Healing (21)

2.6K 344 37
                                    

Kakashi menunduk, jela sekali menyesal dengan tindakannya. Ia rasa, yang ia lakukan sebelumnya bukan karena sharingan miliknya yang haus chakra, tapi insting hewan buas dalam dirinya yang menguasai. Entah kenapa, seolah-olah ia sendiri kehilangan kesadaran dan kontrol terhadap tubuhnya hingga ia menggigit leher Iruka. Sungguh, ia merasa malu telah melakukan itu. Bagaimana bisa jonin elit yang selalu dipandang tinggi oleh sebagian besar shinobi Konoha—dan bahkan Iruka sendiri bisa kehilangan kendali, dan semua itu hanya karena aroma tubuh Iruka? Astaga, Kakashi benar-benar tidak mengerti dengan dirinya sendiri.

Iruka sama canggungnya dengan Kakashi. Mereka berdua duduk bersebalahan di sofa, dengan Tsunade dan Shizune yang menatap mereka seolah-olah tengah mengadili anak-anak nakal. Wajah Iruka merah padam. Selain karena malu, ia sendiri merasa tubuhnya aneh. Iruka sudah berkali-kali bersentuhan dengan Kakashi, tapi tetap saja efek panas dalam tubuhnya tak pernah hilang ketika lagi-lagi Kakashi menyentuh kulitnya. Padahal, itu pun belum tentu Kakashi lakukan atas keinginannya.

Shizune mengusap dagunya. Sebuah papan jalan dan kertas-kertas yang terjepit di sana dibolak-balik, menimbulkan satu-satunya suara di tengah keheningan yang mereka ciptakan. Tsunade tidak melakukan apa-apa selain menatap mereka secara lekat.

"Iruka-san, wajahmu merah sekali. " celetuk Shizune tanpa sadar. Ia mencatat semua yang ia lihat, termasuk respon wajah Iruka meski mungkin saja itu tidak berkaitan dengan penelitian mereka. Tsunade selalu mengajarinya untuk mencatat detail terkecil apapun ketika bertugas, karena bisa jadi itulah yang menjadi kunci suksesnya.

"Ma-maaf, aku hanya—"

"—Apa tubuhmu terasa aneh? panas misalnya? Atau, perasaan aneh yang menjalar dari dada menuju perutmu?"

Iruka mendongak, menatap Shizune. "I-itu.."

Shizune terkikik. "Katakan saja sejujurnya, Iruka-san. Kau tidak perlu malu. Tenang saja, semua ini hanya kita berempat saja yang tahu. Lagipula, datanya nanti akan masuk ke jurnal pengobatan Tsunade-sama yang mana jurnal itu hanya akan dibuka olehnya—dan aku kadang kala."

Iruka mengusap tengkuknya, seulas senyum paksa ia tampilkan. Rasanya benar-benar malu. Iruka ingin sekali segera berlari pulang dan menyembunyikan wajahnya pada bantal.

"Baiklah kalau Iruka-san masih bingung bagaimana mengatakannya, bagaimana kalau Kakashi-san saja dulu. Lagipula, dia yang tiba-tiba agresif saat bersentuhan dengan Iruka-san."

"Hah?" Kakashi mendongak, tatapan mata malasnya tak sirna, meski begitu ia sendiri bingung ingin mengatakan apa, soalnya yang ia lakukan memang reflek karena insting. Memangnya siapa yang tidak reflek melakukan itu ketika disuruh memangku seseorang seperti Iruka. Eh?

"Jadi, Kakashi-san. Apa yang sebenarnya kau pikir dan rasakan ketika melakukan itu? Lagipula kalian tidak sedang transfer chakra. Ayo! Ayo! Kalian berdua harus bicara agar kami bisa memperoleh informasi lebih banyak lagi. Sebenarnya, seperti apa ikatan kalian ini."

Kakashi menghela napas. "Baiklah, silahkan tanya apa saja." Katanya datar.

Shizune tersenyum ceria, ia buru-buru duduk di hadapan mereka dengan papan jalan siap pakai. Apapun yang dikatakan Kakashi dan Iruka akan menjadi informasi penting untuk mereka.

"Jadi, aku tau kalau Kakashi-san dan Iruka-san sudah sering melakukan transfer chakra, di mana posisi seperti tadi aku yakin sudah sering kalian gunakan. Hanya saja, Kakashi-san hanya perlu menghisap saja tanpa menggigit, jadi mengapa tadi Kakashi-san dengan sengaja menggigit leher Iruka-san?"

Kakashi menggaruk surai peraknya, sekali lagi ia menghela napas. "Sebenarnya aku tidak tau. Ku rasa aku pernah melakukan hal seperti ini dengan Iruka, hanya saja dalam keadaan tak terkendali. Tapi, kali ini aku sadar, dan aku tidak tau mengapa aku tertarik dengan aroma tubuh Iruka."

KakaIru (ManXMan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang