Setelah selesai dari UKS, kami berdua kembali ke kelas lalu membawa mereka berlima ke ruang BK. Untung saja saat itu belum ada gurunya.
Kami bertujuh pun tiba diruang BK.
"KALIAN LAGII, KALIAN LAGI!"
Baru aja ini kaki nekuk setengah buat duduk, udah disentak lagi.
"SIAPA YANG NYURUH KALIAN DUDUK?! BERDIRI!"
"Tapi kali ini saya ngga ikut-ikut bu, malahan saya yang jadi korban." Bantahku.
Anjirlah, gurunya ngga percaya dong:)
Hari ini yang menyidang kami adalah Bu Marini. Guru BK yang paaaaling galak dibanding sama yang lainnya.
"Dito, mereka berulah apalagi?"
Kak Dito hanya menjelaskan bagian dimana aku ditonjok, dan kisah sebelum itu terpaksa aku yang menjelaskan. Yaa meskipun mukanya Bu Marini masih agak-agak nggak yakin.
Setelah selesai cerita, Kak Dito meyakinkan Bu Marini agar percaya. Dan akhirnya berhasil.
Hanya Aldo yang terkena hukuman, karena memang kenyataannya hanya dia yang berulah banyak tadi. Hukuman kali ini bisa dibilang berat, karena memang sudah yang kesekian kalinya Aldo and the gang dipanggil ke BK. Dan yap, hukumannya adalah turun kelas mulai hari ini juga:)
Dengan tanpa dosanya, Aldo membantah lagi.
"KOK YANG LAIN NGGAK IKUT DIHUKUM SIH BU? KAN MEREKA JUGA SALAH!"
"KAMU INI NGGAK PUNYA ETIKA ATAU BAGAIMANA? INI MASIH BAIK LOH NGGAK SAYA KELUARKAN. ATAU MAU KELUAR SEKALIAN?!" Seru Bu Marini
"Engga bu, ampun😁" Jawab Aldo sambil cengingisan
"MASIH BISA TERTAWA SAJA KAU? SUDAH! KAU TUNGGU INI SURAT SELESAI DITULIS, BARU NANTI SAYA ANTAR KE WALI KELAS."
"Herannya aku, bisa-bisanya manusia macam ni keterima di jurusan IPA" Si Ibu ngelantur sendiri.
"Kalian, kembali ke kelas kecuali Aldo. Dan ini peringatan terakhir untuk kalian berlima termasuk si Mila ini. KALAU SEKALI LAGI KALIAN MELANGGAR PERATURAN, IBU LENGSERKAN JUGA KALIAN!", perintah Bu Marini
"Bro, langgar lagi lah satu kali, temenin gua.." Bisik Aldo kepada Mario.
"ALDO! MAU SAYA KELUARKAN?!" Bu Marini sudah semakin emosi.
"Iya bu, Ampun🥺"
Setelah keluar dari ruang BK, aku melihat raut muka merengut pada Irene, Nadin, Mario dan Dimas. Sepertinya mereka mulai menyesal.
Aku mengajak mereka untuk berbicara sebentar, tak lain karena ingin membawa mereka ke jalan yang benar. Aku berterima kasih yang sebanyak-banyaknya untuk kak Dito karena sudah menolongku tadi.
"Kak, makasih banyak ya.."
"Iya sama-sama, kamu jaga diri baik-baik. Jangan kumat-kumatan lagi," Sambil menepuk pundakku dan menunjukkan senyum lebarnya.
Kak Dito kembali ke kelasnya, dan kami pun berkumpul dulu di tangga dekat ruang BK.
"Guys, cukup ya.. Masa kalian nggak bosen-bosen sih, maksiat terus-terusan gini?"
"Ya capek juga sih. Masalahnya, nanti sanggup apa enggak kalo kita hidup normal. Kita kan udah kebiasaan jadi anak nakal." Jawab Mario.
"Pasti bisa lah.. kalian lihat sendiri kan, aku udah berhenti mabuk-mabukan akhir-akhir ini? Dan aku sekarang mulai terbiasa tanpa itu semua. Tolong ya, kalian usahain sebisa-bisanya. Kasihan orang tua kalian yang udah susah-susah biayain kalian," Aku memberi arahan.
"Iya juga ya, kenapa aku bisa segoblok ini sih?" Sesal Nadin.
"OKE. Aku pasti bisa berubah! Bismillahirrahmanirrahiim!!" Seru Dimas.
"Pokoknya gaada lagi yang namanya ke bar malem-malem, gaada yang namanya mabuk-mabukan." Irene pun mulai mengerti.
Satu per-satu mulai sadar, Alhamdulillah akhirnya bisa menyadarkan mereka.
Dan tanpa kita semua sadari,
"Tunggu tunggu, INI KAN JAM NYA PAK EDI?! KOK MALAH SANTAI-SANTAI SIH?!" Ucap Dimas.
Bodohnya aku malah mengajak mereka untuk berkumpul. Mereka juga sih, kenapa nggak ada yang ngingetin dari tadi?
DUH GUSTIII😩TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
Bring Me Back [COMPLETED]
JugendliteraturHai, namaku Mila. Kata orang-orang, masalah itu untuk dihadapi, bukan dihindari. Tapi bagiku, masalah itu lebih baik jika dinikmati saja. Karena semua yang indah akan datang dengan sendirinya. Namun, seiring berjalannya waktu, banyak yang berubah da...