14

67 9 0
                                    

Setelah dari cafe, mereka pun pulang dan berhubung hari ini sudah sore. Ryujin pulang dengan Hyunjin, kata Hyunjin, dia gak mau kalau Ryujin naik taksi, takut kena culik.

"Dikira anak kecil dong:(" - Ryujin.

Ryujin gak pulang dulu ke rumah, Hyunjin pergi mengajaknya ke suatu tempat. Entah kemana. Tapi tenang, Ryujin sudah menelepon Yuna tadi.

Lampu merah di jalan ini cukup lama, dan membuat Ryujin mendengus sebal. Ryujin memang sudah biasa menunggu lampu merah ini, tapi ini lama sekali.

"Lama banget sih lampu merahnya," gumam Ryujin kesal.

"Lo sebenernya ngajak gue kemana? Ini kayaknya jauh banget dari rumah gue," ucap Ryujin.

"Secret, you don't know my secret," jawab Hyunjin.

"Halah, so Inggris lo, emang lo doang yang bisa? Gue juga bisa!" sahut Ryujin.

"Lo bisa? Yaudah, coba artiin kalimat ini kalo emang lo bisa," ucap Hyunjin lalu berpikir sejenak. Memikirkan kata kata yang bakal dilontarkan.

"Bahasa Inggris nya, aku cinta kamu apa?" tanya Hyunjin.

Ryujin diem bentar, gak mau jawab.

"Malah ngelamun, jawab dong,"

"Gak ah," tolak Ryujin.

"Cepet, atau gue turunin lo disini?"

"Iya iya," ucap Ryujin, "I Love You,"

"Hah? Gak kedengaran,"

"Ck, I Love You!"

Hyunjin tersenyum jahil, "I Love You too, hehe,"

"HAHA HEHE, UDAH LIAT DEPAN SANA. BENTAR LAGI LAMPU HIJAU,"

Hyunjin gak tau aja kalau pipi Ryujin udah kayak tomat.

🍫🍫🍫

"Ini rumah pohon punya siapa jin?" tanya Ryujin. Ternyata Hyunjin mengajak Ryujin ke rumah pohon, dekat dengan rumahnya. Katanya sih.

"Punya gue, yuk naik," Ryujin menurut, menaiki tangga kayu yang mengarah ke rumah pohon itu. Banyak sekali foto foto yang disimpan disana, ada foto Hyunjin saat masih kecil sedang makan permen, lucu.

"Ini lo ya? Lucu banget!" pekik Ryujin.

"Gue mah gak lucu, tapi ganteng,"

"Iyain biar cepet," ucap Ryujin lalu kembali melihat foto foto yang dipajang. Matanya tertuju di satu foto, Hyunjin berfoto dengan siapa?

Di fotonya ada orang tuanya, Hyunjin, dan seorang gadis cantik. Matanya sangat mirip dengan Hyunjin, sipit. Dan tinggal segaris kalau tersenyum lebar.

"Ini siapa ya?" gumam Ryujin.

"Jin, ini siapa?" tanya Ryujin menunjukkan foto itu padanya.

Hyunjin menyipitkan matanya, "Oh, ini adek gue,"

Hah? Hyunjin punya adik?

"Widih, punya adek lo? Kirain gue lo tunggal," ujar Ryujin sambil menyimpan foto itu kembali di tempatnya.

"Gak lah, emang sih banyak yang ngira gue tunggal," jawab Hyunjin sambil duduk.

"Gue pengen ketemu, boleh gak?"

Hening.

"Hyunjin? Woy!"

"E-eh, kenapa?"

"Malah ngelamun, ngizinin gak lo? Ketemu sama adek lo itu?" tanya Ryujin.

"Emm, boleh sih. Tapi kayaknya nanti deh, soalnya adek gue lagi ada di luar negeri," jawab Hyunjin. Ryujin hanya ber 'oh' ria.

"Lo sering mampir kesini ya?" tanya Ryujin.

Hyunjin mengangguk, "Ya paling kalo gue stress atau lagi galau,"

Seorang Hyunjin bisa galau?

Mantap!

"Gara gara siapa?"

"Lo lah, siapa lagi? Masa iya orang lain?" jawab Hyunjin.

Ah paling bercanda doang dia.

"Canda ya lo? Gak lucu tau," ucap Ryujin sambil tertawa garing.

"Gak, gue serius,"

🍫🍫🍫

"Makasih udah nganterin gue pulang," ucap Ryujin ketika ia sudah sampai rumah dengan Hyunjin. Malam ini dingin, seperti di salju saja.

"Iyo, sama sama. Apa pun untuk tuan putri, gue lakuin,"

"Alah, lebay lo! Udah sono pulang," usir Ryujin.

"Gue pulang ya, jangan kangen lo sama gue. Berat, lo gak akan kuat," ucap Hyunjin sambil memakai helmnya.

"Gak cocok jadi Dilan lo mah. Udah pergi sana!" sahut Ryujin.

"Gak masalah, yang penting ganteng haha," ucap Hyunjin lalu tertawa.

"Udah pulang sana lo, udah malem," ucap Ryujin membuka pagar rumah lalu masuk. Tapi sebelumnya ia membalikkan badannya, melihat Hyunjin yang masih setia diam di depan pagar rumahnya.

"Masuk sana, diluar dingin. Gue gak mau lo sakit lagi, tuan putri," ucap Hyunjin.

Ryujin tertawa, "Iya, ini gue mau masuk. Bye~" ucap Ryujin sambil melambaikan tangannya. Hyunjin pun membalas lambaian tangan Ryujin  kemudian pergi dengan motornya.

Ryujin tersenyum tipis, lalu memasuki rumahnya. Berjalan menuju kamar dengan membawa coklat batang dari kulkas. Senyumnya tidak luntur saat ia terus membayangkan wajah tampan Hyunjin.

Aish, apaan sih?! Kok malah mikirin Hyunjin ya?

Wajah Hyunjin terlihat mirip dengan sahabat sewaktu kecil.

Apa jangan jangan, Hyunjin adalah sahabatnya yang sudah lama tidak bertemu?

Tbc.

CHOCOLATE✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang