Iruka sama sekali tak meninggalkan Kakashi selama pria itu tak sadarkan diri. Ia duduk di sofa rumah sakit sambil sesekali mengusap peluh yang menetes di kening Kakashi. Sampai saat ini, meskipun Iruka masih kebingungan dengan bentuk hubungan mereka dan bagaimana Kakashi menganggapnya, Iruka sama sekali tak keberatan. Ia akan tetap melakukan apa yang dia pikir harus ia lakukan. Apapun yang terjadi.
"Iru...ka sensei?"
Iruka sigap menghampiri Kakashi. "Ya? Ada yang kau inginkan, Kakashi-san?"
Kakashi memejamkan sebelah matanya, ia sedikit meringis menahan sakit yang menyengat sampai ke kepalanya. "Apa kau tidak pulang? Kau kelihatan lelah sekali."
Iruka tersenyum lembut. "Aku baik-baik saja."
"Bi-bisakah kau membantuku minum? Tenggorokan ku kering sekali."
Iruka mengangguk. Ia membantu Kakashi bangun dan menyandarkan tubuhnya pada kepala ranjang. Iruka memegangi gelas air dengan tangan Kakashi yang ikut menggenggamnya. Iruka tidak mau Kakashi menumpahkan air karena tubuhnya kelihatan benar-benar lemah.
Usai meminum beberapa teguk, Iruka kembali membantu Kakashi berbaring.
"Tidurlah lagi Kakashi-san, supaya tubuhmu cepat pulih."
Kakashi melirik Iruka. "Kau... Kenapa masih mau melakukan ini?"
Iruka berbalik, tak menatap Kakashi sama sekali. Ia menyibukkan diri dengan membereskan meja rumah sakit Kakashi dan menata barang-barang yang ada di sana.
"Aku sudah menyetujuinya sejak awal, tak ada alasan bagiku untuk mundur."
Kakashi terkekeh pelan. "Kau bahkan tak mendapatkan keuntungan apapun dari semua ini dan malah mendapatkan kesialan."
Keuntungan kah?
Iruka selalu berpikir bahwa menolong orang lain tidak boleh mengharapkan balasan. Sejak kecil, ia melakukan semua itu dan ia sama sekali tak merasa terbebani. Semua orang selalu menganggapnya bodoh dan gampang diperalat. Mereka bahkan mengatakan bahwa Iruka perlu tahu perbedaan mendasar dari bermanfaat bagi orang lain dan diperalat orang lain.
Apakah ia diperalat?
Iruka sama sekali tak pernah merasa seperti itu dan ia sendiri juga tidak peduli apakah mereka yang meminta tolong padanya berniat memperalatnya atau tidak. Iruka hanya merasa harus membantu. Itu saja.
Iruka memandang wajah Kakashi, ia menarik senyum kecil. "Kakashi-san, ada banyak hal yang bisa kau lakukan tanpa berharap keuntungan."
"Kenapa? Kau menyia-nyiakan tenagamu sementara kau tak mendapat apapun?"
Iruka mengusap rambut Kakashi, hal yang tak pernah ia pikir berani lakukan sebelumnya. Dan Iruka juga melihat bahwa Kakashi terkejut dengan hal itu.
"Kakashi-san, terkadang kau akan merasa sangat lega dan nyaman ketika mampu memberikan sesuatu kepada orang lain. Ya aku mengakui, mungkin aku akan mendapatkan banyak hal jika aku mengharapkan keuntungan dari semua bantuanku. Tapi, apakah itu membuatku puas? Apakah itu membuatku lega? Aku hanya berpikir kepuasan dan kelegaan lebih penting daripada keuntungan yang kau bicarakan itu. Makanya, bahkan jika kau terus mengatakan aku begitu bodoh karena rela melakukan ini untukmu, itu tak masalah. Aku sudah berjanji akan membantumu sejak awal, dan aku tidak akan pernah mengingkari janjiku sendiri." dan Iruka mengakhirinya dengan senyum ramah khasnya.
Iruka berbalik, hendak kembali duduk di sofa, namun lengannya ditahan oleh Kakashi.
"Ada apa Kakashi-san?"
![](https://img.wattpad.com/cover/176866012-288-k497658.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KakaIru (ManXMan)
FanficApa kau tahu hal yang paling berat di dunia ini? . Udara . Udara yang kau hirup sebelum kematian. >>BREATH, dan cerita-cerita lainnya. I DON'T OWN THE PICTURE CREDIT TO THE ARTIST.