30

73 8 0
                                        

Setelah acara pidato dan acara yang lain selesai, murid murid yang lain berkumpul untuk berfoto. Katanya sih biar jadi kenangan.

"Ryujin, selamat ya sayang,"

Ryujin mengenali suara itu, bunda. Dan... Entah siapa yang berada di sampingnya.

"Halo bunda, dan... " ucap Ryujin menggantung kalimatnya karena ia gak tau siapa yang disamping bunda.

"Panggil ayah aja, gapapa,"

Oh, ayahnya Hyunjin.

"Jadi kamu yang namanya Ryujin? Cantik yah, pantes anak ayah suka sama kamu," puji ayah. Ryujin hanya tersenyum canggung.

"Hehe, makasih ayah,"

"Kamu gak sama Hyunjin nak?" tanya bunda.

Ryujin menggeleng, "Gak bun, aku daritadi gak sama Hyunjin,"

Padahal sih, Ryujin emang sama Hyunjin tadi.

"Yasudah kalo gitu, bunda pulang ya. Masih ada yang harus dibereskan di rumah," ucap bunda.

"Loh, bunda sama ayah disini ternyata? Aku cariin," Hyunjin datang entah darimana.

"Justru daritadi bunda cari kamu, kamu malah sibuk sama temenmu," ucap bunda.

"Kamu daritadi kemana aja? Kasian nih Ryujin sendiri," ujar ayah.

Hyunjin menatap Ryujin sebentar, lalu kembali menatap bunda dan ayah.

"Hehe, ya maaf tadi banyak yang ajak foto foto bareng aku,"

Ryujin hanya terdiam ketika melihat bunda membisikkan sesuatu pada Hyunjin. Dan Hyunjin terlihat mengangguk mengerti.

"Bunda sama ayah pulang dulu ya, inget yang bunda bilang tadi," ucap bunda.

Setelah bunda dan ayah pergi, hanya ada Ryujin dan Hyunjin di depan aula.

"Jin, ak---"

"Aku ke Chaeryeong dulu ya," potong Ryujin sambil senyum terpaksa lalu pergi meninggalkan Hyunjin sendirian di depan aula.

Ryujin memang masih kecewa dengannya waktu itu. Tapi kalau boleh jujur, setiap malam ia terus menangis sambil menelpon Chaeryeong.

Kejadian waktu itu terus terngiang di kepalanya. Aneh.

"Kak Ryujin!" Ryujin menoleh.

Wonyoung? Ada apa dia disini?

"Ngapain lo disini?" sinis Ryujin.

"Kakak ada disini ternyata, aku mau ngobrol sama kakak. Mau gak?" ucap Wonyoung. Tumben sekali.

"Boleh, dimana?" tanya Ryujin.

Wonyoung tersenyum, "Nanti aku tunggu di cafetaria aja ya kak,"

Ryujin hanya mengangguk, Wonyoung pun pergi. Padahal Ryujin bersikap sinis dengannya, tapi dia tetap tersenyum tadi.

Apa yang mau diomongin sama dia yah?

"Ryujin! Ayo buruan foto bareng!"

Ah astaga, Ryujin melamun terlalu lama.

🍫🍫🍫

"Dadah! Hati hati yah!"

Ah, semua sudah pulang. Tinggal Ryujin sendiri mungkin.

"Ryujin!"

Ah, suara itu.

Ryujin hanya mempercepat jalannya ke gerbang sekolah.

"Ryujin! Hey, tunggu dulu!" Ryujin pun menghentikan langkahnya. Lalu membalikan badan, menatap Hyunjin datar.

"Apa sih?" tanya Ryujin sinis.

"Kamu mau kemana? Ini udah sore, aku anter kamu ya?" ujar Hyunjin.

"Gak usah, aku mau cafetaria dulu," jawab Ryujin.

"Ngapain?" tanya Hyunjin.

"Ck, gak usah kepo!" ucap Hyunjin lalu meninggalkan Hyunjin sendiri. Lagi. Ryujin berjalan menuju cafetaria yang berada di dekat sekolah.

Clingg

Matanya beralih mencari keberadaan Wonyoung. Dia duduk di kursi pojok sambil memainkan ponselnya. Pasti dia udah lama menunggu.

"Nunggu lama?" Wonyoung mendongak.

"Ah, nggak kok kak. Ayo duduk dulu," Ryujin hanya mengangguk, lalu duduk di depannya.

"To the point, mau ngomong apa?" tanya Ryujin.

"Maafin adikku ya kak,"

Hah? Adik?

"Adik? Lo punya adik?" tanya Ryujin.

Wonyoung mengangguk, "Lebih tepatnya kembar kak. Dan namanya Wonyeol,"

Astaga, pasti Ryujin salah paham sama Wonyoung.

"Dia emang gak sekolah disini, tapi di sebelah kak. Dia selalu cerita tentang Kak Hyunjin ke aku, dan dia bilang kalo dia suka sama Kak Hyunjin,

Saking sukanya dia sama Kak Hyunjin, dia sampe depresi karena dia denger Kak Hyunjin udah jadian sama kakak. Bahkan pernah mencoba buat bunuh diri, lompat dari gedung dengan ketinggian 4 meter," jelas Wonyoung.

"Tentang penculikan itu, aku tau kak. Dia bilang sama aku kalo bakal nyulik kakak dan Kak Hyunjin jadi milik dia. Aku ikutin dia ke rumah gak berpenghuni itu, bahkan aku kaget ketika tau Wonyeol bawa pistol mendiang ayahku yang dulu polisi,"

Ryujin diam, masih setia mendengarkan cerita Wonyoung.

"Dia bilang sama aku, "Aku udah buat hubungan Kak Hyunjin sama pacarnya itu renggang," denger itu aku kesel, dia juga bilang kalo dia meluk Kak Hyunjin di rumah sakit sampe kakak ngejauhin Kak Hyunjin,"

"Aku gak tau kalo dia pake namaku waktu itu, ya tapi jujur aja aku memang suka sama Kak Hyunjin tapi gak sampe terobsesi kayak Wonyeol," jelas Wonyoung.

"Maafin adikku ya kak? Aku tau kalo adikku salah," ucap Wonyoung.

Ryujin hanya menghela nafas, lalu mengangguk.

"Gue juga minta maaf, karena udah salah paham," ujar Ryujin.

"Gapapa kok, kak," Wonyoung tersenyum.

"Aku mohon ya kak? Baikan sama Kak Hyunjin, kasian Kak Hyunjin dijauhin terus sama kakak," pinta Wonyoung.

Ryujin tersenyum, "Iya, gue bakal kabulin permintaan lo,"

Wonyoung tersenyum, meskipun hatinya masih gak enak sama Ryujin, "Makasih kak,"

Tbc.

CHOCOLATE✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang