"Asing menjadi dekat,dekat menjadi asing,semuanya hanya soal waktu"
☁☁☁☁☁☁
Deru suara kendaraan terdengar begitu nyaring,begitulah hiruk pikuk di jalan raya pagi ini.
Begitu juga dengan Ezra yang dengan santainya menjalankan kuda besinya itu menuju sekolah.
Berbeda dengan pagi biasanya,sekarang dia membawa seorang gadis dibelakangnya.
Gadis itu terus saja berbicara,serasa tidak ada waktu besok.
"Lo beneran belum akur sama kak Ersya?"Suara gadis itu agak kencang.
" belum"jawab Ezra dengan santainya.
"Ish dasar childish,gak baik tau marahan lebih dari tiga hari,lagian pertengkaran kalian penyebabnya gue kan?" Tanya Gadis
"Heem"Gumam Ezra.
"Tuh kan,lagian lo bisa liat kan gue itu gak kenapa-kenapa,gue Sehat-sehat aja kan?"
"Iya Qil gue juga tau,badan lo emang gapapa tapi hati lo?persaan lo?gimana,baik?nggak kan!"
Yang dikatakan Ezra sungguh menohok hatinya,ucapan Ezra memang benar tapi ya mau gimana lagi,nasi sudah menjadi bubur,tidak ada lagi yang harus diharapkan untuk kembali.
"Masalah hati itu urusan gue,masalah luka atau apanpun itu,biar jadi tanggungan gue,lo gak perlu ngelakuin itu sama Ersya,karena bagaimanapun nanti kedepannya juga pasti gak akan ada yang berubah,lo percayakan gue wanita kuat?" Qila mencoba agar Ezra dapat mengerti.
"Tapi Qil,gue ngelakuin itu juga buat bisa dia mikir,kalo kita gak bisa seenaknya mainin perasaan orang,kalau emang dia gak bisa jadi nyata,seenggaknya dia jangan hadir dalam mimpi lo Qil,ngasih harapan,perhatian,kata-kata sok manisnya,bikin lo baper,terus lo nge fly,ehh tiba-tiba langsung jatoh,gimana enak?" Ucap Ezra mencoba menahan emosinya,sejail-jail nya terhadap tetangganya itu,tetap saja hati nurani nya masih bekerja dengan baik
Qila menepuk bahu Ezra keras."Sialan lo bambang,gak usah disebutin bisa kan?"
"Kan biar detail,gimana kronologinya,hhe" Ezra memamerkan gigi putihnya itu.
"Iyain,ya lagian mau gimana lagi zra,mungkin gue emang ditakdirkan buat hanya bertemu bukan bersatu,lagian gue juga percaya kok,pasti bakal ada kisah yang lebih baik dari sekarang,pasti disetiap kejadian itu selalu ada hikmah yang terselubung" Ucap Qila diakhiri dengan senyum manisnya itu,ya dia sudah ikhlas sekarang.
"Anjay bahasa lo Qil,udah kaya Mario Teguh aja"
"Kan gue Qila teguh" dengan bangganya Qila menepuk-nepuk dadanya.
"Ngimpi""Bodo ah,oke kembali ke topik,pokonya gue gak mau tau ya,lo harus akur lagi sama kak Ersya".
"Iya kanjeng ratu"
"Bagus,tetap jadi babu yang berbakti ya" kekeh Qila.
"Sialan"Umpat Ezra,setelah itu dia memacu kuda besinya lebih cepat dari sebelumnya,Qila terkejut dan langsung melayangkan pukulan-pukulan ke punggung Ezra.
" Ngajak mati lo?"Kesal Qila.
🎈🎈🎈🎈🎈
Motor sport Hitam milik Ezra memasuki area parkir sekolah,disana terlihat ada Ersya dan Delvin yang sepertinya baru sampai.
"Hey Bro" Delvin ber highfive dengan Ezra,setelah Ezra menyimpan helm nya,berbeda dengan Ersya yang hanya diam.
Qila yang merasa kikuk segera berlalu dari hadapan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time With You [ END ]
Teen FictionNote : Cerita ini Hanyalah Fiktif, tidak ada unsur bahkan tokoh nyata di dalamnya! Mohon maaf apabila ada kesamaan baik itu nama tokoh ataupun nama sekolah, itu tidak di sengaja') °°° Aku mudah merasakan, tapi sulit menyatakan. Aku mudah mengharapka...