#17 Rencana untuk bertemu

64 8 0
                                    

"Lalu, ada kepentingan apa kamu datang kesini?" Ucap ayah dengan judesnya.

Jlebbb

"Mila ingin bertemu dengan kakak, yah"

"Saya bukan ayah kamu, jangan panggil saya ayah."

Mengapa sakit sekali, Tuhan?

Kukira, beliau akan terbuka dengan kedatanganku, sekalipun aku bukan anak kandungnya. Ternyata tidak. Harapanku pupus.

"Tapi tolong izinkan Mila bertemu dengan kakak."

"Kamu tidak perlu menganggap anak saya sebagai kakak kamu. Mendingan kamu pulang, dan urusi ibu kamu yang tukang selingkuh itu"

Saking emosinya, akupun menggebrakkan meja

"APA MAKSUD BAPAK?"

"Mila, sabar mila" ucap kak Iris menenangkan.

"Kamu sama ibu kamu itu sama saja. Keras. Selalu saja berani melawan saya."

"MEMANGNYA BAPAK INI SIAPA HA?" Bentakku penuh emosi

"CUKUP! PERGI KALIAN DARI SINI!"

Sudah cukup. Sebenarnya masih banyak yang bisa aku ucapkan untuk membela diri. Namun yasudahlah, daripada memperpanjang masalah.

Aku dan kak Iris berdiri dari kursi, dan hendak meninggalkan ruangan itu.

Namun sebelum kami sampai di pintu depan,

"Ada apa ini? Iris? Ada apa ini kok ribut-ribut?" Ucap seorang perempuan.

"Biarkan mereka pergi, Alena" ucap si bapak.

Oh, ternyata dia Alena, kakakku..

"Memangnya ada apa ayah?"

"Dia ngaku-ngaku kalau dia itu adikmu"

"Saya jujur kok. Dan tujuan utama saya kesini sebenarnya hanya untuk bertemu dengan kakak saya, bukan dengan anda. Tapi karena dari awal saya sudah disambut dengan buruk, sekalian tak usah saja lah. Permisi." Aku pun pamit dengan penuh amarah.

Tetapi,

"Tunggu! Jelaskan pada saya, apa yang sebenarnya terjadi. Kita berbicara diluar saja," pinta kak Alena.

Aku pun menceritakan semuanya dengan sangat jelas dan lengkap. Buku itu juga kuberikan. Kak Alena mulai berkaca-kaca ketika menerima buku itu dari tanganku.
Entah terharu karena namanya dikenang disana, atau terharu karena tidak bisa membaca tulisannya.

"Aku pengen ketemu sama mama.." ucap kak Alena rintih.

"Ayok!" Jawabku dengan semangat:v

"Sstt dek! Tau sendiri kan tadi ayah kalian kek gimana?" Kak Iris memperingatkan:/

"Bukan ayah saya kak" jawabku kesal.

"Heh gaboleh gitu.. dosa!" Ucap kak Iris lagi.

"Orang dianya sendiri yang nyuruh saya durhaka," bantahku.

"Sudah sudah! Aku gamau tau, aku pengen ketemu mama," kak Alena memohon dengan sangat..

"Ya tapi masalahnya ada di ayah kamu Len, gimana dong? Apa punya rencana? Biar aku bantu.." Kak Iris pun turut bingung

"Ngga peduli, aku harus kabur," dengan sedikit berbisik

"JANGAN! Kualat, baru tau rasa!" Ucap kak iris.

"Gimana sih kamu ini? Katanya mau bantuin,"

"Ya nggak gitu juga caranya, dodol!"

"Udahlah, males mikir, kabur aja praktis.. kalo gamau bantuin yaudah"

"Yaudah deh, terserah kamu aja"

Aku hanya bisa terdiam pasrah sedari tadi. Jika itu maunya kak Alena, ya mau bagaimana lagi

"Oke, jadi~~"

Belum sempat kak Alena menjelaskan, tiba tiba ada seorang lelaki remaja yang sepertinya habis pulang dari sekolah, kami pun terdiam sejenak. Ia langsung masuk begitu saja, tanpa bersalaman. Melirik saja tidak.

Ingin kutanyakan pada kak Alena, siapa dia. Tapi tak sempat. Kak Alena sudah terlanjur mengemukakan rencananya. 'Apa mungkin itu adiknya kak Alena?' 'Gimana sih ini?' Batinku.

"Jadi gini, Ayah sama Gamma biasanya jam 10 udah tidur. Tolong nanti kalian jemput aku setengah sebelas. Eh Mila, kamu kesini nginep dimana?"

'Oh, ternyata yang tadi itu namanya Gamma' Batinku.

"Aku nyewa penginapan sih kak"

"Oke, nanti Iris tolong anterin aku pulang ke penginapannya Mila."

"Seenaknya aja kalo ngomong, gua jam 10 keatas mana boleh keluar," ucap kak Iris

"Ya lo coba izin dulu lah, siapa tau dibolehin"

"Gamau, udah pernah kejadian. Gua pulang pulang pintu dah dikunci, alhasil gua tidur bareng pembantu di kamar belakang, untung si bibi belum tidur."

"Paansi gapenting tau ngga, itupun masih baik lu tidurnya dikasur kan?"

"Ya tetep aja gua gamau."

Daripada diem ga guna, mending aku berpendapat aja lah, siapa tau diterima.

"Mila pesenin taksi online aja ya kak? Pulang pergi.."

"Boleh juga tuh," kak Alena menyetujui.

"Nahh gitu dong, peka.." ucap kak Iris lega.

"Oh iya, gua cabut dulu ya, gua lupa kalo ada janji sama sodara gua buat ke mall"

"Aku juga pamit ya kak, tapi bentar aku pesen taksi online dulu plus nunggu juga," pamitku.

"Ngapain pake taksi online segala? Bareng aku aja lah, lagian pergiku juga masih nanti kok," kak Iris menawarkan.

"Seriusan ini?"

"Iya lahhh"

"Yaudah, kita cabut dulu ya len," ucap kak iris lagi.

"Iya hati-hati.. Jangan lupa buat nanti malem ya Mil, aku tunggu"

"Siap kak"

TBC...

Bring Me Back [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang