"Bisa jadi yang terlihat bahagia,justru sedang menguatkan hatinya yang sedang rapuh dengan senyum dan tawa,menguatkan tekadnya untuk melangkah meskipun bayangan masa lalu selalu meruntuhkan keyakinannya".
☁☁☁☁☁☁
Cahaya matahari menyongsong melalui celah gorden yang berwarna biru itu,membangunkan seorang gadis yang tengah tertidur lelap.Gadis itu mengerjapkan matanya untuk menyesuaikan cahaya,dengan gerakan malas ia mencoba meraih benda tipis di atas nakas.
Gadis itu menghidupkan hendphone nya,berniat untuk melihat jam.
Dengan mata yang masih sedikit mengantuk gadis itu mencoba memfokuskan pandanganya,terlihat disana jam menunjukan pukul 07.00
Fely Pov
Asli hari ini gue ngantuk banget,gue malem gadang cuman buat nungguin papa gue pulang,dan yap akhirnya yang ditunggu-tunggu enggak datang,lagi-lagi papa gue gak pulang ke rumah.
Gue liat jam di HP gue ternyata masih jam tujuh,iya jam tujuh.
Tunggu?
Jam tujuh?
" aaaa buset gue telat"
Gue langsung pergi ke kamar mandi,bodo amat lah gue gak mandi,gue cuman cuci muka sama sikat gigi doang,hhhe.
Hanya butuh waktu menit gue udah siap dengan seragam putih-abu.
Dengan tergesa gue menuju ke ruang makan,yang pasti gue cuman mau pamit.
Langkah cepat gue terhenti,dengan perlahan gue mendekati wanita itu,iya sosok wanita kuat bagi gue.
Dengan bahu bergetar, cairan bening yang terus keluar dari kedua matanya.
Mama akhirnya sadar akan kehadiran gue,dia buru-buru membalikan badannya,dan menyerka air matanya.
Dia kembali melihat ke arah gue, satu kata yang gue rasain saat itu,sakit.Bagi gue sakit hati jauh lebih parah di bandingkan dengan sakit fisik.
"Aduuh Fely,maap ya mama lupa bangunin kamu,kamu pasti kesiangan nanti,sekarang sarapan dulu ya".
"Bukan nanti telat ma,tapi udah pasti telat,hhe.sekarang aja udah jam 07.15 pas banget waktu bel bunyi,tapi gapapa lah ma,kapan lagi kan dapet pengalaman kesiangan?"
Mama gue tersenyum, dengan pandangan yang sendu,ia natap gue.
"Maap"
"Apaansih ma,udah ya aku ga pa pa,aku nanti sarapan di kantin aja ma,aku berangkat ya,assalamualaikum".
Gue mencium punggung tangan mama.
" Waalaikumsalam "
Dengan sedikit berlari gue mendekat ke arah mang Udin,supir pribadi keluarga gue.
"Mang Udin,hayu mang cepet ya,aku udah telat banget".
" Oke siap non"
Di dalam mobil,raga gue emang disini,tapi pikiran dan hati gue entah kemana.
Gue sedih,kecewa di waktu bersamaan.Pertama gue sedih karena liat keadaan mama gue yang bisa dikatakan jauh dari kata baik-baik aja,gue pun udah tau alasan dibalik sedihnya mama,siapa lagi kalau papa gue sendiri.
Kedua gue kecewa,kenapa?lagi-lagi papa gue lah penyebab nya,bukannya papa memperbaiki tapi papa malah buat semua nya lebih hancur dari sebelumnya.
Papa selalu ngelak dari tuduhan gue sama mama,jika memang ia tidak melakukan nya bukankah papa seharusnya membuktikannya?bukan malah memperkeruh permasalahan dengan mengulangi kesalahan yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time With You [ END ]
Teen FictionNote : Cerita ini Hanyalah Fiktif, tidak ada unsur bahkan tokoh nyata di dalamnya! Mohon maaf apabila ada kesamaan baik itu nama tokoh ataupun nama sekolah, itu tidak di sengaja') °°° Aku mudah merasakan, tapi sulit menyatakan. Aku mudah mengharapka...