04

158 23 15
                                    

Hari ini seperti biasa, Ryujin pergi ke sekolah diantar Mang ojek. Ryujin berjalan melewati cowok cowok yang sedang ngerumpi(?) ah entahlah, ia pun tidak tau mereka sedang apa. Yang jelas, mereka melihat Ryujin sedaritadi. Tapi ia tidak peduli, Ryujin hanya jalan saja sampai ke kelas.

"Akhirnya dateng juga lo," ucap Sunwoo.

"Emang ada apa sun?" tanya Ryujin.

"Gak ada apa apa sih, hehe," Ryujin hanya menatapnya datar lalu aku berjalan menuju kursiku.

Tak lama bel masuk pun berbunyi.

Pelajaran Biologi, pelajaran yang menurut para murid lebih mudah dibandingkan dengan fisika, karena biologi tidak ada menghitung.

"Sampai disini, ada pertanyaan?" tanya Bu Mina. Semua menggeleng, menandakan tidak ada pertanyaan yang akan di ajukan.

"Baiklah kalau begitu, saya akan bagi kelompok jika kalian memang sudah paham apa yang saya terangkan," ucap Bu Mina.

"Yang saya sebut, segera duduk dengan kelompoknya ya," Bu Mina menyebutkan nama nama yang akan dikelompokkan. Dan Ryujin satu kelompok dengan Sunwoo, Han, Hyunjin dan Chaeryeong.

"Kita mau kerja kelompok di rumah siapa?" tanya Chaeryeong.

"Dimana aja boleh sih, asal disiapin makanan," ucap Han santai. Chaeryeong memukul kepala Han dengan bukunya.

"Makan mulu lo! Gendut lama lama," sahut Sunwoo kemudian tertawa sedangkan Han mengelus kepalanya yang tadi dipukul Chaeryeong.

"Gimana kalo di rumah gue aja?" Ryujin yang tadinya diam akhirnya bersuara.

"Boleh juga tuh, gimana? Kalian mau dirumah Ryujin?" tanya Hyunjin pada mereka. Mereka pun mengangguk setuju.

"Boleh dah di rumah Ryujin, gue kesana harus udah ada tuh makanannya," ucap Han. Dari tadi mikirin makanan terus.

"Santuy, dirumah gue banyak makanannya," jawab Ryujin.

"Asiikkk," Han udah seneng tuh, tapi dia cemberut karena Ryujin ngomong gini

"Tapi makanan kucing, lo mau?" dimeja itu mereka tertawa kecuali Han.

"Jangankan makanan kucing, makanan tupai aja dia makan kok," ucap Sunwoo masih tertawa.

"Udah ah, kesel gue sama lo semua!" Setelah beberapa menit berdiskusi, akhirnya bel pulang berbunyi.

"Sun, gue nebeng ke lo ya," ucap Chaeryeong.

Sunwoo mengangguk, "Apapun untuk inces, naik buru,"

Chaeryeong memukul lengan Sunwoo, "Kerdus ya lo," Sunwoo mengelus lengannya.

"Lah, gue sama siapa?" tanya Ryujin menunjuk dirinya sendiri.

"Sama gue aja!" ucap Hyunjin dan Han bersamaan kemudian mereka saling menatap sinis. Pasti perang lagi ini mah.

"Ryujin sama gue aja, lo sendiri," ucap Hyunjin.

"Idih, gak mau. Ryujin sama gue aja!" sahut Han.

"Gue!"

"Gak gue aja!"

"Gak bisa!"

"Bisalah, gue aja sih!?"

"Gak bisa Han Jisung!!"

"Bisa Hwang Hyunjin!!"

"Lo sen---"

"STOP!" Hyunjin dan Han diam. Ryujin menatap mereka berdua datar.

"Udahlah, gue naik ojek aja,"

"Eh jangan!!" ucap Hyunjin dan Han bersamaan lagi.

"Ya terus? Gue bareng siapa? Lagian lo berdua berantem mulu," ucap Ryujin.

"Suit ajalah! Yang menang bareng sama Ryujin! Gitu aja ribut," usul Sunwoo yang sudah siap dengan motornya juga Chaeryeong yang sudah menaiki motor Sunwoo.

"Ayolah, siapa takut?" tantang Han.

"1, 2, 3,"

"Suit!"

"YEU LICIK LO, ULANG AH!!" Han kalah, karena dia batu sedangkan Hyunjin kertas.

Hyunjin? Udah teriak seneng.

Han? Jangan ditanya. Ngambek dia.

"Gabisa lah, berarti gue bareng Ryujin, yuk," Ryujin menaiki motor Hyunjin.

Mereka pun pergi, hanya butuh beberapa menit untuk sampai karena rumah Ryujin tidak terlalu jauh dari sekolah.

"Ayo masuk," Mereka berlima pun masuk ke rumah Ryujin.

"Eh non Ryu, udah pulang? Mau bibi buatin minum?" itu Bibi Park, pembantu di rumah Ryujin.

"Iya bi, tolong buatin mereka juga ya, sama bawain coklat juga," Bibi Park mengangguk, lalu pergi ke dapur.

"Rumah lo gede juga ya," ucap Han sambil melihat lihat rumah Ryujin.

"Ah, biasa aja rumah gue mah," ucap Ryujin.

"Duduk aja dulu, gue mau bawa karton sama alat tulisnya," Ryujin berjalan ke kamar yang berada di lantai dua. Hanya mengambil 2 buah karton, spidol hitam, pensil, penghapus dan juga penggaris.

"Nih, siapa yang mau ngerjain?" Ryujin menyimpan alat alatnya di karpet. Mereka malah saling tunjuk, Hyunjin dan Han saling menunjuk, Sunwoo menunjuk Ryujin, dan Chaeryeong menunjuk Sunwoo.

Ryujin menghela nafas, "Hadeh, yaudah gue aja yang kerjain. Tapi kalian bantuin juga ya," Mereka hanya mengangguk. Tapi bukannya membantu, mereka malah main ponselnya masing masing. Pake teriak teriak lagi, kayaknya lagi main game online. Hanya Chaeryeong saja yang membantu Ryujin saat ini.

"Ini non, minuman sama coklatnya," Bibi Park datang dengan minuman dan tentu saja makanan favoritnya, coklat.

"Makasi ya bi,"

"Iya non, sama sama," Bibi Park pun pergi.

"Heh, lo bertiga bantuin napa? Cape nih gue sama Ryujin," omel Chaeryeong.

"Elah, ini kan kita lagi bantuin, Chae," ucap Sunwoo masih fokus dengan ponselnya.

"Bantuin doa maksudnya," timpal Hyunjin lalu tertawa.

"Cepet bantuin atau nama kalian bertiga gak akan gue tulis? Mau?" ancam Chaeryeong. Mereka bertiga langsung menyimpan ponsel mereka.

"Nah, gini dong. Ini baru namanya kerja kelompok," puji Ryujin.

"Eh, jin. Gue mau ke toilet dong, sebelah mana?" tanya Hyunjin.

"Nanti lo lurus, terus belok kanan. Pintu warna coklat," ucap Ryujin fokus dengan karton, sesekali makan coklat.

Tapi mata nya tak sengaja menangkap sesuatu.

Yaitu gantungan kunci di tas Hyunjin.

Sepertinya ia pernah melihatnya.

"Kek pernah liat deh, dimana ya?" gumam Ryujin.

Tak lama kemudian, Hyunjin kembali dari toilet. Mereka pun melanjutkan kerja kelompok mereka.

Tbc.

CHOCOLATE✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang