Personal Taste

3.6K 318 67
                                    

"Kakashi-sensei?"

"Oh? Iruka-sensei, ada apa?"

Iruka menggaruk pipinya pelan. "A-Ano, aku menyukaimu Kakashi-sensei." katanya pelan.

Kakashi diam beberapa saat. "Ah, maaf! Aku sedang ada misi."

Wajah Iruka merah padam. "B-Begitu ya. Maafkan aku Kakashi-san, lupakan saja yang tadi. Semangat untuk misimu, aku permisi." dan ia berlari menjauh.

Kakashi menghela napas. Tidak terlalu peduli dengan apa yang baru saja terjadi. Hokage-sama baru saja memberikan misi rank S dari penculikan beberapa jonin oleh kriminal di perbatasan Hi no Kuni dan Kaze no Kuni.

Misi darurat itu sudah diberikan pada beberapa anbu sebelumnya namun tak membuahkan hasil sama sekali. Karena itulah Kakashi diminta untuk menanganinya sendiri.

Sementara Kakashi telah pergi meninggalkan desa, Iruka masih berdiam diri bersandar pada dinding yang membatasi pandangannya pada posisi Kakashi sebelumnya. Tangan kanannya mengepal dan menekan gejolak di dadanya.

"A-apa yang baru saja ku katakan?" keluh Iruka frustasi. Wajahnya terasa panas dan tubuhnya lemas seketika karena adrenalin yang terpacu.

Berusaha menguatkan diri, Iruka pergi menjauh. Kelas berikutnya harus segera ditangani.

Sejujurnya, Iruka tidak tahu mengapa ia sampai berani mengatakan perasaannya kepada Kakashi. Memang benar ia sudah jatuh dalam cinta sepihak kepada Kakashi sejak lama. Hari ketika Kakashi memberinya nasihat tentang bagaimana cara menangani Naruto adalah awal dari semua perasaan terlarang itu.

Iruka kira, awalnya ia hanya kagum. Sosok Hatake Kakashi dan reputasinya di desa adalah sesuatu yang wajar dikagumi. Banyak sekali orang-orang yang menaruh iri padanya, tapi juga tak kalah banyak yang mengaguminya. Deretan kunoichi Konoha tak henti-hentinya mengajak Kakashi berkencan, namun satupun tak ada yang berhasil.

Perlahan-lahan, semua perasaannya yang kabur tampak sangat pasti. Iruka menyadari dengan pasti bahwa hatinya telah jatuh cinta sepihak pada Kakashi, meski sebisa mungkin ia menyangkal, rasanya malah semakin menyiksa. Iruka menahan diri untuk tidak mengungkapkan perasaannya, karena ia takut jika sampai kata cimta itu terungkap, Kakashi akan menjauhkan dirinya dari Iruka.

Tapi saking tidak tahannya dengan rasa yang membuncah di hatinya, pikiran Iruka tak lagi rasional. Janjinya untuk mengubur dalam-dalam perasaan itu telah ia khianati sendiri. Dan hari ini, dia mengatakan segalanya.

Melihat respon Kakashi yang tak acuh, Iruka yakin bahwa perasaannya sudah pasti tak terbalas. Tapi jauh di dalam hati kecilnya, Iruka tetap berharap pada Kakashi.

Iruka menggigit bibir bawahnya. "Lupakan saja, lupakan saja, lupakan saja. Kakashi-san tidak akan ingat apa yang ku katakan." katanya menyemangati diri sendiri.

Iruka terus-terusan membohongi dirinya sendiri. Menolak untuk mengakui bahwa hatinya tetap berharap, dan berjanji akan segera melupakan perasaannya padahal ketika kedua bola matanya menangkap kehadiran Kakashi, rasa di hatinya selalu timbul kembali.

---

Dua hari berlalu setelah Kakashi menjalankan misinya. Pria bermasker itu kembali dengan laporan misi yang berhasil. Sebisa mungkin Iruka bersikap biasa saja, menganggap apa yang terjadi dua hari yang lalu tak pernah terjadi.

"Laporan sudah ku terima, Kakashi-san. Arigatou." tak lupa senyum lebarnya yang biasa.

Kakashi mengangguk. "Iruka-sensei, ayo makan siang bersama. Makanan di cafeteria akademi rasanya enak sekali, aku ingin kembali kesana."

KakaIru (ManXMan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang