SK2H PART 103

257 12 1
                                    

Dan benar bahwa hidup memang nggak selalu seperti yg kita inginkan. Karena Tuhan menciptakan segala sesuatunya berpasangan. Seperti halnya nggak ada hujan yg nggak reda, maka nggak ada kemarau yg selamanya kering.

Di suatu malam gw terjaga di tengah derasnya hujan yg menderu atap kamar. Mungkin suara berisiknya yg membuat gw terjaga di jam dua pagi ini. Gw terduduk lemas sandarkan punggung di dinding kamar. Dada gw terasa sesak. Ditambah dingin yg menusuk dada, rasanya kepala gw seperti mau pecah.

Gw merangkak ke dispenser. Menuang segelas air hangat dan segera meminumnya untuk sekedar mengurangi rasa dingin dalam tubuh gw. Gw terduduk lagi. Diam. Cuma deru hujan yg terdengar meredam kamar yg gelap ini.

Gw pejamkan mata. Mencoba sesegera mungkin terlelap, tapi yg muncul di benak gw adalah kejadian tiga hari yg lalu. Ketika gw duduk dengan lemas di kursi favorit gw di pantry.....

Jam kantor sudah berlalu hampir satu jam yg lalu. Tinggal gw dan beberapa orang lagi di kantor yg hari ini lembur. Seperti biasa, ditemani secangkir teh manis hangat gw duduk memandang langit di balik jendela.

Gw kangen keluarga gw di rumah. Sudah hampir dua tahun gw nggak mudik. Cukup lama buat seorang perantau seperti gw. Maklumlah beberapa waktu terakhir memang lagi banyak job. Libur lebaran pun terpaksa lembur demi beberapa lembar rupiah.

Gw lagi asyik mengenang masa-masa kecil gw bareng temen SD dulu, ketika handphone gw bergetar. Sms dari Lisa. Dia nanyain gw di mana, gw jawab kalo gw lagi di pantry. Dia bales lagi minta gw ke tempatnya sekarang.

"Ada apa?" tanya gw sesampainya di kursi gw.

Lisa masih cukup sibuk menyelesaikan laporannya.

"Enggak papa. Gw khawatir aja," jawabnya memandang gw tersenyum.

Ah, senyum yg paling manis yg pernah gw liat dari seorang Lisa.

"Perhatian banget lo sama gw," kata gw sedikit menggoda.

"Yaiyalah gw kan emang baik hati dan tidak sombong? Rajin nabung pula," balasnya. Dia meng close tab yg belum selesai dikerjakannya. "Jadi gimana?" lanjutnya.

"Gimana apanya?"

"Hasilnya laah.."

"Duh hasil apaan? Yg jelas atuh nanyanya," gw iseng maen hamsterball.

"Hasil medical check up kemaren. Gimana, oke kan? Kita jadi berangkat bareng kan ke Jepang??" tanya Lisa semangat.

Bola hamster gw jatuh dan pecah.

"Mmmh....." gw ketukkan jari-jari gw di meja.

"......."

"Justru itu..."

"Justru itu kenapa? Sekarang lo yg nggak jelas ah!"

"Gw nggak lolos Lis. Hasil medical kemaren jelek," kata gw hambar.

Lisa terdiam saking kagetnya.

"Ah elo becanda aja!" dia menepuk pundak gw pelan. Gw diam. Lagi nggak semangat gw.

"Gw beneran Lis."

"Masa sih? Kok bisa?? Gw liat elo sehat banget kok! Apanya yg salah???"

Gw tersenyum kecut. Pembicaraan gw dan Pak Agus beberapa jam yg lalu di ruangannya terngiang di telinga gw.

"Ginjal gw Lis," kata gw sedikit ragu.

"Ginjal?" Lisa belum menemukan benang merah pembicaraan kami.

Gw mengangguk pelan.

"Dari hasil medical check up kemaren, katanya gw punya kelainan di ginjal gw..."

"......."

"Gw serius Lis. Lo tau kan abis makan siang tadi gw dipanggil Pak Agus ke ruangannya? Kita ngomongin itu."

"Gw belum percaya ah! Lo yg sehat kayak gini kok punya kelainan ginjal?"

"Hmm...kadang sesuatu yg keliatan baik di luar, nggak seperti itu di dalamnya," gw lebih terdengar menghibur diri sendiri.

"......."

"Mungkin belum rejekinya gw kali. Ya udahlah gw terima aja kok."

"Yaaah...nggak bisa gitu lah! Masa gw sendirian ke sananya?"

"Kan masih ada yg laen? Lo nggak sendirian kok."

"Iya tapi beda lah! Duh tau gini mah mending gw ngundurin diri dari awal aja!" Lisa tampak sedih.

"......."

"......."

Kami terdiam beberapa saat.

"Gw kecewa nih.." kata Lisa.

"Sama Lis. Gw juga. Tapi yg bikin gw down sebenernya bukan karena gw gagal ke Jepang. Tapi yaah gw sendiri nggak nyangka aja ternyata gw punya penyakit yg gw sendiri nggak pernah menduga kalo gw mengidap penyakit itu!"

"Apa separah itu ya?"

"Nggak tau. Gw harus konsultasi langsung ke dokter. Semoga aja nggak papa yah..."

"Harus lah! Gw yakin lo baik-baik aja!" Lisa menyemangati gw, meskipun itu nggak berhasil menutupi kesedihannya.

"Semoga," gw mengamini.

Kabar tadi siang benar-benar cukup mengejutkan. Sebuah shocktherapy yg sangat memacu jantung gw. Untunglah setelah beberapa cangkir teh hangat gw habiskan, sekarang sudah agak mendingan.

"Lo harus ke dokter, malem ini." kata Lisa lagi. "Pastikan kalo penyakit yg lo punya itu nggak mempengaruhi keadaan lo sekarang. Oke?"

"Iya, rencananya Sabtu ini gw mau ke dokter."

"Nggak bisa. Harus malem ini. Balik lembur gw anter deh ya?!"

Gw tersenyum dan akhirnya mengangguk.

"Gw yakin lo baik-baik aja Ri," kata Lisa sambil menepuk bahu gw pelan...

Sudah hampir satu jam gw terjaga. Keringat dingin mulai bercucuran dari tubuh gw. Hujan di luar belum juga reda. Malah sekarang makin deras.

Gw pejamkan lagi mata gw. Dan dalam kegelapan itu, yg terbayang di benak gw cuma sesosok wanita berkaos kaki hitam.

Entah Meva...

Ah, atau Lisa......?

SK2H (Sepasang Kaus Kaki Hitam) ~ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang