03

193 22 16
                                    

Ryujin menopang dagu, tidak peduli apa yang Chaeryeong bicarakan. Tiba tiba ia teringat sesuatu, ia masih penasaran yang kemarin anterin ke rumahnya. Soalnya orang itu gak lepas helmnya sampe rumah, jadi Ryujin gak tau siapa orang itu.

"Ryu? Ryujin!" suara Chaeryeong menyadarkan lamunan Ryujin.

"Hah? Kenapa?" tanya Ryujin.

"Lo dengerin gue gak sih? Malah ngelamun, lo mikirin apa? Pacar? Punya aja gak," ucap Chaeryeong. Ryujin sentil tuh dahinya.

"Sadar wey! Lo juga kagak punya kan? Mau gue katain lo jomblo seumur hidup hah?" cerocos Ryujin.

"Ya jangan dong, gue gak mau,"

"Makanya jangan ngatain gue kalo gak mau dikatain," ucap Ryujin ketus.

"Eh iya, kemaren kan gue pulang nih ke rumah,"

"Terus terus?" Chaeryeong penasaran.

"Nah yang anterin gue tuh cowok, tapi gue gak tau siapa orangnya,"

"Lah kok?"

Ryujin mengangguk, "Iya, gue gak tau---"

"Kak Ryujin!" ucapan Ryujin terpotong, ia dan Chaeryeong menoleh, Haruto. Anak kelas sebelas, adik kelas mereka.

"Ada apa?" tanya Ryujin.

"Ini, buat lo," Ryujin menatap Haruti sebentar. Ryujin menerima bungkusan itu dari tangan Haruto.

"Dari siapa to? Dari lo ya?" tanya Chaeryeong sedikit menyelidik. Ryujin menyikut lengannya, seenak jidat dia kalo ngomong.

Haruto tertawa, "Bukan, itu bukan dari gue kak. Ada orang yang ngasih, tapi gue gak tau namanya,"

"Oke deh, makasih ya!" ucap Ryujin. Haruto pun pergi dari kelas.

"Acieee, seorang Shin Ryujin dapet hadiah misterius dari orang yang misterius juga," goda Chaeryeong.

"Apaan sih lo," kok pipiku terasa panas ya? Batin Ryujin.

"Udahlah, buka aja. Siapa tau dari nyokap lo atau sodara jauh lo,"

"Ngaco, gue gapunya sodara jauh," Ryujin pun membuka bungkusan itu, ternyata itu dua bungkus coklat juga sticky-notes.

"Coklat lagi? Perasaan coklat yang kemaren belum gue makan deh, tapi kok dateng lagi?" gumam Ryujin.

"Jangan lupa dimakan ya," itu tulisan di sticky-notes nya. Ini siapa sih? Makin penasaran aja. Pikir Ryujin.

"Kenapa jin? Apaan itu?"

"Ini, gue dapet coklat lagi. Padahal kemaren juga dikasih tapi belum gue makan,"

"Buat gue lah jin, gue lagi kepengen coklat hehe,"

Cih, kemaren saja kamu ambil coklatku. Sekarang kepengen lagi, bener bener emang.

"Lo mau?" Chaeryeong mengangguk,

"Beli sendiri! Minta mulu sama gue," Chaeryeong cemberut, ngambek keknya dia. Ryujin membuka bungkus coklat itu lalu memakannya. Tiba tiba Ryujin teringat, ia pernah meminjam buku di perpustakaan tapi belum dia kembalikan. Dan seharusnya seminggu yang lalu sudah dikembalikan.

"Chae, anter gue ke perpustakaan yuk. Gue mau kembaliin buku," ucap Ryujin.

"Gak bisa, gue sibuk,"

"Sibuk apaan dah? Ngerjain tugas aja nggak,"

"Udah lah, lo gak usah ngambek. Nanti gue kasih deh coklatnya," lanjut Ryujin menarik Chaeryeong keluar kelas, tidak lupa membawa buku yang akan ia kembalikan. Saat Ryujin dan Chaeryeong berjalan menuju perpustakaan, Ryujin tidak sengaja menabrak seseorang sampai buku buku di tangannya itu terjatuh.

"Eh maaf! Gue gak sengaja, lo gak papa kan?"

"Iya, gue gak papa," ucap cowok sambil mengambil bukunya yang terjatuh lalu melenggang pergi begitu saja.

"Itu Hyunjin bukan sih?" tanya Chaeryeong.

"Hyunjin? Maksud lo anak baru itu?" Chaeryeong mengangguk mantap.

"Lo kalo jadian sama dia, cocok banget parah!!" pekik Chaeryeong.

Ryujin memutar bola matanya, "Lo ngomong difilter dikit kek, nyindir gue atau gimana?"

Chaeryeong nyengir, "Hehe, maaf jin,"

"Udah ah, yuk masuk! Gue harus bayar dendanya nanti," Ryujin dan Chaeryeong pun masuk ke perpustakaan.

🍫🍫🍫

Hari ini adalah pelajaran fisika, pelajaran yang sangat tidak Ryujin suka. Pelajaran ini membuatnya mengantuk, apalagi yang mengajarnya Bu Dahyun. Guru cantik tapi sayangnya galak. Mata Ryujin perlahan mulai tertutup, akhirnya ia tertidur.

"Shin Ryujin!" Ryujin tersentak kemudian terbangun, Bu Dahyun sudah ada disamping Ryujin. Perasaan tadi lagi ngajar deh pikir Ryujin.

"I-iya bu, ada apa?"

"Ada apa ada apa, malah tidur saat pelajaran saya," ujar Bu Dahyun dengan tatapan galaknya.

"M-maaf bu, saya ketiduran tadi,"

"Keluar kamu sampai bel pulang, gak usah ikut pelajaran saya!" ucap Bu Dahyun sambil menunjuk pintu kelas. Ryujin bangkit dari kursi kemudian keluar dari kelas. Ryujin tidak duduk di depan kelas, ia pergi ke rooftop. Terkadang, Ryujin pergi kesana hanya untuk mencari udara segar atau membaca buku. Cewek berambut sebahu itu bersandar di pagar pembatas, mengeluarkan ponsel dan mendengarkan lagu kesukaannya menggunakan headsets.

"Lo bolos?" Ryujin menoleh, ternyata dia anak baru di kelasnya. Hyunjin.

"Gak, gue diusir sama Bu Dahyun. Lo kok bisa disini? Bolos juga?"

Hyunjin mengangguk, "Kali pertama ini gue bolos pelajaran,"

"Lo belum pernah? Sama sekali?"

"Belum, soalnya waktu gue belajar di Australia, gak boleh bolos kecuali sakit atau izin,"

"Ketat banget ya sekolah disana,"

"Iya, makanya gue pindah kesini,"

Hening untuk beberapa saat, hanya hembusan angin yang keduamya rasakan.

"Oh iya, gue belum tau nama lo, nama lo siapa?" tanya Hyunjin.

"Shin Ryujin. Panggil aja Ryu atau Ryujin,"

"Gue Hwa--"

"Gausah dikasih tau pun gue tau kok, Hwang Hyunjin kan?"

"Tau darimana?"

"Ya kan kita sekelas Hwang Hyunjin," ucap Ryujin.

"Ah iya gue lupa," Hyunjin nyengir sampai matanya segaris.

Manis banget sih--eh?  Batin Ryujin.

Tanpa keduanya sadari, ada seseorang yang melihat interaksi mereka. Orang itu mengepalkan tangannya.

"Liat aja, gue bakal bikin lo ngejauh dari Ryujin,"

Tbc.

CHOCOLATE✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang