#16 Aku datang bagian 2

71 7 2
                                    

"Tapi ada salah satu anaknya guru dari sekolah ini yang dulu pernah jadi sahabatnya Alena," ucap ibu kantin.

"Sudah lulus?"

"Ya iya lah"

"Saya boleh minta tolong, antarkan saya pada guru itu?"

"Boleh neng, yuk"

"Eh eh, tunggu duluu.. anak itu namanya siapa?"

"Kalo ngga salah inget sih, namanya itu, Iris"

Ibu kantin tadi pun mengantarkanku untuk bertemu dengan guru tersebut. Aku menunggu di kursi depan ruang guru, sedangkan si ibu masuk ke kantor untuk memanggilkan.

Tak lama kemudian, si ibu pun keluar bersama guru itu. Wanita. Berarti ibunya.

"Itu bu, anaknya" ucap ibu kantin pada bu guru.

Aku pun berdiri dan bersalaman pada bu guru, lalu kami pun duduk bersebelahan dan mulai berbincang-bincang. Soal ibu kantin, dia kembali ke asalnya.

"Bu guru ini, ibunya Iris?" Tanyaku

"Iya nak, panggil saja bu Lila. terus kamu ini, anak sini bukan ya?"

"Oh bukan bu, saya kesini pengen cari info tentang alumni yang namanya Alena."

"Alena? Alena bukannya sahabat anak saya itu ya? Kamu kok bisa tau saya ibunya Iris?"

"Dari ibu kantin tadi bu. Saya cuma pengen nanya sama anak ibu, dimana Alena tinggal. Atau barangkali bu Lila tau?"

"Saya dulu pernah menjemput Iris dirumah Alena, cuma saya agak lupa-lupa gitu. Tapi sebentar. Kamu ini, siapanya Alena?"

"Sepertinya, saya adiknya."

"Hah?"

"Itu bu, saya dari lahir memang tidak pernah kenal dengan sosok Alena. Dan kali ini saya sudah mendapatkan info, kalau ternyata Alena itu kakak saya.

"Hah?"

'Apasih, hah heh hah heh mulu' batinku.

"Ceritanya panjang lah bu. Mm, saya boleh minta nomor wa nya iris?"

"Tidak perlu, sekarang juga saya antarkan kamu kerumah saya. Mumpung Iris kuliahnya sedang libur, jadi dia ada dirumah."

"Memangnya ibu nggak ada jam?"

"Tadi ada, jam pertama sama kedua. Sekarang udah kosong kok.

"Ini beneran nggak ngerepotin?"

"Hei, kita kan baru pertama ketemu. Saya juga belum paham kamu ini siapa. Daripada nanti saya kasihin nomernya Iris malah kamu terror."

"Saya bukan orang jahat kok bu, sumpah, saya cuma mau cari info"

"Yasudah lah, kita berangkat sekarang saja"

Bu Lila benar-benar membawaku kerumahnya dan bertemu dengan Iris. Kami pun mulai berbincang-bincang.

"Siapa mah?" Tanya Iris pada bu Lila

"Namanya Mila, dia butuh bicara sama kamu. Nanti juga kamu bakal tau, dia siapa. Mama mau masuk dulu," ucap bu Lila.

Aku bersalaman dengan kak Iris, lalu dia mempersilakan ku untuk duduk.
Aku pun mulai bercerita dari awal, termasuk bagaimana aku bisa tau kalau Alena adalah kakakku, dan setelah aku tanya tentang alamat kak alena,

"Kebetulan, dari seminggu yang lalu saya pulang, saya belum ketemu Alena sama sekali. Gimana kalo kamu bareng saya aja?"

"Tapi ngerepotin nggak nih?"

"Ya engga lah, santai aja. Tapi aku harus izin mama dulu sih, tunggu,"

Kak Iris pun meminta izin pada mamanya. Dan ternyata kami diizinkan pergi.

"Bagaimana? Berangkat sekarang?" Tanya Iris.

"Yuk"

Kami berdua pun berangkat menggunakan mobil, kak Iris yang menyetir. Jadi keluarga bu Lila itu sangat berkecukupan. Rumah mewah, punya mobil 2, motor kalo ngga salah juga ada 4. Uwu banget sih..

Rumah kak Alena dengan kak Iris cukup jauh. Setelah sekitar 30 menit perjalanan, kami pun sampai.

Kami disambut oleh ayah kak Alena, ayah tiri ku juga sih.

"Eehh, Iris!!!" Seru ayah.

"Hai om, lama nggak ketemu" balas kak Iris sambil menjabat tangan ayah.

"Ini siapa, ris?"

"Mmm, nanti Iris ceritain deh om.. Boleh masuk nggak ini?"

"Booleh dongg"

Kami pun masuk, kak Iris yang memperkenalkanku dengan ayah. Termasuk dia juga yang membantuku untuk bercerita tentang semuanya:)

"Jadi kamu ini, anaknya Ratih?"

Ratih adalah nama mamaku.

"Iya.."

"Berarti kamu ini, anak tiri saya?"

Aku hanya mengangguk. Dan untuk meyakinkan, aku langsung mengambil buku yang dibuat oleh mama, lalu kuberikan pada ayah. Memang, ayah tidak mengetahui tentang buku itu, namun semoga saja dari sampulnya itu bisa benar-benar langsung meyakinkan ayah.

Sungguh diluar ekspektasi.. yang terjadi adalah,

TBC...

Bring Me Back [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang