."
"Tadi gw dipanggil Pak Agus ke ruangannya."
"Dia nggak ngapa-ngapain elo kan?" kata gw becanda.
"Ya enggak lah!" Lisa sedikit malu.
"Hehehe. Becanda kok. Ada apaan dipanggil Pak Agus?"
"Duh gimana ya bilangnya," Lisa garuk-garuk rambutnya. Dia melepas kacamatanya lalu bicara. "Gw nggak tau ini kabar baik apa kabar buruk. Tadi gw dipanggil Pak Agus buat ngomongin kemungkinan penugasan gw di luar."
"Tugas luar? Kan udah sering? Biasanya juga Pak Agus maen teriak-teriak aja di telpon nyuruh kita ke customer."
"Bukan...bukan itu. Ini bukan luar kota."
"Jadi di mana atuh?"
"Luar negeri." Jawabnya agak hampa.
Sejenak gw diam. Gw cukup terkejut. Lisa yg nampaknya sudah mengalami keterkejutan ini sejam yg lalu, tampak sedikit lesu.
"Maksudnya," kata gw mencoba memperjelas. "Lo mau ditugasin ke luar negeri?"
"Jepang." Jawabnya mantap. "Ya, gw dapet wacana tugas di sana."
"Wouw! Beneran?? Hebat dong! Kesempatan bagus tuh!!" mendadak gw senang dan menyalami Lisa penuh semangat.
"Lo kayaknya seneng banget gw pergi."
"Bukan gitu Lis...." gw jadi nggak enak sendiri. "Gw beneran seneng kok. Bukan karena kepergian lo. Tapi gw seneng lo punya kesempatan yg sangat baik buat karir lo. Nggak semua orang dapet lho kesempatan kayak gini."
"......."
"Kapan berangkatnya?"
"Ini baru wacana doang kok Ri. Belum pasti juga gw bakal berangkat ke sana. Perusahaan kita yg di sana udah mengajukan permohonan "peminjaman" tenaga ahli dari sini, tapi belum secara resmi. Masih dalam tahap pembicaraan awal. Dan Pak Agus rencananya akan ngajuin gw kalo itu memang beneran terjadi."
"Gw pasti dukung lo! Hebat lo Lis bisa dapet kesempatan emas kayak gini."
"Tapi kok gw nggak pernah dapet kesempatan buat buka hati lo yaa....." tiba-tiba Lisa berkata lirih.
"......."
Kami terdiam. Jadi nggak enak sendiri kalo udah ngomongin hal ini.
"Ya jangan sambung-sambungin masalah kerjaan sama yg itu laah," kata gw malu sambil nyengir lebar.
Lisa tertawa pelan.
"Sory sory..." katanya. "Abisnya kalo gw pergi, ntar gw nggak ketemu lagi sama tukang ngegame yg suka ninggalin kerjaannya!"
"Eh gw nggak ninggalin kerjaan gw yak! Gw ngegame kalo kerjaan udah beres!"
"Yakin udah beres??"
"Yaa setengahnya deh minimal."
"Beneran?"
"Iya iya gw ngaku. Yg penting kan gw udah kerjain awalnya, jadi pas ketauan ngegame kan gw punya alibi."
Kami berdua pun tertawa. Suasana yg tadi mendadak agak kaku langsung mencair berkat pembawaan Lisa yg luar biasa ini.
"Oiya berapa lama lo tugas di Jepang?" tanya gw pengen tau.
"Katanya sih dua tahun. Tapi nggak tau juga lah. Gw beneran masih bingung mesti ambil kesempatan ini atau enggak."
"Kenapa bingung? Ambil aja! Kalo gw yg dapet kesempatan itu, bakalan gw ambil tanpa banyak pikir. Kesempatan emas buat kemajuan karir lo. Gajinya juga gede kan tuh!"
Lisa tertawa lagi.
"Kalo soal gaji mah nggak usah ditanya," katanya. "Gw mau ngomongin sama ortu gw dulu deh gimana baiknya."
"Bener tuh konsultasi dulu ke orangtua. Tapi sebagai rekan kerja yg baik, gw dukung elo 1000 persen!"
"Makasih ya Ri..."
"Sama-sama."
Kami diam lagi dengan senyum yg masih tersisa di ujung bibir kami.
Jujur gw ikut senang denger kabar dari Lisa sore ini. Ini adalah kesempatan yg jarang terjadi. Ini kesempatan emas. Karirnya akan melaju cepat, gw yakin. Tapi entah kenapa jauh dalam lubuk hati gw, gw merasakan kehilangan yg mulai mengaduk perasaan. Gw sedih memikirkan akan ditinggal rekan kerja yg selama ini klop banget sama gw. Gw sedih, apa nanti pengganti sementara Lisa akan sebaik dia? Gw sedih menebak-nebak apa yg akan terjadi setelah dua tahun yg akan datang.
Ah, tapi itu kan belum terjadi! Ngapain mesti gw pikirin sekarang?
"Atau jangan-jangan....." gw mulai ragu dalam hati.
Gw ngerasa sedih karena gw akan ditinggal orang yg gw sayangi?
KAMU SEDANG MEMBACA
SK2H (Sepasang Kaus Kaki Hitam) ~ END
RomanceAssalamualaikum wr. wb. Ini adalah cerita reborn dari cerita yang ditulis oleh salah satu user kaskus id pujangga.lama dengan judul yang sama yaitu SK2H alias Sepasang Kaus Kaki Hitam. Izinkan saya mengcopy ulang cerita ini tanpa mengubah isinya sat...