07

119 15 9
                                    

Beberapa hari ini, rasanya Ryujin ingin menghindari Hyunjin. Entah kenapa, Ryujin pun tidak tau. Apa saat kejadian dia mengantarkan nya pulang? Atau saat kejadian di karnaval waktu itu?

Pengen ngilang aja Ryujin dari dunia ini:)

"Jin? Lo kenapa dah? Hari ini aneh banget," ucap Chaeryeong duduk di hadapan Ryujin.

"Gak, gue gak papa," ucap Ryujin malas lalu memakan coklat.

"Beneran deh, lo gak bisa bohong sama gue jin. Jujur, lo kenapa?" tanya Chaeryeong.

Ryujin menghela nafas, "Gue juga gak tau, entah apa yang gue pikirin, gue pengen ngejauh dari si Hyunjin. Dan gue gak tau alasannya apa, gue pengen ngejauh aja," jelas Ryujin. Untungnya, baru ada beberapa murid di kelas. Dan Hyunjin belum datang.

"Saran gue nih, kalo emang lo ilfeel sama Hyunjin lebih baik lo jauhin dia. Kalo emang lo ngerasa nyaman, jangan deh," saran Chaeryeong.

"Kayak lo sama Sunwoo?" tebak Ryujin.

"Gak lah, gue sama Sunwoo mah udah kenal dari lama. Ya jadi kita biasa aja," ucap Chaeryeong santai.

"Jadi gue harus kayak gimana?"

Chaeryeong tersenyum tipis, menepuk pundak Ryujin, "Kalo ini emang berat buat lo, jangan lakuin,"

🍫🍫🍫

Ryujin berjalan menuju kantin, sendiri. Biasanya Chaeryeong atau Yeojin menemaninya ke kantin, tapi mereka ada rapat osis.

Ryujin sudah memesan makanan dan minuman kesukaannya. Ryujin duduk di kursi kosong yang tersedia, saat Ryujin sedang menyantap makanannya segerombolan siswa perempuan menghampiri Ryujin dengan jalan mereka yang angkuh.

"Heh, pergi ke tempat lain sana. Ini tempat kita," ucap salah satu dari mereka.

"Emangnya ini sekolah punya nenek moyang lo apa?" batin Ryujin.

Ryujin hanya diam, tidak menanggapi mereka. Ia melanjutkan makan nya tanpa peduli mereka sedang menatap ke arahnya.

"Lo tuh punya telinga gak sih?? Tuli apa gimana!?" seru perempuan itu. Ryujin menatap mereka dengan tatapan datar.

"Maaf, tapi kan sekolah ini bukan tempat nenek moyang kalian. Siapa aja boleh kan nempatin kursi ini kan?" jelas Ryujin.

"Wah bener bener lo ya, udah berani sama kita? Emang lo gak tau kita siapa hah?!"

"Gue emang gak tau kalian siapa, gak usah ngatur hidup orang. Ngatur diri sendiri aja belum bener," ucap Ryujin santai.

"Kurang ajar ya lo!!" Kakak kelas itu mengangkat tangannya, bersiap menampar Ryujin.

"Heh berhenti kalian!!" Ryujin mengenal suara itu kemudian menoleh.

Hyunjin.

Dia. Datang.

"Kabur wey, bodyguard nya dah dateng," Akhirnya mereka pun pergi dari kantin. Sepertinya mereka takut karena tatapan tajam Hyunjin.

"Lo gak papa kan?"

Ryujin mengangguk.

"Ke kelas bareng yuk,"

Ryujin berdeham.

Mereka pun berjalan menuju kelas. Ia jadi ingat perkataan Chaeryeong.

"Saran gue nih, kalo emang lo ilfeel sama Hyunjin lebih baik lo jauhin dia. Kalo emang lo nyaman, jangan deh,"

Apa yang harus Ryujin lakukan saat ini?

Jauhi? Atau tetap dekati?

Ah bingung.

🍫🍫🍫

Chaeryeong keluar dari ruang osis bersama Yeojin dan yang lain.

"Heuu, telinga gue panas njir lama lama," keluh Chaeryeong mengusap telinganya yang agak memerah.

"Sama, gue juga. Kak Soobin tuh ngomong apa ceramah sih?" tambah Yeojin.

"Chae!"

Chaeryeong dan Yeojin menoleh, Sunwoo.

"Kenapa?" tanya Chaeryeong.

"Eum, gue mau ngajak lo ke taman, mau gak?"

Chaeryeong dan Yeojin melongo, tumbenan banget.

"Lah? Tumben?"

Sunwoo menggaruk tengkuknya, "Ya gapapa sih, mau gak?" tanya Sunwoo lagi.

Chaeryeong menatap Yeojin sebentar, Yeojin mengangguk. Chaeryeong menghela nafasnya.

"Gue ke kelas duluan ya," Yeojin pergi meninggalkan keduanya di depan ruang osis.

"Yaudah, yuk,"

Keduanya berjalan ke taman belakang sekolah, bisa dibilang tamannya cukup sepi karena lebih banyak memilih kantin daripada taman..

"Lo.. Mau ngapain ngajak gue kesini?" tanya Chaeryeong.

"Gue mau ngomong sesuatu, penting banget,"

Dalam hati, Chaeryeong udah dag dig dug gak karuan. Ni anak mau ngomong apa ya? Pikirnya sebelum tangannya ditarik Sunwoo ke tempat duduk.

Tbc.

CHOCOLATE✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang