28.Fakta

70 12 3
                                    

"Kini kau dapatkan, dia yang kau inginkan.
Dia yang selalu kau  dambakan, akhirnya mampu kau taklukan."

_Genta Mahesa_


☁☁☁☁☁


"Kak nanti pulang bareng ya?" Sang gadis terus saja bergelayut di lengan lelaki itu.

Ersya yang merasa risih pun hanya bisa membuang nafasnya pasrah, "Iya."

Mendengar jawaban Ersya, lantas Fely kembali mengeratkan tangannya, dan senyuman yang tak pernah pudar dari bibirnya.

Mereka berdua sekarang sedang berjalan di koridor, banyak murid yang melihat kejadian itu, reaksi mereka berbeda-beda, ada yang setuju dan ada juga yang tidak setuju.

"Widih tumben si Ersya gandeng cewe,"

"Iya, ehh btw itu namanya ceweknya siapa si?"

"kalau gak salah sih Fely, kelas 10 dia."

"Kok kaya centil sih?"

"Gak tau njay."

"Idih mau aja tuh si Ersya sama cewek begituan,"

"Yaudah lah biarin lagian mereka cocok kok, ganteng sama cantik"

"Cih percuma modal fisik doang, tapi akhlaknya gak ada"

Intinya, apapun yang berhubungan dengan Ersya pasti akan menimbulkan daya tarik yang kuat.

Selain mempunyai peran yang lumayan tinggi di sekolah, Ersya juga termasuk orang yang boleh dikatakan good boy, yap karena sikapnya yang humoris dan friendly, sehingga tak jarang banyak orang yang mengaguminya.

Dengan badan yang tegap, tubuh tinggi, kulit nya yang berwarna kuning langsat, rahangnya yang tegas, rambut yang tertata rapi, tidak membuat pesonanya luntur.

Di belokan koridor sana Ersya dapat melihat dua sahabatnya ada di sana, saat Ersya akan melepaskan genggaman tangannya, tapi berbalik dengan Fely yang malah mengeratkan pegangannya.

"Dipikir mau nyebrang apa?" Batin Ersya.

Dengan senyuman yang terus mengembang, Fely pun dengan semangat menyapa keduanya.

"Pagi kak Ezra, kak Delvin".

"Pagi." Hanya Delvin yang menjawab ucapan Fely, entahlah Ezra masih terlalu malas akan Ersya dan Fely.

"Cie gandengan terus, mau nyebrang mas?" Delvin mengerling jail ke arah Ersya, sedangkan yang ditatap hanya mendengus kasar mendengar olokan Delvin.

"Hm." Ersya memutar bola matanya malas.

"Masih pagi duh, udah nempel aja." Sahut Ezra

"Hehe, ya ga pa pa dong sama pacar sendiri juga." Ujar Fely, yang membuat Ezra dan Delvin terkejut  sejak kapan mereka pacaran? Batin mereka bertanya-tanya.

"Lo pacaran sama Fely sya? Asli? Gak bohong kan?" Tanya Delvin beruntun.

"Iya," singkat Ersya.

"Cih, gampang banget lo pindah cewe," Sahut Ezra dingin, entahlah melihatnya saja sudah membuat dia muak.

"Apa Qila gak berarti bagi lo Sya?" batin Ezra miris.

"Maksud? Pindah cewe?"Ersya menyergit heran.

" Gak usah so bego, naif lo" Ezra berlalu pergi, menurutnya hanya buang-buang waktu saja, berurusan dengan orang yang berlaga bego itu.

Untuk apa Ersya mendekati Qila berbulan-bulan, tapi setelahnya Ersya malah mencampakan-nya, lalu menngecap nya sebagai murahan? Apakah dia masih mempunyai otak? Atau otaknya yang tidak berfungsi? Entah lah Ezra bingung memikirkannya.

Time With You [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang