Iruka akhirnya keluar dari rumah sakit. Berhubung ia hanya pingsan dan tidak terluka apapapun, pengobatannya di rumah sakit hanya sekadar penambahan nutrisi dan vitamin agar tubuhnya kembali sehat. Semalam setelah Kakashi pamit untuk menjalankan misinya, Tsunade juga pergi. Jadi, Iruka segera tidur dan berharap tubuhnya lekas pulih.
Jadwal mengajarnya di akademi cukup semrawut karena kegiatannya dengan Kakashi, memang Tsunade sudah mengabarkan semuanya pada Akademi sehingga ia sendiri tak perlu khawatir dengan kehadiran dirinya, hanya saja Iruka tetap kepikiran dengan anak-anak didiknya.
Bagaimana kabar mereka?
Apa guru penggantinya mampu menangani tingkah urakan anak-anak itu?
Apa mereka baik-baik saja?
Dan segala kekhawatiran berlebihan lainnya. Iruka memang seperti itu, mau sekesal apapun dengan anak-anak itu, rasa sayangnya jelas jauh lebih besar.
Hari ini ia hanya sekadar mampir sebentar ke akademi untuk membereskan catatannya juga menengok kabar murid-muridnya, karena ia sendiri tak mengabarkan kalau hari ini akan datang, sudah ada guru pengganti sehingga Iruka tidak masuk ke kelas. Usai membereskan catatan dan memeriksa kondisi murid-muridnya, ia lanjut menuju kantor Hokage untuk mengerjakan laporan misi seperti biasa.
Lorong kantor Hokage entah mengapa agak ramai. Iruka tahu bahwa yang ada di sekitarnya adalah para jonin. Mungkin jonin yang baru diangkat? Iruka cukup yakin kalau dia ingat peringkat mereka karena ia selalu membereskan semua laporan misi shinobi Konoha.
"Hah... Lihat anjingnya si sharingan."
"Hahaha... Tidak ikut dengan tuan mu menjalankan misi?"
"Mana mungkin 'kan? Shinobi level rendah sepertinya mana bisa. Dia itu hanya sekadar anjingnya si sharingan."
Kening Iruka mengerut. Apa maksudnya?
Suara tertawaan dan tatapan merendahkan dari tiga orang shinobi yang bersandar di dinding lobi cukup menganggu Iruka. Ia tidak mengerti kenapa mereka mengatakan hal seperti itu. Seingatnya ia tak pernah bermasalah dengan shinobi di desanya.
Anjingnya si sharingan?
"Maksudnya aku anjingnya Kakashi-san?" gumam Iruka pada dirinya sendiri.
"Hatake Kakashi itu seleranya memang selalu rendahan."
"Hahaha... Benar sekali, pantas saja, memang dia sendiri rendahan 'kan?"
Telinga Iruka panas, ia berbalik menghampiri ketiga shinobi itu.
Seringai menyebalkan terpasang di bibir mereka. "Oi, oi, lihatlah, anjing yang tak terima manjikannya dihina."
"Kenapa kalian mengatakan hal itu?" seru Iruka marah.
"Kenapa? Tentu saja karena merendahkan kalian itu menyenangkan."
Iruka mengeratkan genggaman tangannya, berusaha keras menahan diri. "Memangnya aku pernah berbuat salah pada kalian? Memangnya Kakashi-san pernah melakukannya?"
PLAK!
Iruka jatuh terduduk, darah menguncur dari hidungnya. Ketiga jonin itu tertawa melihatnya.
"Berani sekali chunin rendah sepertimu meneriaki jonin seperti kami."
Iruka mendongak, menarik senyum sinis. Sesuatu yang nyaris tak pernah ia lakukan sepanjang hidupnya. "Aku bersyukur hanya pangkat ku yang rendah dan bukan tata krama ku."
DUAK!
Satu tendangan keras di pinggang kanan Iruka, dan ketiga jonin itu meninggalkannya seraya tertawa. Iruka meringis menahan sakit. Pinggangnya terasa sangat nyeri, belum lagi mimisannya yang tak kunjung berhenti padahal sejak tadi ia terus menyekanya. Susah payah ia berdiri, pekerjaan sedang menunggunya dan Iruka tidak bisa untuk bersantai-santai hanya karena luka kecil seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
KakaIru (ManXMan)
FanfictionApa kau tahu hal yang paling berat di dunia ini? . Udara . Udara yang kau hirup sebelum kematian. >>BREATH, dan cerita-cerita lainnya. I DON'T OWN THE PICTURE CREDIT TO THE ARTIST.