Iruka mengerjabkan kedua matanya. Tubuhnya terasa berat dan kepalanya sedikit pusing. Hal pertama yang ia lihat ketika dirinya menoleh ke sisi kiri adalah Kakashi yang tengah tertidur pada kursi panjang. Ia tetap memakai maskernya, tapi Iruka melihat Kakashi tampak kelelahan.
"Oh iya, aku di rumah Kakashi-san." gumam Iruka pelan. Ia ingat kejadian semalam dan bagaimana paniknya ia melihat keadaan Kakashi. Setelah dua kejadian itu, ia semakin yakin untuk menjadi pendonor chakra pada Kakashi.
Iruka bangun, merapihkan rambutnya sebentar. Ia ingat tidak membawa ikat rambut saat panik kemari, sehingga ia biarkan saja rambut panjangnya tergerai.
Iruka berjongkok, menatap wajah Kakashi yang tertutup masker. Ingin sekali ia membangunkan jonin itu untuk pindah ke kasurnya. Tidur dengan posisi seperti ini akan menyakiti lehernya. Tetapi melihat kerutan di kening Kakashi, Iruka urung melakukannya.
"Apa Kakashi-san punya makanan?"
Iruka menjelajahi rumah Kakashi, tentu saja berhati-hati dan tak menyentuh barang yang kiranya tidak boleh disentuh sembarangan. Untuk ukuran pria dewasa yang selalu banyak misi berat keluar desa, rumah Kakashi cukup rapi meski terkesan lengang karena hanya ada sedikit barang. Dapur juga seperti itu, Iruka hanya menemukan sedikit sekali persediaan makanan di lemari penyimpanan.
Iruka memutuskan untuk memasak sedikit makanan dengan memakai persediaan bahan makanan di rumah Kakashi. Jujur saja, ia sendiri juga lapar. Rasa iba setelah melihat keadaan Kakashi semalam membuat jiwa perhatian Iruka menjadi tak tega. Hanya butuh waktu singkat untuk memasak beberapa makanan dan menatanya di ruang makan. Iruka tak lupa juga mencuci kembali seluruh peralatan masaknya. Ini masih terlalu pagi buta untuk ke akademi, setelah makan dan memastikan Kakashi baik-baik saja, ia akan pulang nanti.
Iruka berhati-hati menyentuh bahu Kakashi dan menggerakkannya pelan. Sungguh, membangunkan orang yang tertidur sangat tidak disukai Iruka. Ia merasa menjadi seorang pengganggu. Tapi Kakashi harus bangun dan makan agar tubuhnya lebih sehat.
"Kakashi-san, Kakashi-san, bangunlah. Sarapanlah dulu lalu kembali tidur." seru Iruka pelan.
Kakashi bukan tipe orang yang hobi tidur dan susah bangun. Hanya dengan satu kalimat dan gerakan pelan di bahunya, ia langsung bangun.
Ia terkejut ketika mendapati wajah Iruka dihadapannya. "A-ah! Iruka-sensei? Kau sudah bangun? Apa badanmu sudah sehat?"
Iruka tersenyum kecil kemudian mengangguk. "Tenang saja, aku baik-baik saja."
Kakashi menghela napas lega. "Syukurlah."
"Ayo sarapan, aku sudah memasak makanan. Maafkan aku karena lancang menggeledah rumahmu. Ku harap kau tidak keberatan."
"Kau bisa memasak?"
Iruka berkedip bingung. "Tentu saja. Memangnya kenapa?"
"Heeee... Kau ini bisa segalanya, ya Iruka-sensei."
Wajah Iruka merona. "Memangnya Kakashi-san tidak bisa?"
Kakashi mengangkat bahu tak acuh. "Aku hanya mengerti hal mendasar saja. Selebihnya, aku tak tahu." ia berjalan menuju ruang makan dan melebarkan matanya takjub.
"Whoa!!! Serius kau yang memasaknya Iruka-sensei?"
Iruka mengusap lehernya. "Iya. Makanlah lalu kembali tidur. Ku rasa badan Kakashi-san masih lemas."
"Lalu kau setelah ini mau pulang?"
Iruka mengangguk. "Nanti aku juga harus ke akademi untuk mengajar. Aku tidak mungkin membolos."

KAMU SEDANG MEMBACA
KakaIru (ManXMan)
FanficApa kau tahu hal yang paling berat di dunia ini? . Udara . Udara yang kau hirup sebelum kematian. >>BREATH, dan cerita-cerita lainnya. I DON'T OWN THE PICTURE CREDIT TO THE ARTIST.