19

86 10 0
                                    

"Eh, wisuda kapan sih?" tanya Hyunjin sambil memakan es krimnya yang mulai mencair.

Ryujin mengangkat bahunya acuh, " Gak tau, mungkin satu bulan dari sekarang," jawabnya.

"Aku penasaran kalo kamu pake kebaya, cantik gak yah?" tanya Hyunjin.

"Ya pasti cantik lah!" sahut Ryujin.

"Tapi kamu tuh tomboy, liat aja penampilan kamu. Kayak cowok tau gak,"

Memang benar, Ryujin kalo kemana mana penampilannya pasti kayak cowok. Pakai jaket jeans, baju hitam, dan celana jeans panjang. Bagaimana Hyunjin tidak bilang kalau dia tomboy?

"Biarin, yang penting aku cantik," ketus Ryujin.

Iya deh, iya. Kalah lagi kalau sama nyai.

"Iya deh," jawab Hyunjin singkat.

"Nanti pas wisuda, aku mau foto sama bunda yah,"

Ah iya, Hyunjin sebenarnya udah bilang ke bunda tentang hubungannya dengan Ryujin. Awalnya bunda kaget, tapi dia setuju kok. Asal jangan terlalu berlebihan aja katanya.

"Kok bunda doang? Sama aku gak?" tanyaku tak terima.

"Bareng kamu kok, kamu yang fotoin tapi,"

Untung pacar astaga:)). Batin Hyunjin.

"Habis ini mau kemana lagi?" tanya Hyunjin.

Ryujin tampak berpikir.

"Kemana yah? Gimana kamu aja deh, asal kita jalan jalan," ucap Ryujin pada akhirnya.

"Oke, yuk jalan lagi,"

🍫🍫🍫

Hyunjin memutuskan untuk mengajak Ryujin ke pantai. Ya berhubung hari juga mulai sore, pemandangan sunset di pantai pasti bagus.

"Wah, udah lama gak ke sini. Terakhir aku kesini sama mama dan Yuna pas aku masih smp," ujar Ryujin.

"Lama banget dong? Kamu lulus smp tahun berapa tuh," tambah Hyunjin.

Mereka duduk di tikar yang Hyunjin sewa tadi, menatap sunset.

"Liat deh, langit nya bagus banget. Cantik lagi, kayak kamu,"

Ryujin memukul lengan Hyunjin, "Apaan banget deh,"

"Ih, ih, mukanya merah. Malu ya?" goda Hyunjin menusuk nusuk pipinya dengan jari telunjuknya.

"Diem ih, pipiku bukan bakpao!" ketus Ryujin menepis pelan tangan Hyunjin.

"Marah marah, nanti aku gak akan kasih kamu coklat lagi kalau kamu marah terus," ancam Hyunjin.

"Ck, siapa juga yang marah? Geer banget! Heran deh," tukas Ryujin.

"Kesana yuk? Ada sosis bakar," ajak Hyunjin.

"Yuk!" Hyunjin menggandeng tangan Ryujin, berjalan menuju tenda yang menjual sosis bakar.

"Bu, sosis bakarnya satu yah," kata Hyunjin pada Ibu penjualnya.

"Oh, iya dek. Tunggu sebentar yah," kata Ibunya.

"Duduk sini, jangan berdiri terus," kata Hyunjin menepuk kursi kosong sebelahnya. Ryujin duduk sambil memainkan ponselnya.

"Ngapain sih? Kayaknya seru," ucap Hyunjin menyimpan dagunya di pundak Ryujin.

"Astaga, ngagetin aja tau gak!" sahut Ryujin lalu menyentil dahi Hyunjin, agak sakit sih.

"Sakit tau!" ucap Hyunjin sambil mengelus dahinya yang disentil.

"Biarin, kayak gitu sekali lagi aku pulang naik bus aja. Gak mau sama kamu mah, modus terus!"

Hyunjin hanya tertawa, lucu kalau Ryujin marah.

"Ini dek, sosisnya," ucap Ibu tadi sambil memberikan satu sosisnya pada Hyunjin.

"Jin, makan dulu nih," ujar Hyunjin.

"Cuma satu sosisnya?" tanya Ryujin.

"Iya, satu berdua. Udah gak boleh protes, protes dikit aku gak anterin pulang. Biarin aja kamu disini sendiri," ucap Hyunjin.

"Iya iya, kan aku gak protes," ujar Ryujin.

"Nih, aaaa~" Hyunjin menyuapkan sosis itu pada Ryujin, menggigit sosisnys dengan satu gigitan besar.

"Makannya di parkiran aja yuk, nanti sekalian pulang," ucap Ryujin.

"Yaudah," Hyunjin dan Ryujin berjalan menuju parkiran.

"Lagi gak?" tanya Hyunjin.

"Gak deh, kenyang. Kamu aja abisin," jawab Ryujin lalu memakai helm berwarna hitamnya. Hyunjin berjalan menuju tong sampah di dekatnya untuk membuang bungkusan sosis tadi.

"Eh, tunggu dulu, lepas dulu helmnya," ucap Hyunjin.

"Kenapa sih?" geram Ryujin.

Hyunjin mendekat ke arahnya, mengusap pinggir bibir Ryujin dengan ibu jarinya, "Kamu berantakan banget makannya tadi, sampe ada saos disini,"

🍫🍫🍫

"Mampir dulu gak?" tanya Ryujin saat Hyunjin antar dia sampai ke rumah.

"Gak deh, aku mau langsung pulang aja. Udah malem soalnya,"

"Yaudah kalo git--" belum selesai Ryujin bicara, sebuah mobil berwarna putih keluar dari rumah Ryujin.

"Loh Kakak?" Hyunjin dan Ryujin menoleh ke arah mobil itu. Dilihatnya, seorang cowok setelah ia membuka kaca mobilnya.

"Loh Om Mingyu? Ada apa om?" tanya Ryujin. Ternyata Mingyu, ia adik dari mama Ryujin.

"Om baru aja dari rumah kamu, ngasihin oleh oleh. Kirain Om kamu ada di rumah, oh iya ini siapa, Kak?" tanya Mingyu sambil menujuk Hyunjin.

"Ini Hyunjin, Om. Pacar kakak, hehe," jawab Ryujin sambil cengengesan.

"Malam, Om, saya Hyunjin," ucap Hyunjin.

Mingyu hanya tersenyum, "Kamu ganteng yah, pantes aja Ryujin suka sama kamu," puji Mingyu.

"Hehe, makasih, Om. Om juga ganteng kok," puji Hyunjin balik sambil tersenyum canggung.

"Kalo gitu, Om pulang dulu yah. Hyunjin, Ryujin," ucap Mingyu kemudian pergi dengan mobil putihnya.

"Iya, Om, hati hati dijalan yah!" seru Ryujin.

"Masuk sana, diluar dingin," ucap Hyunjin.

"Iya iya, kamu juga pulang sana, nanti bunda nyariin loh," ujar Ryujin.

"Iya, ini mau pulang. Dadah, jangan kangen aku yah, hehe,"

"UDAH PULANG SANA AH!"

Tbc.

CHOCOLATE✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang