"Halo," setelah sepuluh menit berlalu akhirnya Lisa menelepon gw.
"Eh Lis, lo jadi ke kosan gw?" tanya gw.
"Iyalah jadi...kan tadi udah gw bilang?"
"Mmmm....tapi gw lagi di luar Lis," kata gw. Tentu aja bohong. Waktu itu gw lagi duduk di ujung tangga.
"Yah..kok gitu? Katanya lo ada di kosan?"
"Iya tadi sih ada, tapi sekarang gw lagi keluar. Lo nanti aja ya maennya?"
"Nggh.....kalo gitu gw tunggu di kosan lo aja deh? Udah kepalang tanggung. Lo nya masih lama nggak?"
"Weittz...nunggu?" gw kaget kan ceritanya. "Emang lo sekarang udah nyampe mana?"
"Gw udah di kosan lo," suara Lisa sedikit aneh. Seperti bergema dan keluar dari speaker handphone gw.
"Oiya?"
"Iya. Nih gw bisa liat lo," suaranya benar-benar keluar. Bukan dari speaker handphone, tapi dari ujung bawah anak tangga.
Lisa ada di sana. Berdiri di ujung belokan tangga sambil menengadah menatap gw yg ada di ujung atas.
"Eh, lo udah di sini aja..." ujar gw. Malu setengah mampus gw!
"Katanya lagi di luar?" dia berjalan menaiki anak tangga menuju gw.
Beberapa kali gw presentasi dengan bos-bos gw dan ditanyai pertanyaan menyulitkan, tapi jujur aja rasanya saat ini pertanyaan sederhana dari Lisa susah banget dijawab!
"Eh, ngg... anu...." apa yg kudu gw jawab yaa? "I...iya...ini..... Ini lagi di luar kok."
Lisa kernyitkan dahi.
"Maksud gw tadi, gw lagi di luar kamer. Iya! Itu dia maksud gw!!" dan gw cengengesan malu.
Lisa tertawa pelan.
"Wah lo humoris juga yah?" komentarnya.
Hahaha...gw tertawa garing dalem hati. Maaf Lisa...gw bukan humoris, tapi ngeles-is. Kali ini gw salut sama diri gw sendiri atas keberhasilan ngeles tadi!
Lisa duduk di sebelah gw. Kami berdua mendadak jadi portal sukarelawan di tangga.
"Udah makan?" tanya Lisa ke gw.
Gw, yg masih sedikit shock dengan kesuksesan tadi, menjawab dengan anggukan kepala.
"Lo baru balik Lis?" gw balik tanya.
"Enggak juga, gw bareng kok sama lo pulang jam empat tadi. Cuma gw mampir dulu ke supermarket, ada yg gw beli."
Gw nyengir malu. Lisa celingukan memandang sekitar.
"Nyari apa sih?" tanya gw heran.
"Mana cewek itu?" katanya.
"Cewek yg mana ah?"
"Yg waktu itu di kamer lo. Siapa namanya...Neva ya? Mana dia?"
"Meva. Ada kok di kamernya. Emang kenapa sama dia?"
Lisa senyum simpul.
"Enggak papa...enggak papa..." jawabnya. Gw tau nih, cewek kalo ngomong "enggak papa" justru artinya "ada apa-apanya".
"Dia anak mana sih?" lanjut Lisa.
"Meva, maksudnya?"
Lisa anggukkan kepala.
"Bukan orang sini kok. Rumah di Jakarta, tapi asalnya dari Padang. Kelahiran Kuala Lumpur dan sempet SD di Inggris sebelum namatin SMA di Padang. Terus kuliah di Karawang."
Lisa menatap gw heran.
"Lo tau banyak yaa tentang dia," katanya.
"Enggak juga kok. Cuma sebatas tau dari obrolan aja."
"Dia tipe lo ya?"
Kali ini butuh lima detik buat ngerti pertanyaan Lisa.
"Maksud lo, tipe cewek buat pacar gitu?"
"Iyalah."
"Emmmh...kalo gw sih nggak terlalu pinter milih cewek. Nggak ada tipe khusus buat gw, yg penting cocok aja. It"s oke."
"Oiya? Masa cuma cocok? Kalo cocok tapi punya penyakit bisul gimana??"
"Hah? Ada-ada aja lo mah."
Gw dan Lisa tertawa.
"Yah gw mah standar aja lah. Terlalu muluk kalo gw pengen dapet yg sempurna, karna gw tau gw sendiri nggak cukup sempurna buat itu."
"Haha..sok bijak lo."
Gw nyengir. Sore ini Lisa masih pake pakaian kantor, tapi ada sedikit yg beda dari penampilannya. Tapi apa ya? Di mana nya?
"Kalo tipe cewek lo sesederhana itu," kata Lisa. "Kira-kira gw masuk kriteria enggak?"
Entah gw yg berasa apa emang iya, tapi kalo gw liat Lisa nanya ini dengan tatapan aneh. Enggak tau gw juga nggak ngeh.
"Gw masuk kriteria lo enggak?" Lisa mengulangi pertanyaannya.
"Emmh...masuk nggak ya?" kata gw sambil bingung nyari jawaban yg pas. "Lo cantik kok."
"Ah, masa?"
Gw ngangguk-ngangguk bloon.
"Jadi, gw masuk kriteria?" tanyanya penuh harap.
"Ehm....."
"Ari?" sebuah suara mengejutkan kami.
Suara Meva. Dia berdiri di depan pintu kamarnya.
"Kirain lagi ngobrol sama siapa. Dari dalem rame banget kedengerannya. Hay Lisa," sapanya ramah. Dia senyum lebar ke Lisa.
Lisa menatap risih ke arah Meva.
"Kita pernah kenal ya?" sahut Lisa. Cukup mengejutkan gw.
Meva sendiri nampaknya nggak terganggu dengan pertanyaan Lisa tadi.
"Hay Va. Gabung sini yuk ngobrol bareng kita," kata gw berusaha menyenangkan.
"Hah?" Lisa menatap gw heran. "Bukannya kita mau jalan ya Ri?"
"Jalan? Kapan?" gw lebih heran lagi.
"Sekarang lah, kan tadi udah janjian?"
Gw memandang Meva dan Lisa bergantian. Seinget gw tadi gw samasekali nggak ngomongin soal jalan deh ke Lisa...
"Oh mau jalan ya?" kata Meva. "Ya udah ati-ati di jalan ya sayang.." dia memandang gw. "Kamer aku nggak dikunci, ntar malem kita ngobrol-ngobrol lagi yah?"
Meva tersenyum nakal ke gw, melambaikan tangan, lalu menutup pintu kamarnya perlahan...
KAMU SEDANG MEMBACA
SK2H (Sepasang Kaus Kaki Hitam) ~ END
RomansaAssalamualaikum wr. wb. Ini adalah cerita reborn dari cerita yang ditulis oleh salah satu user kaskus id pujangga.lama dengan judul yang sama yaitu SK2H alias Sepasang Kaus Kaki Hitam. Izinkan saya mengcopy ulang cerita ini tanpa mengubah isinya sat...