Healing (5)

3.4K 400 26
                                    

Berapa tahun Kakashi hidup dengan prinsip membunuh atau terbunuh?

Puluhan tahun?

Rasanya sudah lama sekali sejak ia merasakan hidup yang normal. Ah, sejak awal kehidupannya memang sudah tidak normal. Dikaruniai kekuatan fisik dan kecerdasan di atas rata-rata mungkin menguntungkan di dunia shinobi yang penuh konflik, namun juga menyakitkan di saat bersamaan.

Sebagai seorang ninja, kebaikan hati nyatanya tak terlalu diperlukan. Malah, keseringan merugikan diri sendiri. Setelah apa yang ia lihat beberapa waktu lalu, Kakashi menjadi semakin kebingungan dengan dirinya sendiri.

Kenapa Iruka baik sekali?

Apakah ia tidak merasa lemah dengan semua kebaikan hati yang ia miliki?

Kakashi membaringkan tubuhnya. Kedua bola matanya menerawang jauh.

Senyum Iruka,

Kalimat-kalimatnya,

Kelakuannya.

Semuanya jelas sangat bertolak belakang dengannya. Bagaimana mungkin takdir mempertemukan mereka berdua. Keduanya jelas-jelas berjalan pada sisi yang berlainan. Iruka dengan jalan penuh cahaya benderang, dan ia sendiri berjalan pada kegelapan tak berujung.

Kakashi tahu kedua orang tua Iruka meninggal pada insiden lepas kendalinya kyuubi ketika Naruto lahir, tetapi malah Iruka orang pertama yang menerima kehadiran Naruto. Seperti ayahnya sendiri?

Kakashi tidak mengerti. Bagaimana bisa Iruka menerima semuanya dengan lapang dada?

Kakashi menghela napas, ia meraba luka gigitan anjing yang telah diperban oleh Iruka. Dengan satu gerakan segel, Pakkun muncul di hadapannya.

"Ada apa Kakashi?"

Kakashi menyeringai di balik maskernya. "Tidak ada sih."

Pakkun tampak kesal. "Kau memanggilku hanya karena bosan? Kurang kerjaan sekali."

"Yah... Jangan marah begitu, aku hanya butuh lawan bicara."

"Dan kau malah bicara dengan anjing?"

Kakashi tertawa. "Yang penting 'kan bisa bicara."

"Ada apa? Tak biasanya kau begini."

Kakashi mengusap dagunya. "Sebelum kau mengikat kontrak denganku apa kau pernah bertemu dengan ninja yang baik hati?"

"Hah? Kenapa kau bertanya?"

Kakashi mengangkat bahu tak acuh. "Hanya penasaran."

Pakkun tertawa mengejek. "Sebaik apapun seorang ninja, aku belum pernah bertemu dengan kebaikan yang membuatku tersentuh, setidaknya sampai sekarang."

"Maksudmu?"

"Temanmu itu, yang memberikan chakra-nya padamu. Dia ninja pertama yang membuatku ingin membelot dari tuanku dan beralih mengikat kontrak dengannya."

"Haaaah!! Berani sekali kau mengatakannya."

Pakkun menyeringai. "Setidaknya, dia mencuri atensiku dengan kebaikan hatinya. Sementara kau! Kau menundukkanku dengan paksa."

Kakashi tertawa keras. "Kau jadi membandingkanku dengannya."

Pakkun memutar bola matanya. "Ini hanya pendapatku. Kau yang bertanya sebelumnya."

"Benar juga." Kakashi menghela napas. "Aneh sekali, kenapa takdir bisa membuatku berhubungan dengannya? Dia menjadi guru akademi Naruto, lalu aku menjadi guru genin Naruto, dan sekarang kami malah terikat chakra dan sharingan ku."

KakaIru (ManXMan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang