SK2H PART 56

397 19 0
                                    

Gw dan Meva sudah bersiap berangkat ke rumah Indra sekitar pukul sepuluh siang. Yg bikin lama tuh nunggu Meva mandi plus dandan. Yah namanya cewek semua sama laah kalo soal durasi gituan. Karena gw memang gak punya motor, maka kami memutuskan untuk pake angkot. Nanti ganti pake becak deh buat sampe ke rumah Indra.

Dan gw inget banget hari itu Meva pake kaos oblong putih plus celana jeans panjang biru muda. Dengan rambut panjangnya dikuncir ke belakang, Meva keliatan manis banget. Ah, andai aja dia cewek gw! Hahahahaha...

Nyampe di lantai bawah gw ketemu Raja lagi ngunci pintu kamernya. Dia keliatannya mau pergi. Gw inget dia kan mau keluar sama ceweknya.

"Wuiih....Pangeran Charles dan Putri Diana," katanya mengejek begitu melihat gw dan Meva. "Mau kemanakah gerangan?"

"Sialan lo," bales gw sementara Meva di sebelah gw cuma senyum-senyum. "Mana cewek lo? Katanya mau ke Cikarang?"

"Iya ini gw mau berangkat. Cewek gw nunggu di kosannya."

"Lo nggak pake motor?" lanjut gw.

Raja menggeleng.

"Mau pake bus aja. Cewek gw nggak demen lama-lama pake motor."

"Nah, kalo gitu gw pinjem motor loe aja deh!"

Raja diam sebentar.

"Boleh.." katanya. "Lo punya SIM kan?"

"Punya donk."

"Ya udah, tapi balik nanti tank gw full loh."

"Beres!"

Raja membuka pintu kamernya lagi dan mengeluarkan sepeda motornya. Dia juga menyerahkan satu buah helm hitamnya.

"Surat-suratnya ada kan?" tentu saja yg gw maksud adalah STNK.

"Ada tuh lengkap di bagasi. Tenang aja pake motor gw mah aman. Dua tahun gw pake ni motor nggak pernah sekalipun kena tilang," kata Raja setengah promosi.

"Sip deh. Gw cabut dulu ya," gw dan Meva sudah bersiap di atas jok motor.

"Ya ya ya. Salamin buat si gundul yaah."

"Oke."

Dan berangkatlah kami menuju Karawang Barat. Gw baru sekali ke sana waktu nganter Indra pindahan, tapi gw masih inget jelas jalannya.

"Lo kok dari tadi diem aja Va?" gw ajak ngobrol Meva. Motor melaju cukup pelan di angka 50.

"Eh, enggak kok enggak papa. Masih ngantuk aja..." jawabnya. "Kirain tuh mau ke Indra nya sore atau malem. Tau gini kan semalem gw nggak begadang?"

"Ya udah kita balik lagi aja kalo gitu?"

"Yeeey udah tanggung laah masa balik lagi?"

"Emmh ya udah lo tidur aja, gw jalannya pelan deh. Tapi lo peluk gw, biar nggak jatoh."

"Yaaaaah maunya elo itu mah biar dipeluk sama gw!" Meva menempeleng kepala gw.

Gw tertawa lebar.

Selama perjalanan kemudian kami lebih banyak diam. Kami baru saja melewati Mall Karawang, ketika tiba-tiba dari belakang terdengar bunyi klakson nyaring. Sebuah motor gede warna putih dikendarai seorang pria berseragam lengkap memepet kami ke tepi.

"Selamat siang Pak," dia memberi hormat sesaat. Di helmnya ada tulisan "Polisi" warna biru terang. "Mau ke mana nih?" lanjutnya.

"Mmmh...ke Karaba Pak," jawab gw cukup gugup. Baru pertama ini gw di gape sama Polisi di jalanan. Tukang becak dan warung yg ada di sekitar kami memandang penuh minat ke arah kami bertiga.

Gw lirik Meva, dia cuma diam sambil mengangkat bahu.

"Bisa tolong tunjukkan surat-suratnya?"

"Oh bisa bisa," gw turun dari motor dan bergegas membuka bagasi. "Ada di sini suratnya."

"Ini Pak," gw menyerahkan selembar kertas dari dalam bagasi secara sembarangan. Cukup banyak kertas-kertas di sini.

"Apaan nih??" Polisi di depan gw merentangkan kertas di tangannya. "Ini kan fotokopi Kartu Keluarga?"

Weiitz !! Iya, gw baru inget biasanya STNK kan pake sampul plastik gitu yak? Kertasnya jg warna kuning gitu. Yg di tangan Polisi itu memang Kartu Keluarga. Meva di sebelah gw udah cekikikan aja tuh. Nggak tau apa gw lagi nervous gini??

"Saya minta STNK sama SIM. Bukan Kartu Keluarga?" Polisi itu geram. Dikiranya gw sengaja kali yak.!

Langsung dah tuh gw ambil tumpukan kertas surat yg gepeng ditimpa jok motor. Polisi di depan gw berdiri menunggu dengan tidak sabar.

"Sialan, dasar anak gendenk! Ngapain segala Akte Lahir ditaro di bagasi!" gw memaki dalam hati.

"Ada nggak STNK nya?" bisik Meva ke gw.

"Lagi gw cari," jawab gw pendek. Kesel sendiri jadinya.

"Ada nggak??" Polisi itu makin tidak sabar.

Setelah selanjutnya menemukan kopian surat dokter dan surat keterangan domisili, akhirnya gw dapatkan STNK. Buru-buru gw serahkan tuh STNK plus SIM gw ke Polisi yg kayaknya lagi laper.

"Kenapa nggak pake spion? Plat luar kota, tapi belagu banget di jalanan Karawang.." lanjut Polisi itu setelah beberapa saat mengecek SIM dan STNK gw.

"Maaf Pak, kemaren abis kecelakaan soalnya. Ini baru mau beli spion." Ada aja yg kena kalo sama Polisi!

Gw deg-degan, tapi nggak tau kenapa si Meva masih aja cekikikan menahan tawa. Apanya yg lucu siih???

Dan setelah beberapa menit mendengarkan ocehan si Polisi tentang pasal yg gw langgar, akhirnya disepakatilah ganti denda sebesar tigapuluhlima ribu perak karena gw menolak untuk melakukan sidang di Polres Karawang.

"Laen kali jangan lewat jalan gede kalo nggak mau ditilang," kata petugas Polisi sebelum gw pergi.

Aarrrggggh.......nggak papa lah, gw anggep sodakoh aja buat fakir miskin.!

SK2H (Sepasang Kaus Kaki Hitam) ~ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang