#23 Tidak Menyangka

38 6 6
                                    

Benar-benar hari yang membosankan. Gea pun terlihat acuh tak acuh saat mendengar curhatanku. Iya sih, mana ada orang yang sedih waktu orang yang dia sayang lagi berantem sama pacarnya (?)

Aku masih mencoba dan terus mencoba memperbaiki semuanya, dan tetap saja tidak dibalas.

Aku masih mencoba dan terus mencoba memperbaiki semuanya, dan tetap saja tidak dibalas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia sempat mengetik, tapi nggak jadi. Mungkin dia mau mutusin tapi kehabisan kuota? Atau mungkin dia masih ragu?

Menyedihkan..🙂

Sudah tiga hari aku menolak bicara pada kakak, dan malam ini dia menghampiriku di ruang tamu dengan muka yang penuh penyesalan..

          "Dek" ucapnya sendu.


          "Maafin kakak.." pintanya untuk yang kesekian kali.

          "Jadi sebenarnya, kakak memang ada hubungan keluarga dengan~~" belum selesai bicara, aku langsung memotong pembicaraannya.

          "Nggak perlu cerita, Mila udah tau," timpalku dengan nada meninggi.

          "Kakak nggak bermaksud~"

          "NGGA BERMAKSUD GIMANA? UDAH JELAS JELAS KAKAK SENGAJA BILANG GITU."

Aku langsung pergi meninggalkannya dan kembali mengurung diri di kamar.

◇◇◇

Keesokan harinya, sesuatu yang aku khawatirkan terjadi.

// beberapa menit sebelum Mila datang //

Gea POV

Gea sedang berada di depan kelas, lalu tiba-tiba dia melihat Cakra yang sedikit berlari dari kejauhan.

Tanpa ada rasa ragu, Gea langsung menepuk pundak Cakra dan menyuruhnya untuk berhenti.

          "Cakra tunggu!"

          "Ada apa?" Jawab Cakra.


          "Kamu mau kemana? Ke kelas Mila?"

Cakra hanya diam dan hanya memperlihatkan raut muka yang terlihat seperti berkata iya.

Gea mengajak Cakra untuk duduk di kursi depan kelas Gea. Ia menanyakan untuk apa Cakra ke kelas Mila. Dan ternyata, Cakra masih mau memberi kesempatan untuk yang kedua kali, dan Cakra juga yakin bahwa Mila tidak mungkin berniat untuk melanjutkan dendam kakaknya itu.
Namun semuanya tertahan oleh ucapan busuk Gea. Ternyata Gea memiliki niat untuk balas dendam perihal kejadian lalu dimana Mila meninggalkannya demi sahabat sahabatnya yang baru. Kali ini, ia ingin menghancurkan hubungan Mila dan Cakra, lalu merebut Cakra dari Mila.

Ada beberapa fitnah yang Gea ceritakan tentang Mila.

Pertama, ia bilang bahwa Mila memang benar bersekongkol dengan kakaknya.

Kedua, Mila selalu memaksa Gea untuk memberikan apa yang dia minta, padahal kenyataannya tidak.

Ketiga, dalam persahabatan mereka berdua, selalu saja Mila yang ingin menang sendiri.

Dan ada beberapa keburukan lain yang ia ceritakan kepada Cakra. Dan Cakra percaya-percaya saja dengan apa yang dikatakan Gea.

Gea bercerita sambil memperlihatkan akting menangisnya seolah-olah ia benar-benar tersakiti karena sahabatnya tersebut. Gea melihat Mila berjalan menuju kelas, dan ia langsung memeluk Cakra dengan erat.

Mila yang sadar akan posisinya yang sedang ada masalah dengan Cakra pun menahan untuk memergoki mereka berdua. Ia langsung masuk ke kelas dengan hati yang hancur. Ia tidak menyangka bahwa Gea bisa se-nekat itu.

Mila POV

Kali ini, aku benar-benar kecewa dengan mereka berdua. Ternyata semudah itu Cakra melupakanku. Semudah itu dia tertarik pada perempuan lain. Andai saja hari itu aku tidak memaksa Cakra untuk datang. Yang kuharap, ia bisa lebih dekat dengan mama dan kakak. Namun ternyata ini yang terjadi.

Aku harus segera bangkit, Cakra tidak jauh berbeda dari laki-laki lainnya. Tidak jauh berbeda dari Dito. Kejadian manis hanya berlalu sekejap, yang namanya kenangan akan tetap menjadi kenangan. Namun, mengapa kecewa ku tidak mengubah apapun? Aku masih tetap mencintainya.

--

Seseorang mendatangiku dan duduk tepat didepanku.

          "Gimana? Gue hebat kan?"

          "Hebat? Sejak kapan lo jadi pelakor kek gini?"

          "Lo egois Mil! Lo selalu curhat segalanya tanpa ngertiin gimana perasaan gue. Gue nangis ngebayangin sebahagia apa lo sama Cakra, sedangkan gue juga ada perasaan sama dia!"

          "Gimana caranya gua bisa tau kalo lo nggak pernah cerita? Lo nunggu gua nanya? Gua udah sering kepoin perasaan lo tapi lo nggak pernah mau ngaku. Dan sekarang apa? Lo mau ngerebut Cakra gitu aja? Lo nyuruh gua ngalah gitu aja? Elo yang egois Ge!"

          "Dasar nggak tau diri! Udah ilang rasa bersalah lo waktu itu? Udah lupa sama semuanya iya?"

          "Apa?"

          "Kejadian dimana lo ninggalin gue demi sahabat-sahabat baru lo. Gua nggak akan pernah lupain itu, dan lo tau? Sejauh ini rencana gue lancar dan tinggal nunggu gimana hasilnya. Gua nggak akan semudah itu maafin semuanya sebelum gua berhasil balas dendam ke lo. Paham?!"

Gea langsung meninggalkanku dengan ekspresi penuh amarah. Ku kira Gea benar-benar bisa memaafkanku saat itu, tenyata ia masih mengungkit-ungkit hal itu kembali. Lantas apa yang ia telah katakan kepada Cakra?

Aku benar-benar merasa hancur sekarang. Bahagiaku hilang seketika. Dan kurasa, aku memang harus segera menjauhi Cakra dan merelakannya untuk Gea. Aku tidak ingin persahabatanku hancur hanya karena masalah cinta segitiga.

TBC...

Bring Me Back [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang