Akhirnya setelah dua jam membahas tentang teks drama, murid-murid bisa beristirahat kala lonceng tanda waktunya istirahat telah tiba. Seluruh murid berbondong-bondong keluar dari kelas menuju ke kantin untuk mengisi perut yang sedari tadi minta diisi.
"Ra, ke kantin yuk. Gue lapar banget kalau habis pelajaran bahasa." Dila mengajak Sera yang masih anteng duduk di kursinya.
Tiba-tiba suara laki-laki memanggil Dila dari ambang pintu."Dila sayangku, ayo ke kantin." Ucap Akbar berjalan kearah Dila yang sedang berbicara dengan Sera.
"Lo pergi sama pacar Lo aja deh, gue nitip soto Bu Iin sama Thai tea yang di ujung kantin." Sera berucap sambil mengeluarkan uang dari dalam sakunya.
Awalnya Dila menolak, tapi ia tidak bisa menolaknya ketika Sera mengeluarkan permohonan yang sungguh menjengkelkan."lo nggak asyik, ih," Dila memberenggut,"ya udah gue ke kantin dulu ya."
"Iya, jagain soto gue baik-baik ya! Awas kalau Sampai tumpah." Teriak Sera ketika Dila sudah berada diujung pintu.
Tapi langkah Dila harus terhenti ketika Akbar menyuruhnya untuk berhenti sebentar. "Ini Fino? Fino dirgantara Samudra, kan?" Ucap Akbar ketika melihat seorang laki-laki yang baru ingin memasuki kelas.
"lo siapa?" Tanya Fino mengangkat alisnya.
"Lo lupa sama gue?" Akbar menunjukkan wajah tak percaya nya. "Ini gue Akbar Alfarizqi Fawwas, Lo lupa sama gue?"
Fino mencoba mengingat-ingat siapa laki-laki didepannya ini." lo Akbar yang dikejar-kejar cewek itu?"
Dila yang mendengar perkataan Fino barusan langsung mencubit pinggang Akbar gemas. Dila menatap tajam seakan meminta penjelasan.
"Akhirnya Lo ingat, gue kira lupa." Kata Akbar menyalami Fino dengan gaya ala-ala cowok keren sambil mencoba melupakan rasa sakit akibat cubitan Dila.
"Kenalin ini pacar gue, Dila." Akbar memperkenalkan Dila kepada Fino.
Fino mengangguk tanda mengerti."Kalau gitu gue ke kantin dulu ya,bro." Ucap Akbar kemudian menarik Dila untuk mengikutinya berjalan ke kantin dan meninggalkan Fino yang berjalan masuk kedalam kelas.
Fino berjalan santai dengan tangan kanan yang berada didalam saku celananya. Ia berjalan ke arah tempat duduknya.
Sera yang merasakan ada orang yang duduk disampingnya pun menoleh. Suasana canggung sangat terasa diantara Sera dan Fino. Sera bingung apakah ia harus sok akrab dengan laki-laki disampingnya itu atau hanya diam saja.
Ia sangat bingung sekarang."Kenalin nama gue, Sera," ucap Sera sambil mengulurkan tangannya kepada Fino.
Fino menoleh sekilas."Lo pasti udah tahu nama gue." Kata Fino ketus.
Sera yang diabaikan menarik lagi tangannya."sombong banget sih." Ucap Sera pelan
"Apa lo bilang?!" Fino berucap sambil menatap tajam Sera.
Sera gelagapan ketika ditatap tajam oleh Fino."enggak kok, nggak ada apa-apa."
"Denger ya! Selama lo duduk sama gue, lo jangan berisik. Kalau lo berisik, lo silahkan pindah kelas kalau perlu pindah sekolah sekalian." Fino berucap seperti sedang mengintimidasi seseorang.
Sera mengangguk cepat. Dalam hati Sera terus berkata ternyata tak hanya namanya yang dingin, tetapi orang nya juga, dingin seperti Pino es cup. Yap, Pino es cup sangat cocok disematkan untuk orang seperti Fino.
Tak lama Akbar dan Dila kembali dengan membawa makanan. Dila meletakkan pesanan Sera diatas meja Sera."nih, makan."
Sera menghirup soto yang mengeluarkan bau yang sangat menggoda."makasih Dila." Setelah itu Sera memakan soto Bu Iin dengan lahap.
•••
Tiga puluh menit telah berlalu. Lonceng tanda masuknya pelajaran selanjutnya telah berbunyi. Sera meneguk habis Thai tea yang tinggal setengah itu sampai habis.
"Selamat siang anak-anak," sapa Bu Rit saat memasuki kelas.
"Siang buk," jawab murid-murid bersamaan.
"Kemaren kita sudah membahas tentang hukum Newton, kan? Sekarang kita latihan saja. Buka buku LKS halaman 42 kerjakan di buku latihan." Ucap
Bu Rit tanpa memperdulikan wajah murid-muridnya yang langsung tertunduk lemas.
Sera membuka buku LKS nya lalu mengeluarkan buku latihan dari dalam tasnya tak lupa sekalian mengambil pena. Sera melihat Fino mendekatinya, bahkan Fino langsung menarik buku Lks milik Sera untuk berada ditengah-tengah antara dirinya dan Sera.
"Ih nggak sopan banget sih langsung narik buku orang. Kalau mau pinjem tuh bilang dulu,kalau orang itu izinin baru lo boleh ngambil" ceramah Sera pada Fino.
Fino menggaruk tengkuknya." Gue pinjam buku lo, gue belum dapet buku."
Sera mengangguk baru lah Fino mengerjakan soal yang tertera di dalam buku LKS itu.Sera diam tak tahu harus berbuat apa. Jujur saja ia sama sekali tak mengerti dengan soal-soal yang berada di dalam Lks itu. Sera melihat kearah Fino yang sedang mengerjakan soal fisika dengan santainya. berbeda dengan Sera yang sudah pusing deluan hanya karna melihat soal-soal yang bahkan ia belum lihat dengan teliti.
"Fino, soalnya gampang ya?" tanya Sera pada Fino yang masih mengerjakan soal dengan santainya seakan tidak ada masalah apa-apa.
"Lihat aja sendiri." jawab Fino tanpa mengalihkan pandangannya dari soal-soal yang tengah ia kerjakan.
Sera melihat soal-soal itu dengan seksama bahkan Sera semakin mempertajam penglihatannya agar ia dapat melihat dengan jelas. Ia meringis saat melihat soal-soal itu. Soal-soal yang penuh dengan angka dan rumus-rumus yang membuatnya pusing.
"Gila, ini tuh susah banget. Gue nggak pernah ngerti sama soal yang beginian." Ucap Sera jujur dengan apa yang ia katakan.
Fino menoleh kearahnya dengan tatapan remeh."Lo tahu itu artinya apa?"
"apaa? Kok gue nggak tahu." jawab Sera menggelengkan kepalanya.
"Artinya lo bego Oon!" Ucap Fino sarkas.
Jlebb!
KAMU SEDANG MEMBACA
Serafino (END)
Teen FictionTeruntuk kamu, Fino Dirgantara Samudra. si cowok dingin yang susah senyum dan sinis. "aku... mencintaimu." Serabella putri adinata ini adalah cerita seorang gadis SMA dengan segala cara agar bisa meluluhkan hati Fino yang sedingin kutub Utara. ya...