17. jangan pergi

80 20 48
                                    



Dengan cepat Fino berlari kearah Sera. "Lo bisa Hati-hati nggak sih?!" Ucap Fino mengusap jari Sera sesekali meniupnya pelan.

"Lo bisa nggak sih gak usah ngegas mulu kalau ngomong sama gue?" Balas Sera tak mau kalah.

Fino mendengar perkataan Sera langsung mengangkat kepalanya dan menatap mata Sera tajam. "Karena gue khawatir," setelah mengucapkan kalimat itu Fino berlalu dari hadapan Sera.

Sera terdiam sesaat mendengar jawaban Fino, ia melihat Fino yang berjalan menjauhinya dan mulai membangun tenda lagi.

Sera menghampiri Fino yang mulai membangun tenda lagi. "Maaf soal tadi dan makasih ya udah mau khawatir." Ucap Sera melembutkan suaranya. "Gue harus bantu apa?" Sera kembali menawarkan dirinya untuk membantu Fino.

"Gue bisa sendiri." Jawab Fino ketus.

"Tapi gue maunya berdua," Sera tak mengindahkan ucapan Fino.

Fino hanya menghela napas berat untuk kesekian kalinya ketika berhadapan dengan cewek satu itu. "Lo pegang tongkat itu, jangan sampai roboh." Ucapnya menunjuk kayu tunggal yang sudah berdiri.

Sera mengikuti tanpa melakukan kesalahan lagi, Sera melihat ke arah Fino yang berkerja sendirian. selang lima menit, tanda pun berdiri dengan kokohnya.

Pak Beni melirik jam di pergelangan nya. "Waktu habis," Teriak pak Beni dengan pengeras suara. "Semuanya harap berkumpul lagi ditempat semula."

Mereka semua mulai berkumpul lagi didepan pak Beni. "Sudah berkumpul semua?" Tanya pak Beni melihat murid-muridnya secara keseluruhan.

"Sudah,pak." Jawab mereka semua serentak.

"Karena kalian semua sudah berkumpul, kegiatan kita hari ini kita tutup dan dilanjutkan pada nanti malam, baiklah cukup untuk hari ini silahkan kalian semua kembali ke kelompok nya masing-masing." Ucap Pak Beni membubarkan mereka semua.

Mereka semua mulai bubar dari hadapan pak Beni sama dengan Sera dan Fino berjalan berdua menuju ke kelompok mereka. Tak ada dari mereka yang membuka suara, yang ada hanya suara keluhan Sera yang terus berucap bahwa ia lelah.

"Lo bisa diem nggak sih?" Akhirnya Fino berucap kesal pada Sera yang berjalan didepannya.

Sera membalikkan tubuhnya cepat. "Bisa, kalau lo gendong gue."

"Ogah." Fino menolak mentah-mentah perkataan Sera.

Tiba-tiba Sera menyunggingkan senyum sinisnya nya dan kemudian--- "Aduh!!" Ringis Sera memegangi kakinya.

Fino yang mendengar ringisa Sera  sontak mendekati Sera. "Kenapa lo?" Tanya Fino.

"Kaki gue sakit banget, nggak tau
kenapa." Ringis Sera berpura-pura.

Fino mengecek pergelangan kaki Sera. Yang sedikit memerah. "Lo masih bisa jalan kan?" Fino bertanya sambil menatap Sera yang meringis itu.

"Bisa tapi sakit banget." Alibi Sera terus berbohong.

"Jadi lo mau apa?" Fino menghela nafas lelah nya menghadapi perempuan Mak Joyah satu ini.

Serafino (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang