13

84 9 0
                                        

"Kak, udah dong. Jangan nangis terus, ini udah malem tau. Nanti kedengaran sama mama gimana?" ucap Yuna sambil duduk di pinggir kasur Ryujin.

Semenjak Ryujin pulang dari taman tadi, ia menangis di kamar dari jam 6 sore sampai jam 10 malam. Dan Ryujin meminta Yuna menemaninya saat ini.

"Udah lah kak, emang lo ada masalah apa sih sama temen kakak itu?" tanya Yuna.

"Kepo," Ryujin menghapus air matanya kasar.

"Dih kok kepo sih? Gue nanya doang loh kak," ucap Yuna.

"Ceritanya gini..." Ryujin menceritakan kejadian di taman tadi dengan Hyunjin yang terus menanyakan kenapa Ryujin menjauhinya.

"Emm, gitu ya?"

Ryujin mengangguk.

"Saran gue ya kak, mending jangan dijauhin deh kak. Kasian Kak Hyunjin udah berjuang tau demi lo, masa lo tolak gitu aja?"

"Maksud lo berjuang apaan?" tanya Ryujin tak mengerti.

"Ya maksud gue, berjuang buat dapetin lo, pastinya pake perjuangan dulu dong sebelum dapetin elo, bener gak?"

"Bener juga sih, otak lo encer juga ya," ledek Ryujin.

"Shin Yuna gitu loh," ucap Yuna membanggakan dirinya.

"Terserah lo deh,"

🍫🍫🍫

Esoknya, Ryujin mengajak Chaeryeong dan Yeojin datang ke cafe dekat dengan rumahnya.

"Jin, mata lo bengkak. Lo abis ngapain?" tanya Chaeryeong.

"Abis nangis," jawab Ryujin singkat.

"Gara gara?" tanya keduanya penasaran.

"Gak tau," Chaeryeong dan Yeojin menghela nafas berat.

"Gak usah bohong deh, udah lo kenapa? Ada yang gangguin lo? Ada yang buat lo gak enak hati? Atau apa? Udah bilang aja sama kita," cerocos Chaeryeong sambil mengaduk minumannya.

"Iyaa, lo kenapa sih?" tanya Yeojin.

"Ya biasalah, ada masalah," jawab Ryujin.

"Hyunjin maksud lo?" Ryujin mengangguk pelan.

"Kemaren, dia ngajak gue ke taman deket komplek katanya mau ngobrolin sesuatu. Dan ternyata dia nanya kenapa gue jauhin dia," jelas Ryujin.

"Terus lo jawab apa pas Hyunjin nanya gitu?" tanya Yeojin.

"Gue jaw---" belum sempat Ryujin bicara, Sunwoo datang dengan Yedam, adik kelasnya.

"Wey, para gadis gosipin gue ya?" tanya Sunwoo.

"Geer banget sih ni manusia, orang kita lagi ngomongin si Hyunjin kok," tukas Chaeryeong.

"Maaf dong maaf, jangan marah marah," ucap Sunwoo sambil mencubit pipi Chaeryeong.

"Ada Yedam nih, mau nge bucin juga sama Yeojin?" tanya Ryujin.

"Nggak kak, gue diseret sama ini curut. Maksa mulu mau kesini karena ada bebeb nya," sindir Yedam.

"Tapi lo juga mau kan?" tanya Sunwoo.

"Udah ah, berantem mulu kek tom and jerry aja," lerai Ryujin membuat mereka diam.

"Hyunjin gak ikut?" tanya Chaeryeong pada Sunwoo.

"Gak tau, padahal udah dibilangin suruh kesini. Mungkin bentar lagi dateng,"

"Sorry, gue lama. Tadi habis nganterin bunda ke kantor,"

Dan benar aja.

Hyunjin datang. Dengan sweater  warna yang sama dengan Ryujin. Biru tua.

"Cieee, bajunya couple-an. Lo berdua janjian ya?" goda Sunwoo.

"Kita gak janjian kok," ucap Ryujin dan Hyunjin bersamaan.

"Cieee, udah bajunya barengan, sekarang ngomongnya juga barengan," goda Sunwoo lagi. Kebetulan Sunwoo ada disebelah kiri Ryujin, Ryujin mukul kepalanya agak keras.

"Anjir, sakit goblok. Chae, sakit nih dipukulin," ucapan kasar untuk Ryujin, ucapan memelas untuk Chaeryeong.

"Mana mana? Sini tak elusin," Chaeryeong mengelus kepala Sunwoo. Mereka hanya menatap malas dengan pasangan didepan kami ini.

"Duduk dong bang, berdiri mulu lo, gak pegel apa kaki lo," ucap Yedam. Hyunjin duduk di sebelah kanan Ryujin.

Astaga, canggung sekali.

Keduanya seperti orang asing.

Biasanya saat bertemu mereka langsung ngobrol.

Tapi kali ini tidak.

Hyunjin diam. Ryujin juga diam.

"Diem diem an mulu, gak akan ngomong apa gitu?" sindir Chaeryeong.

"Berisik lo ah," ucap Yeojin.

"Eh, mau pesen apa nih? Hari ini Sunwoo yang traktir," ucap Yedam mantap.

"Beneran? Kamu mau traktir kita?" tanya Chaeryeong semangat. Udah lama dia gak dapat traktiran, apalagi dari pacarnya itu.

"Iya bener, udah kamu aja pesen sana," Chaeryeong segera menarik tangan Yeojin menuju kasir untuk memesan makanan. Sedangkan Ryujin, Sunwoo, Yedam, dan Hyunjin duduk sambil menunggu.

"Kalian ngobrol ngobrol dulu ya, gue sama Yedam mau keluar bentar," Sunwoo dan Yedam keluar dari cafe. Tersisa Ryujin dan Hyunjin di meja itu.

"Maaf," ucap Hyunjin.

Ryujin menolehkan kepalanya, gak salah dengar kan?

"Maksud lo?"

"Maaf karena gue udah buat lo nangis kemaren, gue min---"

"Ngapain minta maaf? Lo gak ada salah sama sekali sama gue. Dan gak perlu lo ngomong maaf lagi ke gue," potong Ryujin.

"Janji ya?"

"Janji apaan?"

"Janji, kalo lo ada masalah atau lo ngerasa gak nyaman sama gue, lo bilang ke gue aja. Gue selalu ada buat lo,"

Hyunjin mengacungkan jari kelingking nya, Ryujin tersenyum, menautkan jari kelingkingnya dengan kelingking Hyunjin.

"Iya, gue janji,"

Tbc.

CHOCOLATE✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang