"Iruka sen~sei!!!!"
Iruka mendengus malas. Ia berusaha mengabaikan entitas tidak jelas yang sejak tadi merengek-rengek padanya. Perempatan siku-siku telah muncul di pelipisnya sejak tadi.
Sabar. Batin Iruka lelah. Padahal hal seperti ini sudah terlalu biasa, tapi tetap saja ia merasa risih ketika seseorang merengek padanya. Apalagi, manusia yang merengek padanya itu bukan anak kecil. Harap garis bawahi, seorang jonin yang notabene kastanya jelas lebih tinggi darinya, lebih tua beberapa tahun apalagi.
Hatake Kakashi.
Tiada hari tanpa kehadiran sosok itu di rumahnya. Heran, seorang jonin elit sepertinya kok selalu punya waktu santai-santai.
"Iruka sen~sei....!"
Iruka menghela napas, memasukkan beberapa selimut tebal ke lemarinya. "Ada apa Kakashi-san?"
Kakashi menarik maskernya, menampilkan senyum cerah khas anak-anak. Ya, Iruka sudah biasa dengan wajah itu. Wajah yang selalu misterius untuk seluruh warga Konoha, kecuali dirinya tentu saja.
Entah sudah berapa lama mereka terbiasa seperti ini. Iruka seolah tak lagi kaget kalau-kalau tiba-tiba sosok itu berada di rumahnya.
"Hei, ayolaaaaah... Lakukan henge no jutsu dan berubahlah menjadi Iruka versi anak-anak."
Iruka meremat ujung kausnya. "Tidak mau! Aku tidak suka berada pada wujud anak-anak."
Kakashi cemberut, ia meletakkan kepalanya pada meja. "Heeee? Kenapa? Ayolah aku ingin melihat Iruka versi anak-anak."
"Kakashi-san, kenapa kau ingin melihatnya? Astaga! Cukup melihat wujudku yang sekarang saja."
Kakashi mencebik. "Che, kau tidak seru sekali Iruka-sensei. Padahal kau dulu terlihat imut dan menggemaskan, apalagi pipimu tampak tembem dan lucu. Aaah... Ingin sekali aku melihatnya secara langsung." racau Kakashi sembari memperhatikan selembar foto di tangannya.
Iruka melirik lembar foto yang dipegang Kakashi. "He? Itukan fotoku saat membantu nenek-nenek membersihkan kebunnya. Wah, jadi rindu. Jadi, darimana kau dapatkan foto itu?"
"Godaime-sama memberiku." seru Kakashi santai.
"Godai-He??? Tsunade-sama?!?!"
Kakashi mengangguk. "Tsunade-sama menyuruhku membantu mengurutkan catatan milik Sandaime, dan ada foto ini di dalamnya, lalu Tsunade-sama memberikannya padaku."
Iruka menghela napas. "Begitu ya."
"Ne, ayolaaah Iruka sen~sei, berubahlah menjadi versi anak-anak. Sebentar saja."
"Tidak."
"Beberapa menit?"
"Tidak."
"Semenit?"
"Tidak mau."
"Kalau begitu sekejab saja tidak masalah."
Iruka menggeleng keras.
Kakashi menunduk di pojokan sembari memandangi foto masa kecil Iruka. Bibirnya tak henti-hentinya meracau tentang keinginannya untuk melihat Iruka versi anak-anak.
Iruka menghela napas. Sekeras apapun ia berusaha mengabaikan racauan Kakashi, tetap saja telinganya tidak betah. Apalagi, jonin mesum itu sampai pundung di pojokan.
"Baiklah, aku akan melakukannya. Tapi sebentar saja."
"BENARKAH?!?"
Iruka memalingkan padangannya, semburat merah tipis muncul pada kulit tan miliknya. "Aku akan melakukannya sebentar, jadi pastikan kau melihatnya Kakashi-san, aku tidak menerima pengulangan apapun."
KAMU SEDANG MEMBACA
KakaIru (ManXMan)
FanficApa kau tahu hal yang paling berat di dunia ini? . Udara . Udara yang kau hirup sebelum kematian. >>BREATH, dan cerita-cerita lainnya. I DON'T OWN THE PICTURE CREDIT TO THE ARTIST.