SK2H PART 32

545 17 0
                                    

"ehm, maaf yah tadi gw lupa naro euy..padahal udah seiya-iya beli juga," kata gw sambil meletakkan bidak catur di petaknya.

"emang lo beli apaan sih?" tanya meva penasaran. "kayaknya serius banget?"

"eh, enggak kok....bukan sesuatu yg penting juga sih," sergah gw. "cuma khan sayang ajah udah beli tapi malah ketinggalan. bego banget yah gw?"

"haha...itu mah emang dari dulu Ri," dan meva pun tertawa kecil. dia mulai melangkahkan dua pion di depan raja dan kuda.

"yeeey nggak gitu juga kali. tapi ya udah deh biar aja, daripada ntar lo nggak suka mending nggak jadi." gw buka permainan dengan melangkahkan pion di depan kuda.

"yah itu mah elo nya aja emang nggak niat ngasih. jangan-jangan lo malah belum beli apa-apa iya khan??"

"enak aja. enggak kok gw beneran udah beli tadi."

"emang apaan sih? gw jadi penasaran nih."

"baguslah kalo penasaran."

"yeeeeeee bagus apanya?? dasar dodol lo."

"itu artinya gw manis yah? hehehe"

meva sudah melangkahkan luncur hitamnya di tepi pertahanan gw. tapi gw bisa menebak ke arah mana dia akan berjalan. gw majukan pion menutupi petak luncur sekaligus mengancamnya.

"nggak ada yg bilang begitu," dengus Meva.

gw tertawa lebar.

"ekhem ekhem," indra muncul dari kamarnya dengan seragam lengkap. dia sudah bersiap berangkat kerja. "deeeuuuuhhh yg lagi mesra-mesraan. hohoho"

"sapa yg mesra-mesraan?" tanya meva nyolot. "gw sama Ari?? beeuuh.....ogah banget gw. hahaha"

"emang lo pikir gw juga mau sama lo???" balas gw.

"ouwh, ternyata begitu yah cara kalian menunjukkan kemesraan di depan orang lain..dengan pura-pura marahan dan jual mahal gitu. hehehe"

gw perhatikan pipi meva memerah. dia malu nampaknya. hehehe...

"udah dul, kasian tuh si meva nya malu," kata gw. "udah berangkat sana."

"emmmmhhh....pengen gw cepet-cepet pergi yah?" indra memandang gw sok ngerti. "iya iya gw cabut nih. selamat menikmati malam yg dingin yaah?"

dan indra pun turun ke tangga. gw baru sadar gw kena skak.

"lho, kok bisa????" tanya gw heran. gw perhatikan lagi seisi papan. ada yg aneh, tapi gw nggak ngeuh apa yg anehnya.

"ya bisa lah...gw gitu loh." kata meva pongah.

"tunggu tunggu, kok luncur lo di petak item semua????" gw menunjuk luncurnya. "loe curang!! ketauan nih!"

meva melongo.

"eh, iya sorry gw salah ngelangkahin," dia menarik salahsatunya ke petak putih lagi.

"wah wah ternyata lo gitu ya maennya," kata gw. "pantesan lo sering menang?"

"eh, enggak gitu ya. gw beneran salah langkah kok ini. sumpah! jangan asal nuduh lo yaa?"

"ah, orang kalo ketauan boongnya pasti gini deh."

"apaan? gw beneran salah tadi mah. sebelum-sebelum ini enggak kok."

dan setelah adu argumen selama limabelas menit permainan dilanjutkan dengan gw harus lebih teliti melihat tiap langkah pion meva. selama sepuluh menit pertama gw perhatikan saksama tapi ternyata melelahkan juga.

"skak," gw memakan pion milik meva dengan menteri gw.

meva terdiam. gw tunggu, dia masih diam juga.

"wooii..." kata gw. "itu gw skak raja lo. malah melongo loe."

"eh, emh...sorry.........tiba-tiba ada yg kepikiran sama gw soalnya."

"mikir mulu cepet tua loh."

meva mencibir.

"lo ama gw tuaan lo kali??" katanya. "gw lagi mikirin tentang pion yg barusan lo makan nih."

"yaelaah timbang pion kecil juga, dipikirin banget. lo kan masih punya banyak serdadu."

meva menggeleng.

"justru itu Ri," katanya.

"..........."

"kok gw ngerasa hidup gw kayak pion ini yah?" dia mengangkat pion yg tadi gw makan.

"maksudnya?" gw nggak ngerti.

"ya kayak yg lo bilang tadi, ini cuma pion kecil..." lanjutnya. "nggak ada artinya. diremehin. nggak diterima keberadaannya sama mereka yg lebih besar dari dia. baru sadar ternyata hidup gw juga gitu Ri. nggak banyak yg mau nerima gw. gw selalu merasa kecil di depan orang lain, termasuk elo."

gw kernyitkan dahi.

"kok lo bisa ngmong gitu?" komentar gw.

"gw cuma ngomongin kenyataan kok." mendadak sorot mata meva berubah sayu. "apa hidup gw terlalu salah buat gw ya? mulai dari masa lalu gw sampe keanehan yg gw miliki. semua nggak bisa diterima gitu aja sama orang lain."

"sorry, tapi gw nggak paham yg lo omongin."

"bukan apa-apa kok. lagian juga belum saatnya lo tau tentang ini."

"oke lo bilang mereka nggak nerima lo, tapi kan lo punya gw? gw nggak pernah mempermasalahkan masa lalu kan? karna gw juga nggak tau."

"nah, itu dia. karena lo nggak tau makanya lo bisa nerima gw. lain halnya kalo lo tau, mungkin akan beda keadaannya."

gw diam, mencoba mencari pembenaran dari kalimatnya.

"emang sih...kadang sesuatu itu tampak indah kalo kita nggak tau apa di balik itu semua. tapi bukan berarti lo bisa nge judge bahwa orang akan nggak nerima lo misalnya dia tau rahasia lo. buat gw, apapun dan gimanapun masa lalu seseorang kemarin, yg gw liat adalah hari ini. karna semua akan selalu sulit kalo kita cuma nilai dari masa lalu."

giliran meva yg diam. matanya tetap sayu menatap pion yg tadi.

"gini deh Meva sayaang......" gw ambil pion yg sejak tadi dipandanginya. "pion ini, memang nggak ada artinya saat ini." gw letakkan di salahsatu petak. "tapi kalo pion ini bisa ngelewati semua ujian untuk bisa sampai di petak terakhir..." gw letakkan dia di petak paling sudut di daerah pertahanan gw. "pion nggak berharga ini bisa bermetamorfosa jadi benteng, kuda atau bahkan jadi menteri."

dan gw mengganti pion itu dengan menteri. meva masih diam.

"sama kayak hidup kita," lanjut gw lagi. "kalo kita bisa bertahan dan ngelewatin semua ujian dalam hidup, suatu saat nanti kita bisa jadi yg lebih hebat dari mereka yg selalu merendahkan kita. kita bisa jadi sesuatu yg berarti buat mereka juga, Va. lo harus tau itu...."

meva masih diam, tapi perlahan sesungging senyum merekah di bibirnya.

"dan asal lo tau Va, gw nerima lo apa adanya kok, gimanapun keadaan loe."

meva malah tertawa.

"bisa banget lo ngomongnya," kata dia. "haduh kita lagi maen catur tapi kok malah jadi ngelantur gini yah? hehehe.."

"ya elo dulu sih yg ngajakin ngelantur."

"tapi bener juga kata lo Ri," katanya lagi. "suatu hari nanti gw akan tunjukkin ke lo, gw juga bisa kayak pion itu. gw akan jadi orang besar di hidup gw!"

"hemmm....baguslah kalo lo ngerti."

"thanks Ri," dia menyodorkan tangannya. "salaman dulu deh."

"buat apa?"

"biasanya orang-orang besar kayak bos gitu kan suka salaman sama rekan bisnisnya? yah sebelum nasib gw sama kayak mereka, minimal salamannya aja dulu deh."

lalu kami berdua sama-sama tertawa. dan alih-alih main catur, akhirnya malam itu kami malah ngobrol soal masa depan kami, tentang rencana Meva setelah lulus kuliah nanti dan bagaimana nasib gw setelah habis masa magang. banyak juga yg kami bicarakan. sedikit berkhayal dan hal nggak penting juga memang, tapi seenggaknya sejak malam itu kami sadar bahwa ada hari esok yg harus kami harapkan. dan sekecil apapun harapan itu, selalu ada mimpi yg bisa mewujudkannya....

SK2H (Sepasang Kaus Kaki Hitam) ~ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang