24

57 8 0
                                        

Happy reading!!


















"Lix!!"

Felix menoleh, lalu menghampiri Hyunjin.

"Ryujin belum keluar dari tadi? Lo kenapa gak masuk aja sih?" tanya Hyunjin.

"Malu lah wey, gue kan gak terlalu kenal sama pacar lo," jawab Felix.

Hyunjin memutar bola matanya, "Yaudah, yuk masuk aja,"

Hyunjin dan Felix pun masuk ke rumahnya Ryujin. Hyunjin menekan bel rumahnya.

"Eh, Kak Hyunjin? Ada apa kak?" tanya Yuna.

Hyunjin tersenyum tipis, "Ryujin ada?"

"Gak ada kak, katanya dia mau ke rumah kakak,"

Deg!

Duh, firasat Hyunjin kok makin gak enak sih?!

"Y-yang bener? Dia berangkat jam berapa?" tanya Hyunjin mulai gugup.

"Emmm, sekitar setengah jam yang lalu, Kak," jawab Yuna.

Felix tiba tiba berbisik ke arah Hyunjin.

"Jin, gue curiga kalo si Ryujin di culik," bisik Fekix. Hyunjin memukul punggungnya cukup keras, sampai si empu kesaktian.

"Ngawur lo kalo ngomong!! Oh iya, dia berangkat naik apa?" tanya Hyunjin lagi.

"Tadi aku liat sih, dia naik taksi, Kak," jawab Yuna.

"Yaudah, makasih ya, Yun. Maaf udah ganggu," ucap Hyunjin.

"Iya, Kak. Sama sama," Hyunjin dan Felix kembali ke depan pagar rumah Ryujin.

"Mending kita ke rumah lo dulu deh, siapa tau dia udah dateng," usul Felix.

Hyunjin setuju sih, tapi masalahnya, hatinya berkata lain.

"Terserah lo aja deh," Hyunjin mengacak rambutnya frustrasi.

"Lah, kok terserah gue sih?" tanya Felix.

Hyunjin berdecak, "Ck, yaudah lah! Kita ke rumah dulu," Hyunjin menyalakan motornya kemudian pergi ke rumah. Felix mengikutinya dari belakang.

Setelah sampai, ia buru buru masuk ke dalam rumah dan memanggil bunda. Sedangkan Felix menunggu di luar.

"Bun! Bunda!"

"Kenapa, Kak? Kok kayak panik gitu?" tanya bunda keluar dari kamarnya.

Hyunjin mengatur nafanya karena berlari lari, "Ryujin... Udah dateng belom?" tanya Hyunjin.

Bunda menggeleng, "Belum,"

Astaga, anak itu kemana sih?!

"Belom bun?" tanya Hyunjin lagi.

"Belum dateng, bunda nunggu daritadi loh, kamu coba cari dia gih," pinta bunda. Bunda sangat menyayangi Ryujin, udah dianggap anak kandungnya sendiri.

"Iya, bun. Aku bakalan cari Ryujin sampe ketemu," Bunda hanya tersenyum, menepuk kepala Hyunjin dan mengucapkan terima kasih.

Hyunjin menghampiri motornya, saat ia naik, ada pesan masuk.

Kalian mau tau pesannya apa?

Unknown number
Kalo kakak mau kesayangannya selamat, datengin alamat ini! Dan jangan panggil polisi!!

Hyunjin mengernyitkan dahi, apa apaan dia??

"Kenapa, bro?" tanya Felix sambil menepuk pundak Hyunjin.

"Bener kata lo, Ryujin diculik,"

🍫🍫🍫

Sekarang sudah jam 8 malam, tapi Ryujin belum kutemukan juga. Hyunjin hampir saja menyerah, tapi ia tidak boleh menyerah!

"Ya Tuhan, Ryujin... Kamu dimana sih?" gumam Hyunjin melihat ke pinggir jalan. Takutnya Ryujin ada di sana.

"Jin, mending besok lagi deh carinya. Ini udah malem,"

"Gak! Gue gak akan pulang sebelum Ryujin ketemu!" tegas Hyunjin. Felix hanya menghela nafasnya.

"Iya, gue tau. Tapi lo liat diri lo juga, udah berantakan banget. Mana bibir lo pucet gitu," ucap Felix.

"Biarin, gue rela kek gini demi tuan putri gue," ucap Hyunjin.

"Yaudah, kita cari lagi aja yuk," Hyunjin mengangguk.

Tapi, tunggu.

Hyunjin seperti melihat seorang cewek, kenapa dia malam malam keluar rumah?

Hyunjin menyipitkan matanya, itu Wonyoung.

"Wonyoung bukan sih?" tanya Hyunjin.

Felix melihat cewek itu, "Kayaknya iya deh, samperin kuy,"

Mereka menghampirinya yang sedang berjalan entah kemana.

"Wonyoung!" Wonyoung menoleh, lalu tersenyum.

"Halo, Kak," sapanya ramah.

"Lo mau kemana?" tanya Felix.

Wonyoung hanya tersenyum, "Aku mau pulang kak, kenapa?"

"Gue mau tanya, lo liat Ryujin gak?" tanya Hyunjin.

Wonyoung menggeleng, "E-enggak, Kak. Aku gak liat dia,"

Aneh...

"Yaudah, makasih ya," Wonyoung berlari secepat kilat, membuat mereka bingung akan tingkahnya.

"Jin, mending kita ikutin dia. Gue curiga sama anak itu," kata Felix.

"Lo ternyata berpikiran yang sama kayak gue, yuk!" Hyunjin menyalakan motornya, mengikuti Wonyoung dari belakang.

Tapi, saat di persimpangan, mereka kehilangan jejaknya!

"Anjir! Kita kehilangan jejaknya! Gimana ini?!" tanya Felix emosi.

"Gue juga gak tau," jawab Hyunjin. Padahal dalam hati ia sudah pasrah begitu saja.

"Tadi lo liat, dia belok kemana?" tanya Felix.

"Belok... Kiri?" jawab Hyunjin tak yakin.

"Yaudah, gini aja. Kita berpencar, gue ke kiri, lo ke kanan. Kalo ketemu, kabarin gue!" perintah Hyunjin.

"Oke!" Felix menjalankan motornya ke arah kanan. Sedangkan Hyunjin ke kiri, ia celingak celinguk ke kanan dan ke kiri. Hyunjin panik, mana Felix belum ngabarin lagi?!

Matanya tidak sengaja melihat rumah yang sudah tidak layak untuk dihuni.

"Loh, Wonyoung? Tu anak ngapain disitu?"

Iya, Wonyoung ada dirumah tidak berpenghuni itu.

Samar samar, Hyunjin juga mendengar suara orang minta tolong. Suaranya sangat tidak asing baginya. Hyunjin turun dari motor, untuk memastikan siapa yang berteriak meminta tolong?

Seketika, matanya membulat melihat orang yang diikat oleh tali. Wajahnya penuh dengan luka lebam disana.

"Ryujin?!"

Tbc.

CHOCOLATE✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang