Di suatu tempat di seberang pelangi,
Nun jauh dan tinggi
Ada satu tempat yg pernah kudengar hanya dalam lullaby..."Lo pernah nggak sih Ri bertanya dalam hati lo," kata Meva memecah kesunyian dan kedinginan yg sempat menyelimuti kami.
Sudah hampir jam dua pagi dan kami masih bertahan di beranda.
"Tanya apa?" gw balik tanya. Jari-jari gw udah berasa kebas buat memetik senar gitar dalam pelukan gw.
Meva diam sejenak. Wajahnya nampak sedikit lelah tapi sedikitpun itu nggak merusak penampilannya pagi ini. Beberapa helai rambut yg acak-acakan justru makin memancarkan sisi feminin nya yg selama ini jarang gw lihat.
"Menurut lo, pelangi itu nyata atau nggak sih?" lanjutnya datar.
Sesaat gw diam lalu tertawa kecil.
"Kebiasaan nih, kalo udah malem kayak gini pasti deh bakal muncul pertanyaan-pertanyaan aneh lo," kata gw.
Meva cemberut.
"Ya abisnya gw mau tanya ke siapa lagi kalo bukan ke elo? Satu-satunya yg kenal gw kan cuma elo..." katanya dengan nada merajuk.
"Iya tapi pertanyaannya tuh yg biasa aja lah. Gw suka bingung deh kalo udah ditanya yg kayak ginian."
"Ah, pertanyaan biasa kan cuma dijawab sama orang biasa. Kalo lo kan bukan orang biasa, yaah katakanlah lo tuh "orang tua" yak jadi kan udah banyak pengalaman dibanding gw yg masih muda plus imut kayak gini.."
"Kita cuma beda dua taun doank!"
"Tetep aja tua an elo kan?!"
"......."
"Udah jawab ajah, menurut lo pelangi itu beneran nyata nggak?"
Gw gelengkan kepala.
"Enggak. Pelangi kan cuma efek pembiasan cahaya. Jadi gimana yak. Duh gw bukan ilmuwan sih jadi nggak bisa jelasinnya."
Meva tersenyum.
"Kenapa?" tanya gw.
"Enggak papa. Pas tadi lo bilang soal hujan yg reda dan pelangi setelahnya, gw jadi inget waktu kecil dulu..." Meva mulai curhat. "Dulu, sebelum tidur gw sering didongengin banyak cerita sama nyokap gw. Dan ada satu cerita favorit gw, cerita tentang pelangi."
Meva melirik gw, mengecek apakah gw tertarik mendengar kelanjutan ceritanya. Gw mengangguk sebagai tanda gw tertarik.
"Dongeng China kuno, tentang sepasang kekasih bernama Hsienpo dan Yingt"ei. Pernah denger?"
Gw menggeleng.
"Mereka berdua adalah sepasang kekasih yg terpisah dan harus menunggu ada pelangi supaya bisa bertemu. Dan pada akhirnya Hsienpo menjadi warna merah dalam pelangi sementara Yingt"ei menjadi warna biru. Mereka hidup bahagia selamanya."
"......."
"Gw suka nangis loh waktu dulu denger dongeng ini," dia tertawa pelan mengenang masa lalunya. Matanya menatap kosong langit hitam di depan kami.
Gw terdiam. Baru pertama kali ini gw denger dongeng pelangi.
Di suatu tempat di seberang pelangi,
Langit selalu biru
Dan apapun yg kau impikan
Menjadi nyata di situ..."Masa belum pernah denger sih?" tanya Meva lagi.
"Yah waktu gw kecil mah paling juga didongengin si kancil sama si keong yg lomba balap karung. Nggak pernah gw dapet dongeng kayak gitu."
Kami berdua tertawa.
"Dulu gw pengeeen banget bisa terbang dan pergi ke pelangi!" lanjut Meva antusias. "Gw pernah baca, menurut orang Yunani, pelangi adalah jembatan yg dipake Dewi Iris untuk bertemu Dewa di langit. Sampe sekarang pun gw kadang masih suka berkhayal seandainya gw bisa ke pelangi..."
Gw tertawa mendengarnya.
"Ada-ada aja ah lo," komentar gw.
"Biarin. Namanya juga mengkhayal, kan bebas? Gratis juga!"
"Hehehe. Iya iya. Tapi sayang yak di sini nggak pernah muncul pelangi bulan."
"Pelangi bulan?"
"Iya, pelangi bulan. Kalo pelangi yg muncul setelah hujan kan namanya Rainbow, nah kalo yg ini namanya Moonbow. Munculnya di malam hari. Katanya sih lebih indah dari pelangi biasa. Nggak tau deh gw juga belum pernah liat soalnya."
Meva memandang takjub.
"Pasti indah yaaa..." gumamnya. Dia memandang berkeliling ke penjuru langit, berharap secara ajaib moonbow muncul tiba-tiba. Meva langsung tersenyum begitu tau yg diharapkannya nggak mungkin terjadi.
"Ri," katanya. "Kalo gw adalah pelangi, lo jadi apanya?" tanya Meva tiba-tiba.
"......."
"Ayo jawab.."
"Duh yak gw mana bisa jawab kalo lo nanya tapi muka lo sedeket ini sama muka gw??" gw dorong wajahnya menjauh.
Meva cuma nyengir lebar.
"Ayo jawab laah.."
"Emh jadi apa yak? Kayaknya gw jadi manusia biasa aja deh."
"Lho, kenapa? Lo jadi hujan nya atau apanya kek! Nggak ada romantisnya banget ah dodol!"
Gw tersenyum lalu menjawab.
"Gw pilih jadi manusia biasa, karena dengan begitu gw akan selalu bisa menikmati keindahan sang pelangi kapanpun dia muncul."
"......."
Kedua pipinya bersemu merah. Sebelum dia sempat bicara gw bilang gini.
"Boleh gw nyanyiin lagu buat lo?"
Meva mengangguk semangat.
"Lagu apa?" tanyanya.
"Over The Rainbow..."
Dan akhirnya malam valentine yg panjang itu pun ditutup dengan nyanyian fals gw...
Di suatu tempat di seberang pelangi,
Burung-burung biru beterbangan datang dan pergi..
Bila burung-burung kecil itu dg gembira beterbangan melampaui jembatan pelangi,
Mengapa aku tak bisa ?..........
KAMU SEDANG MEMBACA
SK2H (Sepasang Kaus Kaki Hitam) ~ END
RomansaAssalamualaikum wr. wb. Ini adalah cerita reborn dari cerita yang ditulis oleh salah satu user kaskus id pujangga.lama dengan judul yang sama yaitu SK2H alias Sepasang Kaus Kaki Hitam. Izinkan saya mengcopy ulang cerita ini tanpa mengubah isinya sat...